Mengatasi Diare pada Anak

Mengatasi Diare pada Anak

Ketika anak yang masih berusia di bawah satu tahun mengalami diare, orang tua harus mencari tahu penanganan yang tepat. Hal ini dikarenakan obat-obatan khusus diare yang banyak dijual di apotek belum boleh dikonsumsi oleh anak di bawah usia satu tahun. Diare bisa menyebabkan anak mengalami dehidrasi sehingga orang tua harus sering memberi cairan pada anak yang sedang menderita diare. 

 

Diet BRATY untuk Mengatasi Diare

Ada diet yang bisa dilakukan untuk mengatasi diare yang dialami oleh anak di bawah usia satu tahun yakni diet BRATY. Jenis diet ini cocok untuk balita dan anak-anak. BRATY merupakan singkatan dari (B)anana atau pisang, (R)ice atau nasi, (A)pple sauce atau sirup apel, (T)oast atau roti panggang dan (Y)oghurt. Beberapa jenis asupan makanan dan minuman tersebut sangat baik dikonsumsi anak. 

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penerapan diet BRATY :

  • Diet BRATY hanya boleh diterapkan untuk bayi yang sudah berusia 6 bulan. Orang tua harus memastikan bahwa bayi sudah dikenalkan dengan susu formula atau MPASI (makanan pendamping ASI). Rasa dan tekstur yang lembut dari beberapa jenis makanan dan minuman dalam diet BRATY sangat bersahabat untuk perut anak yang sedang diare.
  • Apabila bayi masih berusia di bawah 6 bulan, orang tua hanya diperbolehkan untuk menerapkan (B)anana atau pisang dan (R )ice atau nasi maupun nasi yang dibuat dalam bentuk sereal. Dua jenis makanan tersebut sangat baik diolah sebagai solusi untuk mengatasi diare pada bayi di bawah usia 6 bulan. 
  • Yoghurt atau havermut bisa diberikan pada anak dengan menambahkan ASI maupun susu formula dalam jumlah sedikit. Perlu orang tua pahami bahwa yoghurt mengandung acidophilus atau bakteri baik yang sangat bermanfaat karena bisa membantu pencernaan anak menjadi lebih lancar. 
  • Apabila bayi belum mulai mengonsumsi jenis makanan padat, orang tua bisa melanjutkan memberikan susu formula atau ASI. Ketika memberikan yoghurt pertama kalinya, sebaiknya orang tua melihat reaksi anak. Karena sebagian anak memiliki tingkat sensitivitas yang tinggi terhadap yoghurt. 
  • Apabila setelah diberikan yoghurt kemudian anak malah muntah, orang tua harus segera memberikan air putih dicampur dengan gula atau garam maupun jus encer atau oralit. Hal tersebut bisa dilakukan supaya anak tidak mengalami dehidrasi yang bisa membuat kondisi diare menjadi lebih parah.

 

Beberapa Penyebab Diare pada Anak 

Diare tidak hanya dialami oleh orang dewasa saja, namun diare juga sering dialami oleh anak-anak di bawah usia satu tahun. Pada orang dewasa, diare terjadi setelah makanan yang dikonsumsi mengandung kontaminasi bakteri karena kurang matang maupun telah melewati tanggal kedaluwarsa. Sementara itu, diare pada anak-anak bisa disebabkan karena beberapa hal berikut ini :

  1. Infeksi jamur atau parasit 

Makanan dan minuman yang mengandung kontaminasi parasit atau jamur juga bisa menyebabkan diare. Salah satu jenis parasit penyebab diare adalah diardia duodenalis. Bahan makan maupun air yang terkontaminasi jamur atau parasit bersumber dari proses pengolahan, persiapan, produksi, penyimpanan, maupun pengiriman. 

          2. Infeksi virus 

Selain bakteri, infeksi virus juga bisa menyebabkan diare. Ada dua jenis virus penyebab diare yakni norovirus dan rotavirus. Diare karena infeksi virus bisa terjadi karena mengonsumsi makanan atau minuman tidak higienis maupun melakukan kontak dengan penderita diare. Diare yang dialami bayi dan anak-anak biasanya disebabkan karena infeksi rotovirus. 

          3. Infeksi bakteri 

Ada beberapa jenis bakteri yang bisa menyebabkan anak-anak mengalami diare antara lain bakteri E. coli atau Escherichia coli, salmonella, shigella, camplylobacter, dan vibrio cholerae. Biasanya bakteri masuk ke dalam tubuh melalui makanan maupun minuman tidak higienis. Makanan yang kurang matang seperti ikan, daging, dan sayuran juga mengandung bakteri.

 

Jenis Diare yang Dialami Anak

Penyakit diare termasuk gangguan pencernaan yang umum dialami oleh anak-anak yang berusia di bawah lima tahun. Kondisi diare pada anak-anak dapat dikenali seperti diare pada orang dewasa dimana feses menjadi lunak hingga encer. Kondisi tersebut biasanya berlangsung selama 1-2 hari dan dapat hilang sendiri. Namun, jika kondisi tersebut berlangsung dua hari lebih, bisa jadi masalah serius.

Anak-anak bisa mengalami dua jenis diare berikut :

  1. Diare akut atau jangka pendek 

Jenis diare ini berlangsung selama 1-2 hari dan bisa berhenti sendiri. Anak-anak yang mengalami diare akut biasanya disebabkan karena mengonsumsi makanan maupun minuman yang mengandung kontaminasi bakteri. Ketika mengalami diare akut, orang tua bisa menerapkan diet BRATY untuk anak-anak agar kondisinya cepat pulih. 

          2. Diare kronis atau jangka panjang 

Di samping diare akut, ada jenis diare kronis yang dialami oleh anak-anak. Jenis diare ini berlangsung lebih lama dibandingkan dengan diare akut, bahkan bisa sampai beberapa minggu. Jika anak-anak mengalami diare kronis, orang tua harus segera memeriksakan anak ke dokter karena kemungkinan ada masalah kesehatan lain yang lebih serius. 

 

Gejala Diare yang Dialami Anak

Baik diare akut atau kronis, anak-anak yang mengalami kedua jenis diare tersebut akan merasakan perut sakit hingga kram. Setelah itu, feses anak akan lebih lunak dan encer dibandingkan dengan feses ketika kondisi normal. Ada juga beberapa gejala yang dialami oleh anak ketika menderita penyakit diare antara lain :

  • Selera makan berkurang 
  • Demam 
  • Berat badan menurun
  • Nyeri yang dirasakan di bagian rektum
  • Sakit perut disertai dengan kembung 
  • Sering bolak-balik ke kamar mandi karena terus-menerus harus mengeluarkan BAB
  • Dehidrasi 
  • Mual dan muntah 

Saat menderita diare, kemungkinan anak juga akan mengalami dehidrasi karena kekurangan asupan cairan. Orang dewasa yang sedang menderita diare mayoritas akan merasa sangat lemas karena diare menyebabkan dehidrasi. Anak-anak pun juga mengalami hal demikian. Di bawah ini merupakan beberapa tanda dehidrasi yang dialami oleh anak ketika mengalami diare :

  • Energi menurun dan mudah mengantuk
  • Lebih rewel dibandingkan biasanya 
  • Cepat merasa haus 
  • Jarang BAK (buang air kecil)
  • Mulut dan bibir menjadi kering 
  • Lemas 

 

Parenting Club untuk Membantu Orang Tua dalam Mengatasi Diare pada Anak

Orang tua pasti merasa tidak tenang ketika anaknya sedang sakit. Penyakit diare memang umum terjadi pada anak-anak, namun beberapa gejala diare kronis membuat orang tua tidak bisa tenang sehingga harus melakukan beberapa cara agar anaknya bisa segera sembuh. Sebagai solusinya, orang tua bisa bergabung dengan parenting club yang profesional yakni Dr. Brown’s Indonesia.

Pada parenting club Dr. Brown’s Indonesia, segala informasi terkait kesehatan anak dan hal lainnya terkait anak-anak bisa didapatkan secara up-to-date. Bahkan, orang tua bisa belajar untuk menerapkan tips-tips dalam menjaga kesehatan anak melalui parenting club tersebut. Beberapa tips bisa diterapkan dalam kehidupan sehingga akan sangat membantu orang tua ketika berusaha menjaga kesehatan anaknya.

5 Tips Memilih Pompa ASI Manual Terbaik 2019
Mengapa Botol Susu Dr. Brown's Direkomendasikan oleh Para Dokter Anak?
fungsi pipa-min
Apa Kegunaan Internal Vent System?

Cara Mengatasi Balita yang Susah Makan

Cara Mengatasi Balita yang Susah Makan

Anak yang menginjak usia balita memang sedang dalam masa aktif-aktifnya. Usia balita bisa dikatakan sebagai ‘usia emas’ karena di usia tersebut anak-anak selalu penasaran dengan hal yang baru. Mereka sering mengikuti setiap hal yang dilakukan oleh orang tuanya sehingga orang tua sebaiknya mencontohkan hal yang baik. Di sisi lain, balita juga kerap susah makan karena alasan tertentu. 

Beberapa Gejala Balita yang Susah Makan 

Saat anak sedang aktif-aktifnya, pastinya setiap orang tua ingin anaknya selalu lahap ketika makan. Namun, terkadang orang tua malah merasa khawatir karena anak balita mereka susah makan, tidak seperti biasanya. Padahal, di ‘usia emas’ tersebut, kebutuhan nutrisi anak harus selalu terpenuhi. Ada beberapa gejala yang dapat dilihat ketika anak mengalami susah makan antara lain :

  1. Memuntahkan makanannya 
  2. Menutup mulut ketika sedang disuapi maupun ketika anak menyendoki makanan 
  3. Memalingkan kepalanya kemudian menjauhi makanan tersebut 
  4. Menjauhkan sendok dengan tangannya saat sedang disuapi 

Balita yang sedang mengalami beberapa gejala susah makan di atas menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi orang tua karena anak menjadi picky eaters atau sering pilih-pilih makanan. Biasanya kondisi ini ditandai dengan anak yang selalu makan makanan favoritnya terus-menerus kemudian tiba-tiba menunjukkan gejala di atas. Oleh karena itu, orang tua harus mencari tahu apa penyebabnya. 

Penyebab Balita Menjadi Susah Makan 

Apabila balita menunjukkan beberapa gejala susah makan di atas, orang tua sebaiknya mencari tahu apa sebenarnya yang mendasari balita menjadi susah makan. Ada beberapa alasan yang menjadi penyebab dari balita yang mengalami kondisi susah makan. Untuk cara mengatasinya pun juga disesuaikan dengan penyebabnya. Berikut beberapa penyebab yang membuat anak susah makan :

  1. Mengalami masalah kesehatan tertentu 

Sama seperti orang dewasa, ketika mengalami suatu masalah kesehatan, nafsu makan akan menurun bahkan tidak ada keinginan untuk makan sama sekali. Beberapa masalah kesehatan yang bisa menyebabkan anak menjadi susah makan antara lain sakit perut, flu, anemia, sariawan, radang tenggorokan, demam dan lain sebagainya. 

Agar nutrisi anak tetap terpenuhi, sebaiknya orang tua membawa anak ke dokter ketika kondisinya tidak berangsur membaik setelah seminggu lebih. Setelah anak sembuh dari sakit pun, nafsu makannya belum sepenuhnya kembali dan lidahnya masih terasa hambar. Dalam kondisi ini, orang tua tidak boleh memaksakan anak untuk menghabiskan makanannya. 

          2. Tidak bisa fokus dengan makanannya 

Balita sering lebih fokus dengan apa yang sedang dilakukannya daripada apa yang ada di sekitarnya. Hal ini bisa terjadi ketika anak sedang fokus bermain, menonton TV atau kegiatan lainnya. Saat sedang disuapi, pikiran mereka akan lebih fokus dengan mainannya, TV, atau hal lain yang dilakukannya. Kondisi tersebut membuat anak menjadi susah makan. 

          3. Alergi makanan 

Anak-anak bisa juga susah makan karena menghindari makanan tertentu. Jika orang tua sering memberikan makanan yang bervariasi, ada sisi positifnya dimana orang tua menjadi tahu apakah anak memiliki alergi dengan makanan tertentu. Gejala alergi yang ditunjukkan seperti anak merasa gatal di area sekitar mulut atau anak mengalami sesak napas. 

          4. Tidak suka tekstur makanan tertentu 

Anak balita sangat sensitif dengan tekstur makanan. Sehingga sebagian balita selalu menolak makanan tertentu karena teksturnya yang tidak mereka suka. Jika anak menolak diberi makanan tertentu dalam beberapa hari, kemungkinan besar anak tidak menyukai tekstur pada makanan tersebut.

          5. Sudah minum susu terlalu banyak 

Untuk mendukung pertumbuhannya, orang tua memang harus menjaga pola makan anak balita mereka dengan menerapkan empat sehat lima sempurna. Susu termasuk di dalamnya karena bisa menambah energi anak sehingga selalu aktif beraktivitas. Jika anak sebelumnya sudah minum banyak susu, perutnya telah penuh sehingga menjadi susah makan. 

Dampak Picky Eaters pada Balita 

Anak yang susah makan biasanya menjadi suka pilih-pilih makanan atau sering disebut dengan sebutan picky eaters. Perilaku ini berdampak terhadap kesehatan anak karena resikonya tidak hanya kekurangan gizi saja, namun bisa meluas. Di bawah ini adalah beberapa dampak apabila balita menunjukkan perilaku picky eaters

  1. Masalah komunikasi 

Usia balita merupakan usia dimana anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan dari segala segi. Jika anak terbiasa menjadi picky eaters, ada dampak tertentu terhadap masalah komunikasi. Perilaku tersebut membuat otot motorik oral pada anak menjadi lemah sehingga menyebabkan anak berbicara kurang jelas. 

          2. Masalah emosi 

Karena menimbulkan masalah terkait artikulasi atau kejelasan bicara yang membuat anak kurang jelas bicaranya, maka orang lain menjadi kurang menangkap apa yang disampaikan oleh anak. Hal tersebut bisa menyebabkan anak-anak yang menunjukkan perilaku picky eaters lebih mudah emosi dan marah karena orang lain tidak mengerti ucapannya. 

          3. Masalah sosialisasi 

Ketidakjelasan bicara pada anak juga bisa menimbulkan masalah dalam segi sosialisasi. Di masa balita, anak-anak akan lebih mudah berbaur dengan teman-teman sebayanya dan bermain bersama. Ketika bermain, anak biasanya sering mengobrol dengan teman-temannya. Picky eaters bisa membuat anak kesulitan bersosialisasi karena bicaranya kurang jelas. 

Cara Mengatasi Balita yang Susah Makan 

Saat anak susah makan, orang tua sebaiknya mencari tahu dahulu apa penyebab yang mendasarinya. Karena cara untuk mengatasinya harus disesuaikan dengan penyebab dasar mengapa anak susah makan. Jangan sampai salah menerapkan solusi tertentu karena bisa menyebabkan anak menjadi lebih susah makan. Ada beberapa hal yang bisa menjadi solusi untuk permasalahan tersebut :

  1. Jangan pernah memaksa anak 

Ketika anak susah makan, sebaiknya orang tua jangan pernah memaksakan kehendak supaya anak mau menghabiskan makanannya. Selain itu, orang tua juga tidak menakuti anak menggunakan nada tinggi maupun tutur kata yang keras demi supaya anak mau makan. Sebaiknya orang tua menanyakan dengan lembut apa hal yang menjadi penyebabnya. 

          2. Tidak memberikan makanan cepat saji 

Hampir semua anak balita suka dengan makanan cepat saji antara lain burger, fried chicken, nugget, dan makanan junk food yang lain. Orang tua boleh memberikan jenis makanan tersebut, namun sebaiknya jangan terlalu sering. Solusinya adalah orang tua sebaiknya lebih banyak mengenalkan makanan sehat seperti sayuran atau buah-buahan. 

          3. Mengatur jam makan 

Cemilan dan susu bisa membuat perut anak menjadi lebih mudah kenyang. Sehingga orang tua sebaiknya mengatur jam makan mereka dengan memberikan cemilan dan susu lebih dari 2 jam sebelum masuk jam makan anak. Hal ini dapat menghindari anak merasa kenyang sebelum makan. 

Parenting Club untuk Mendapatkan Beragam Informasi 

Untuk mengatasi anak balita yang susah makan, orang tua juga bisa bergabung dengan parenting club Dr. Brown’s Indonesia. Ada beragam informasi yang bisa didapatkan dari parenting club Dr. Brown’s Indonesia, termasuk tips untuk mengatasi anak balita yang sedang mengalami susah makan. 

5 Tips Memilih Pompa ASI Manual Terbaik 2019
Mengapa Botol Susu Dr. Brown's Direkomendasikan oleh Para Dokter Anak?
fungsi pipa-min
Apa Kegunaan Internal Vent System?

Waspada Panas pada Kaki dan Tangan Anak

Waspada Panas pada Kaki dan Tangan Anak

Memiliki anak yang masih berusia di bawah lima tahun tentu membuat perhatian orang tua lebih ekstra. Bagaimana tidak, usia-usia tersebut merupakan usia anak yang rawan terjangkit penyakit tertentu karena daya tahan tubuhnya masih belum stabil. Terkadang orang tua mendapati anak mengalami panas hanya pada kaki dan tangannya saja, sehingga timbul pertanyaan : demam atau penyakit?

 

Memeriksa Panas yang Dialami Anak 

Dibandingkan dengan bagian tubuh lainnya, beberapa bagian tubuh yang memiliki pembuluh darah cukup banyak seperti dahi, ketiak, telapak tangan dan selangkangan dikenal mempunyai suhu sedikit lebih tinggi. Akan tetapi, panas yang timbul sebaiknya dicek menggunakan termometer, jangan hanya mengambil kesimpulan sendiri dengan meraba bagian tubuh anak yang panas menggunakan tangan.

Dengan penggunaan termometer, tentunya orang tua akan mengetahui apakah panas yang dialami oleh anak termasuk demam yang menunjukkan suhu tubuh tinggi di atas 38 derajat celcius maupun tidak. Apabila memang benar anak mengalami demam, maka biasanya demam tersebut termasuk manifestasi dari adanya infeksi. Demam yang dialami oleh anak balita mayoritas akibat infeksi virus.

Infeksi virus yang dimaksud adalah seperti infeksi akut pada saluran pernapasan atau ISPA. Jika ISPA disertai dengan batuk dan pilek, maka kemungkinan besar anak menderita penyakit flu apabila demamnya tinggi atau salesa (common cold). Saat mengalami infeksi, suhu tubuh anak akan meningkat dan mengalami demam agar kuman atau virus bisa terusir dan memerangi infeksi. 

Biasanya demam yang dialami oleh anak bersifat seperti siklus dan berlangsung dalam waktu minimal 72 jam. Suatu hari akan terjadi pengulangan siklus yang diawali dengan badan menggigil kemudian suhu tubuh akan meningkat dalam beberapa hari lalu turun dengan sendirinya. Setelah kurang lebih berlangsung selama 3 jam, tubuh akan menggigil kembali karena suhu tubuh meningkat lagi. 

Yang perlu orang tua ketahui adalah suhu tubuh anak ketika demam akan lebih tinggi saat malam hari dibandingkan dengan siang hari. Hal ini dikarenakan suhu tubuh manusia memang mengalami peningkatan ketika malam hari meskipun dalam keadaan normal. Sehingga orang tua jangan langsung menyimpulkan bahwa anak mengalami gejala tifus ketika suhu tubuhnya lebih tinggi di malam hari. 

 

Beberapa Pengaruh Perubahan Suhu Tubuh pada Anak 

Kisaran suhu tubuh normal manusia adalah antara 36,5-37,5 derajat. Pengaturan pada suhu tubuh disebut sebagai proses termoregulasi. Pusat dari termoregulasi pada manusia terletak pada hipotalamus, salah satu bagian otak. Pada proses tersebut, proses produksi serta kehilangan panas yang dialami tubuh akan diseimbangkan. Oleh sebab itu, suhu tubuh normal bisa dipertahankan. 

Namun, ada beberapa hal yang mempengaruhi perubahan pada suhu tubuh anak antara lain :

  1. Suhu lingkungan 

Suhu lingkungan mempengaruhi suhu tubuh anak baik lingkungan sekolah, rumah, maupun tempat bermain. Suhu tubuh manusia memang fluktuatif terutama saat malam hari. Terlebih lagi ketika sedang musim pancaroba, suhu lingkungan biasanya akan sering berubah sehingga menyebabkan suhu tubuh anak terkadang panas dan terkadang normal. 

          2. Usia 

Regulasi pada suhu tubuh baik anak maupun bayi cenderung tidak menentu sebelum usia mereka memasuki usia usia pubertas. Pada masa-masa itu, tubuh anak dan bayi lebih sensitif dengan perubahan pada suhu lingkungan. Apabila tubuh mereka terpapar oleh suhu lingkungan yang dingin, suhu tubuh mereka akan mudah menurun. Begitu juga sebaliknya.

          3. Aktivitas 

Anak-anak yang masih berusia di bawah lima tahun cenderung lebih aktif beraktivitas karena di usia tersebut merupakan masa-masa anak senang bermain dan mencoba hal-hal baru. Anak balita senang berlari-larian kesana kemari, memanjat, dan melakukan aktivitas lainnya yang menurut mereka seru. Aktif beraktivitas akan membuat produksi panas pada tubuh meningkat. 

          4. Irama sirkardian 

Suhu tubuh pada manusia memang terbilang fluktuatif karena tidak akan stabil saat siang hari dan malam hari. Hal tersebut merupakan hal yang wajar karena memang suhu tubuh pasti mengalami irama sirkardian dimana ketika siang sampai sore hari suhu tubuh manusia cenderung meningkat. Kemudian suhu tubuh akan menurun saat esok paginya. 

 

Penyebab Panas pada Anak

Suhu tubuh anak-anak terutama bayi mudah terpengaruh oleh suhu lingkungan. Khusus pada bayi, sebaiknya orang tua memastikan suhu ruangan maksimal 25 derajat celcius agar bayi terasa nyaman. Ada beberapa penyebab panas yang dialami anak-anak seperti :

  1. Alergi 

Saat sistem imun pada tubuh anak memiliki reaksi yang berlebihan dengan penyebab alergi atau alergen, maka tubuh anak akan mudah panas. Beberapa reaksi yang bisa terjadi adalah bersin hingga demam. Untuk mengurangi gejala alergi supaya anak tidak mengalami gejala demam yakni menghindari beberapa hal penyebab panas tersebut. 

          2. Infeksi bakteri 

Selain alergi, infeksi bakteri juga menyebabkan demam selama 1-2 hari namun demamnya tidak begitu tinggi. Saat memasuki hari ke-3 sampai dengan hari ke-5, demam tersebut menjadi semakin tinggi. Beberapa infeksi yang menjadi kemungkinan penyebab demam yakni infeksi bronkitis, saluran kencing, dan lain-lain.

          3. Infeksi virus 

Usia anak yang masih di bawah 5 tahun merupakan usia-usia gemar bermain dengan teman seumurannya. Infeksi virus yang masuk dalam tubuh bisa melalui banyak faktor, salah satunya adalah saat anak bermain di lingkungan yang kotor. Ada beberapa gejala yang muncul saat anak mengalami infeksi virus adalah diare, batuk, dan pilek.

 

Tips untuk Mencegah Panas pada Anak 

Orang tua wajib melakukan hal preventif untuk langkah awal pencegahan panas yang dialami anak-anak. Usia anak di bawah 5 tahun sangat rentan mengalami panas yang diakibatkan oleh suhu lingkungan. Berikut beberapa hal preventif yang bisa dilakukan oleh orang tua :

  1. Mengajarkan anak untuk sering minum air putih dan mengurangi minuman yang mengandung pewarna 
  2. Memberi anak makanan yang bergizi dengan pola empat sehat lima sempurna 
  3. Memakaikan pakaian kepada anak dengan bahan yang nyaman dan tidak terlalu tebal maupun terlalu tipis 
  4. Menjaga sirkulasi udara pada lingkungan rumah 
  5. Apabila anak mengalami demam, orang tua harus segera mengompres bagian tubuh area leher, selangkangan, atau ketiak anak menggunakan air hangat 

 

Waktu yang Tepat untuk Memeriksakan Anak ke Dokter 

Ketika anak mengalami panas pada kaki dan tangannya, sebaiknya orang tua segera mengecek menggunakan termometer. Namun, apabila demam yang dialami anak berlangsung selama 3 hari lebih, sebaiknya anak segera dibawa ke dokter terlebih jika mengalami gejala lainnya dan tampak kesakitan dan dehidrasi. 

Oleh karena itu, orang tua bisa bergabung dengan parenting club di website Dr. Brown’s Indonesia untuk mengetahui berbagai tips dan informasi lainnya terkait panas yang dialami oleh anak di bagian tubuh kaki dan tangan. Orang tua wajib waspada apabila anak menunjukkan gejala lainnya dan harus segera memeriksakan anak ke dokter. 

 

5 Tips Memilih Pompa ASI Manual Terbaik 2019
Mengapa Botol Susu Dr. Brown's Direkomendasikan oleh Para Dokter Anak?
fungsi pipa-min
Apa Kegunaan Internal Vent System?

Melatih Anak Melakukan Pekerjaan Rumah

Melatih Anak Melakukan Pekerjaan Rumah

Selain mengajari anak berbagai hal untuk meningkatkan kemampuan motorik dan sensorik, orang tua juga bisa mengajari untuk melakukan berbagai pekerjaan rumah sedari anak masih kecil. Hal ini bisa membuat anak untuk bisa hidup mandiri kelak ketika dewasa dan tidak hanya mengandalkan ART. Kegiatan ini bisa membantu mengasah kecerdasan, keterampilan, verbal hingga konsentrasi anak.

 

Beberapa Contoh Pekerjaan Rumah yang Bisa Dilatih Sedari Anak Masih Kecil

Meskipun orang tua cukup mapan dalam segi finansial, namun sebaiknya anak tetap dilatih untuk melakukan pekerjaan rumah. Karena diharapkan nantinya ketika anak sudah tumbuh dewasa dan harus tinggal sendiri di kost, anak tidak akan kesulitan dalam mengurus dirinya sendiri. Ada beberapa hal yang bisa dilatih kepada anak terkait pekerjaan rumah, antara lain:

  1. Membuang sampah kemudian mengganti plastiknya 

Kegiatan ini bisa dilakukan oleh anak sejak dini. Untuk melatihnya, orang tua bisa mencontohkan mulai dari membungkus kantong sampah kemudian membuangnya di tempat sampah depan rumah. Setelah itu menggantinya dengan kantong sampah yang baru. Ajarkan juga kepada anak untuk membuang sampah pada tempatnya sedari mereka masih kecil. 

Pelajaran tersebut akan terus diingat sampai ia dewasa nanti. Karena daya ingat anak dipengaruhi oleh segala hal yang dilihatnya sehingga orang tua harus melatih anak untuk melakukan kegiatan yang baik seperti dalam hal membuang sampah ini. Semakin dewasa, anak akan selalu teringat bahwa sampah tidak boleh dibuang di sembarang tempat. 

          2. Melipat pakaian 

Melatih anak untuk melipat pakaiannya sendiri akan sangat bermanfaat hingga ia dewasa nanti. Walaupun memang lipatannya belum bisa rapi, namun orang tua harus mengapresiasi anak karena ia sudah mau berusaha untuk melipat pakaian sendiri. Semakin lama, kemampuan anak dalam melipat pakaian akan semakin baik sehingga ia bisa lebih mandiri ke depannya.

          3. Membersihkan debu menggunakan kemoceng 

Orang tua bisa mengambil satu hari yang benar-benar longgar seperti hari minggu untuk melakukan kegiatan bersih-bersih rumah. Cobalah untuk melibatkan anak supaya ia bisa belajar untuk menjaga kebersihan rumahnya sendiri. Ajarkan anak untuk membersihkan jendela, cermin, rak, dan perabotan lainnya menggunakan kemoceng. 

          4. Membereskan mainan ke wadah khusus mainan 

Anak-anak pasti mempunyai segudang mainan yang sering dimainkannya setiap hari. Orang tua bisa mencoba melatih anak untuk membereskan mainannya sendiri dengan menaruhnya di wadah yang memang dikhususkan untuk mainan. Dengan begitu, anak-anak akan terlatih untuk selalu membereskan mainannya setelah ia selesai bermain dengan banyak mainannya.

 

Manfaat Melatih Anak Membantu Pekerjaan Rumah 

Melatih anak untuk membantu melakukan pekerjaan rumah sedari kecil dapat memberikan beragam manfaat. Anak tidak hanya pintar dalam hal ilmu pengetahuan saja, namun anak juga pintar dalam hal mengambil hati orang tuanya karena bisa membantu mereka dalam melakukan pekerjaan rumah. Ada beberapa manfaat yang bisa diperoleh dari kegiatan tersebut seperti :

  1. Anak terbiasa bersikap mandiri 

Tidak sedikit orang tua yang selalu memanjakan anak dan tidak pernah mengajarkan anak untuk membantu mereka dalam hal pekerjaan rumah. Alasan paling umum adalah anak-anak dianggap masih terlalu dini untuk mengenal pekerjaan rumah. Orang tua tidak ingin anaknya terlalu capek sehingga tidak bisa berkonsentrasi dengan tugas sekolahnya. 

Padahal, melatih anak untuk melakukan pekerjaan rumah sama sekali tidak mengganggu konsentrasi. Justru melatih anak sejak dini merupakan solusi tepat jika orang tua menginginkan anak yang mandiri ketika ia beranjak dewasa nanti. Anak yang tidak pernah dilatih untuk mandiri sejak kecil, ketika dewasa akan tumbuh menjadi malas, manja, dan suka menuntut. 

          2. Menanamkan rasa untuk tanggung jawab 

Selain mandiri, anak juga akan belajar tentang rasa tanggung jawab terhadap tempat tinggalnya maupun hal-hal yang berkaitan dengan dirinya sendiri. Misalnya saja, anak yang terbiasa membuang sampah pada tempatnya dan mengganti kantong sampah lama dengan yang baru akan membantu orang tua supaya lingkungan rumah bebas dari sampah. 

          3. Membiasakan untuk bersikap rapi dan juga bersih 

Setiap orang tua tentu tidak ingin anaknya menjadi pribadi yang lusuh. Oleh karena itu, mengajari anak untuk membantu pekerjaan orang tua bisa membiasakan anak supaya selalu menjaga kebersihan dan kerapian dimanapun dia berada. Anak akan risih ketika melihat ada barang yang diletakkan di tempat yang tidak semestinya sehingga segera dirapikan.

 

Yang Perlu Diperhatikan Saat Melatih Anak Membantu Pekerjaan Rumah 

Membantu pekerjaan rumah memang merupakan hal yang baik dan bermanfaat. Akan tetapi, orang tua harus mempetimbangkan pekerjaan rumah apa saja yang bisa dikerjakan oleh anak sesuai dengan usianya. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika anak membantu melakukan pekerjaan rumah :

  1. Usia 3-4 tahun 

Di usia ini, anak-anak sedang aktif-aktifnya bermain dan mengenali lingkungan serta mencoba hal-hal yang baru. Oleh karena itu, orang tua bisa mengajarkan anak untuk membereskan mainannya ke dalam wadah khusus mainan. Kegiatan ini akan melatih daya ingat dan konsentrasi anak ketika melakukannya. 

          2. Usia 8 tahun ke atas 

Di usia ini, anak-anak sudah cukup matang sehingga orang tua bisa mengajarinya untuk membantu ibu ketika memasak di dapur, melatihnya untuk menyapu rumah, membersihkan perabotan dengan kemoceng, hingga melipat pakaian mereka sendiri. Meski usianya sudah cukup matang, namun orang tua tetap harus tetap mengawasinya. 

 

Tips Supaya Anak Tidak Kapok Ketika Membantu Melakukan Pekerjaan Rumah 

Beberapa orang tua kurang memahami ilmu parenting sehingga tidak menerapkan ilmu ketika berinteraksi dengan anak mereka. Membantu pekerjaan rumah termasuk salah satu kegiatan yang bisa mempererat hubungan yang harmonis antara anak dan orang tua. Sehingga tips di bawah ini bisa diterapkan agar anak tidak kapok saat membantu orang tua melakukan pekerjaan rumah :

  1. Tidak memarahi anak 

Orang tua dengan pola asuh otoriter cenderung mudah memarahi anak ketika anak tidak melakukan sesuatu sesuai keinginan orang tua. Oleh karena itu, orang tua sebaiknya mencoba untuk menegur secara halus dan memberitahu anak dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh anak ketika anak melakukan hal yang salah.

          2. Mencontohkan dahulu saat mengajari anak 

Agar anak bisa mengerti apa yang harus dilakukannya saat membantu melakukan pekerjaan rumah, sebaiknya orang tua mencontohkan kepada anak terlebih dahulu. Misalnya, membereskan mainan. Anak yang melihat contoh saat orang tua membereskan mainannya akan lebih mudah ditangkap oleh otaknya sehingga bisa mengerjakan sesuai contoh. 

 

Parenting Club Sebagai Solusi dalam Melatih Anak Melakukan Pekerjaan Rumah 

Ada berbagai sumber yang bisa menjadi patokan belajar untuk orang tua ketika akan mengajarkan anak-anak mereka dalam melakukan pekerjaan rumah. Orang tua bisa membaca artikel dari google, membaca buku, hingga membaca tips dari Dr. Brown’s Indonesia. Dengan begitu, orang tua akan lebih mudah dalam melatih anak-anak terkait hal ini.

5 Tips Memilih Pompa ASI Manual Terbaik 2019
Mengapa Botol Susu Dr. Brown's Direkomendasikan oleh Para Dokter Anak?
fungsi pipa-min
Apa Kegunaan Internal Vent System?

Melakukan Pekerjaan Rumah Bersama Anak

Melakukan Pekerjaan Rumah Bersama Anak

Saat anak memasuki usia sekolah, orang tua bisa melakukan pekerjaan rumah dengan meminta bantuannya. Asalkan, anak memang sedari kecil sudah diajarkan untuk membantu orang tua dalam hal ini sehingga mindset anak sudah terbentuk bahwa membantu orang tua adalah kegiatan yang mulia. Selain belajar tentang kemandirian dan tanggung jawab, keterampilan motorik anak juga terasah,

 

Beberapa Pekerjaan Rumah yang Bisa Dikerjakan dengan Anak 

Anak yang tumbuh dari keluarga dengan ART sedari kecil kemungkinan besar akan sulit untuk mandiri ketika nanti beranjak dewasa. Contoh kecilnya saja, anak tidak bisa memasang tali sepatu sendiri. Padahal, memasang tali sepatu termasuk hal yang mudah. Terbiasa dimanja sejak usia dini beresiko menumbuhkan karakter anak yang keras kepala, egois dan tidak mau berusaha sendiri. 

Oleh karena itu, jika anak sudah dididik untuk belajar tanggung jawab dan kemandirian sejak dini, ketika memasuki usia sekolah orang tua bisa meminta bantuan kepada anak untuk melakukan beberapa pekerjaan rumah seperti :

  1. Menyiram tanaman 

Kegiatan ini bisa dilakukan oleh anak yang sudah memasuki usia-usia sekolah. Mindset mereka akan terbentuk bahwa tanaman membutuhkan perhatian dari manusia karena air dibutuhkan supaya tanaman tetap segar dan tumbuh sehat. Tanaman akan layu jika tidak pernah disiram. Dari kegiatan ini, kelak ketika dewasa ia akan peduli dengan tanaman. 

          2. Memberi makan hewan peliharaan 

Jika di rumah ada hewan peliharaan, orang tua bisa mengajarkan anak untuk belajar memberi makan kepada hewan peliharaan. Contoh hewan peliharaan yang bisa dibantu diberi makan oleh anak adalah kucing. Orang tua bisa mengajarkan bahwa hewan peliharaan juga membutuhkan perhatian dari manusia sehingga harus diberi makan setiap hari. 

          3. Berbelanja kebutuhan dapur 

Mengajak anak berbelanja ke pasar tradisional atau supermarket untuk membeli berbagai kebutuhan dapur juga perlu dilakukan. Sejak kecil anak akan mengenal jenis buah-buahan dan sayuran yang baik dikonsumsi. Selain itu, wawasan anak juga akan bertambah sehingga ia tahu nama buah-buahan, sayuran hingga bumbu dapur sejak ia masih berusia belia.

          4. Merapikan kamar 

Apabila anak sudah dilatih untuk tidur di kamar sendiri, pastikan orang tua mengajarkan anak untuk merapikan kamarnya segera saat ia bangun tidur. Sprei, bantal dan guling ditata dengan rapi. Kemudian selimut juga dilipat rapi. Gorden jendela kamar dan jendelanya dibuka supaya udara di dalam kamar berganti dengan udara pagi yang bersih. 

 

Tips Supaya Anak Terbiasa Melakukan Pekerjaan Rumah 

Karena saat ini adalah era teknologi dimana hampir setiap anak yang masih kecil sudah dibekali dengan smartphone, maka orang tua harus menerapkan beberapa tips agar anak terbiasa untuk melakukan pekerjaan rumah dengan kesadarannya sendiri. Jangan sampai anak terlalu fokus dengan smartphone hingga mengabaikan pekerjaan rumah. Berikut beberapa tipsnya :

  1. Mengajarkan dengan perlahan 

Saat anak sudah bisa diajak untuk membantu pekerjaan rumah, orang tua bisa mulai mencoba untuk mengajarkannya. Yang perlu diperhatikan adalah memahami usia anak sehingga pekerjaan rumah apa yang bisa dibantu oleh anak bisa diajarkan secara perlahan. Membangun pola pikir anak agar terbiasa mengelola tanggung jawab dan mandiri bisa diajarkan sejak dini.

          2. Jangan mengejek, menyindir atau memarahinya 

Mengajak anak untuk mau membantu melakukan pekerjaan rumah memang tidak mudah. Sehingga di samping mengajarkannya secara perlahan, orang tua juga tidak diperbolehkan memarahi anak. Saat anak sudah mau membantu, jangan pernah mengejek atau menyindir ketika pekerjaan rumah yang dilakukan anak masih kurang sempurna.

          3. Mengapresiasi anak 

Anak akan mudah menangkap sinyal apakah orang tua menyukai setiap hal yang dilakukannya atau tidak. Termasuk dalam hal membantu pekerjaan rumah, anak akan merasa nyaman jika pekerjaan rumah yang ia bantu lakukan mendapatkan apresiasi dari orang tua. Dari situ anak akan terbiasa untuk melakukan pekerjaan rumah tanpa merasa terpaksa. 

 

Manfaat Melibatkan Anak dalam Melakukan Pekerjaan Rumah 

Di usianya yang masih awal-awal memasuki usia sekolah, pola pikir anak mudah terbentuk. Orang tua sebaiknya mengajarkan anak untuk mengenal pekerjaan rumah dan menerapkan pola asuh yang demokratis. Pola asuh tersebut dapat membantu anak supaya terbiasa membantu melakukan pekerjaan rumah tanpa ada rasa paksaan. Ada beberapa manfaat yang bisa didapatkan seperti :

  1. Anak belajar tanggung jawab 

Membereskan mainannya sendiri, merapikan tempat tidurnya sendiri, menyapu lantai kamarnya sendiri, hingga memberi makan hewan peliharaan termasuk contoh tanggung jawab yang diajarkan untuk anak. Dari beberapa kegiatan tersebut, anak akan terbiasa untuk selalu bertanggung jawab terhadap segala hal yang ada di area dalam rumahnya. 

          2. Melatih kedisiplinan 

Kebiasaan yang dilakukan setiap hari bisa membuat anak menjadi pribadi yang disiplin dalam segala hal. Jika anak terbiasa membantu orang tua melakukan pekerjaan rumah, maka mereka juga akan belajar dalam meregulasi diri mereka sendiri supaya disiplin dalam melakukan sesuatu hal. Misalnya saja, setiap bangun tidur terbiasa merapikan tempat tidurnya sendiri. 

          3. Melatih kemandirian 

Selain tanggung jawab dan disiplin, anak juga akan terlatih dalam hal kemandirian. Hal ini sangat bermanfaat untuk kehidupan anak ke depannya ketika ia sudah mulai kost sendiri dan tinggal jauh dari orang tua. Kamar kost menjadi tanggung jawabnya sehingga kebiasaan membantu pekerjaan rumah sejak kecil bisa diterapkan ketika ia beranjak dewasa. 

 

Alasan Anak Laki-Laki Perlu Dilatih untuk Membantu Pekerjaan Rumah 

Pekerjaan rumah bukan sepenuhnya tanggung jawab perempuan. Oleh sebab itu, sejak dini orang tua seharusnya melatih anak-anak mereka baik perempuan maupun laki-laki untuk membantu melakukan pekerjaan rumah. Tidak sedikit anak laki-laki yang terkesan jorok karena tidak bisa menjaga kebersihan lingkungannya sendiri karena sejak kecil tidak pernah diminta untuk membantu orang tua. 

Sehingga ada beberapa alasan bahwa anak laki-laki juga perlu dilatih membantu pekerjaan rumah :

  1. Mengajarkan rasa empati 

Anak laki-laki harus diajarkan untuk memiliki rasa empati sejak kecil. Ketika ia melihat ruang tamu berantakan, hatinya akan tergerak untuk merapikannya. Selain itu, di lingkungan pun ia akan senang untuk membantu orang lain yang tampak sedang kesusahan. 

          2. Stereotip gender dapat dipatahkan 

Tidak dapat dibenarkan bahwa semua pekerjaan rumah seperti memasak, menyapu, mengepel, mencuci piring, mencuci pakaian, dan lain-lain adalah pekerjaan perempuan. Pekerjaan rumah merupakan tanggung jawab bersama, sehingga anak laki-laki juga perlu diajarkan dalam hal ini sejak kecil. 

 

Mendapatkan Tips Mudah Mengajarkan Anak Membantu Pekerjaan Rumah

Di usia anak memasuki usia sekolah, bermain adalah kegiatan yang paling disukai. Orang tua bisa ikut bergabung dengan parenting club di website Dr. Brown’s Indonesia supaya mendapatkan tips mudah dalam mengajarkan anak dalam membantu pekerjaan rumah. Ada juga berbagai tips lainnya yang bisa didapatkan dari parenting club tersebut.

5 Tips Memilih Pompa ASI Manual Terbaik 2019
Mengapa Botol Susu Dr. Brown's Direkomendasikan oleh Para Dokter Anak?
fungsi pipa-min
Apa Kegunaan Internal Vent System?

Manfaat Air Putih dan Tips Rutin Minum Air Putih

Manfaat Air Putih dan Tips Rutin Minum Air Putih

Air putih akan sangat dibutuhkan oleh setiap manusia karena tubuh kita membutuhkan kandungan mineral tinggi yang ada di dalamnya. Jika tidak minum air putih maka dalam kasus yang berbahaya akan timbul gangguan dehidrasi dan membahayakan tubuh. Karena itu, mari kita simak seberapa besar air putih yang harus diminum secara rutin setiap harinya.

 

Kebutuhan Air Putih Berdasarkan Usia

Kebutuhan cairan tergantung dari beberapa faktor seperti iklim, berat badan, usia, dan penyakit yang dimiliki. Baik itu anak-anak dan orang dewasa memiliki kebutuhan cairan yang berbeda drastis. Berdasarkan Ikatan Dokter Anak Indonesia, inilah kebutuhan asupan cairan anak-anak berdasarkan usianya:

  • Anak perempuan berusia 14-18 tahun : 2300 mili per hari
  • Anak laki-laki berusia 14-18 tahun : 3300 mili per hari
  • Anak perempuan berusia 9-13 tahun : 2100 mili per hari
  • Anak laki-laki berusia 9-13 tahun : 2400 mili per hari
  • Anak berusia 4-8 tahun : 1700 mili per hari
  • Anak berusia 1-3 tahun : 1300 mili per hari
  • Bayi berusia 7-12 bulan : 800 mili per hari
  • Bayi berusia 0-6 bulan : 700 mili per hari

Sementara itu, untuk orang dewasa kebutuhan cairannya sebanyak 30 mili per kilogram sesuai berat badan yang dimiliki. Sebagai contohnya, apabila Anda memiliki berat badan sebesar 80 kg, maka kebutuhan air yang dipenuhi setiap harinya adalah 2400 ml. Apabila Anda hamil, maka kebutuhan tersebut bertambah 300 ml dan jika menyusui akan bertambah lebih banyak yakni 500 – 600 ml.

 

Cara Membuat Kebutuhan Air Putih Anak Tercukupi

Kebutuhan cairan anak harus diperhatikan dengan saksama karena anak-anak adalah sosok yang sangat aktif dan mereka pasti akan berolahraga atau bermain sepanjang hari. 70 – 80 persen kebutuhan cairan anak harus diperoleh dari air putih sehingga sebagai orang tua maka Anda harus memenuhi kebutuhan minimal cairan terpenuhi.

Anda dapat menyiapkan botol khusus yang bisa dibawa oleh anak kecil sehingga dia tidak lupa untuk minum air putih. Kemudian, Anda juga bisa mencoba untuk mengingatkan si kecil mengenai pentingnya air putih dan jangan lupa untuk meminum air dari botol tersebut. Dengan begitu, si kecil pun menjadi memiliki kebiasaan baik untuk tidak melupakan air putih.

 

Tips Membuat Anak Menjadi Rutin Minum Air Putih

Terkadang, ada beberapa anak yang merasa sangat malas untuk meminum air putih sama halnya dengan anak-anak yang tidak mau mengkonsumsi sayuran. Akan tetapi, akan menjadi masalah apabila anak lebih memilih minuman yang berwarna dan mengabaikan air putih. Agar tidak terjadi hal tersebut, Anda bisa menghilangkan kemalasan anak dalam minum air putih dengan cara berikut.

  • Tambahkan Es Batu

Tips pertama yang bisa Anda terapkan adalah dengan menambahkan es batu pada air putih tersebut sehingga temperaturnya berubah dingin. Anak kecil memiliki indera perasa yang cukup sensitif dibandingkan orang dewasa, sehingga kemungkinan mereka tidak merasa tertarik meminum air putih biasa karena rasanya hambar di tenggorokan.

Dengan adanya es batu itu, maka anak kecil dapat terbiasa meminum air putih secara pelan-pelan. Anda tidak perlu merasa khawatir jika anak terkena pilek apabila meminum es batu karena pilek tidak disebabkan oleh minuman yang dingin.

  • Kuah Sup

Air putih dapat dikreasikan sebagai kuah untuk makanan tertentu seperti sup ayam, sup sayuran ataupun sup jamur. Anak kecil pasti akan merasa tertarik untuk melahap kuah tersebut bersamaan dengan nasi sehingga kebutuhan mineralnya tidak akan kurang.

Akan tetapi, Anda harus memperhatikan jumlah garam dan penguat rasa yang digunakan untuk membuat kuah sup itu menjadi lezat. Jangan terlalu berlebihan karena garam dan penguat rasa tersebut dapat menimbulkan efek samping yang merugikan bagi tubuh si kecil.

  • Tambahkan Buah Segar 

Anda dapat mencoba menambahkan potongan buah segar ke air putih yang memiliki temperatur dingin atau sejuk. Rekomendasi buah yang bisa digunakan adalah sitrus, mentimun, jeruk, lemon, stroberi dan lain-lain.

 

Manfaat Air Putih bagi Kecantikan dan Kesehatan Kulit

  1. Menambah Energi

Air putih dapat membuat energi di dalam tubuh tetap terjaga dan mengurangi risiko terkena dehidrasi yang membuat cadangan energi menghilang. Dehidrasi tersebut akan membuat Anda merasa lebih cepat lelah sehingga tidak bisa melaksanakan kegiatan sehari-hari dengan baik. 

Air pun berfungsi untuk mengantarkan nutrisi menuju seluruh tubuh sehingga air berperan besar untuk meningkatkan energi. Dengan energi yang selalu terpenuhi, maka Anda bisa melakukan aktivitas dengan baik.

          2. Menjaga Fungsi Ginjal

Ginjal adalah organ vital yang membutuhkan air untuk berfungsi dengan sempurna dan mengolah nutrisi yang masuk ke dalam tubuh. Tanpa adanya air, maka ginjal akan mengalami gangguan fungsi sehingga bisa menimbulkan penyakit kronis.

Salah satu gangguan yang bisa terjadi adalah urin yang memiliki warna tidak jernih dan berbau. Untuk itu, Anda harus mengkonsumsi air putih secara rutin sehingga ginjal bisa menjalankan fungsinya dengan lancar.

          3. Mencegah Penuaan Dini

Terkadang ada beberapa diantara kita yang merasa khawatir dengan timbulnya flek hitam atau keriput halus yang menjadi tanda dari penuaan dini. Tanda tersebut dapat muncul secara otomatis meskipun Anda masih berusia muda dan membuat penampilan menjadi kurang menarik.

Akan tetapi, tanda penuaan dini itu bisa diatasi dengan mengkonsumsi air putih yang banyak. Hal itu karena air putih mempunyai kemampuan menjaga kulit wajah tetap terhidrasi sehingga tanda penuaan dini pun dapat dicegah.

         4. Menurunkan Stres

Wajah yang kusam ditimbulkan karena stres ataupun masalah tertentu di dalam tubuh. Namun, air putih mampu membantu menurunkan stres sehingga wajah yang kusam bisa dihindari. Air putih juga berguna untuk membuat aura kecantikan tampak lebih terpancar meskipun Anda tidak memakai produk perawatan kulit.

          5. Menurunkan Demam

Air putih dengan temperatur dingin ternyata mampu menurunkan suhu tubuh yang tinggi karena demam. Anda dapat menambahkan perasan garam dan lemon ke dalam air putih tersebut untuk menambah elektrolit yang sebelumnya hilang.

 

Waktu Terbaik Mengkonsumsi Air Putih

Menurut Kementerian Kesehatan RI, meminum air putih adalah salah satu hal yang wajib dilakukan oleh setiap orang terlebih ketika pada kondisi tertentu. Berikut ini adalah waktu yang paling tepat apabila Anda ingin mengkonsumsi air putih.

  • Sebelum tidur minum sebanyak 1-2 gelas
  • Menjelang sore hari sebanyak 1 gelas
  • Setelah dan sebelum berolahraga, usahakan untuk minum satu gelas 30 menit sebelum olahraga
  • Sebelum dan setelah makan minum 1 gelas
  • Setelah bangun tidur di pagi hari sebanyak 1-2 gelas

Sebagai orang tua sekaligus orang dewasa, kita memiliki kewajiban untuk membantu si kecil tercukupi kebutuhan cairannya dengan baik. Anda dapat bergabung dengan parenting club ketika merasa kesulitan untuk membuat si kecil rajin mengkonsumsi air putih dengan baik. Kunjungi situs Dr. Brown’s Indonesia untuk mendapatkan tips tambahan lain dari orang tua yang berpengalaman.

5 Tips Memilih Pompa ASI Manual Terbaik 2019
Mengapa Botol Susu Dr. Brown's Direkomendasikan oleh Para Dokter Anak?
fungsi pipa-min
Apa Kegunaan Internal Vent System?

Kiat Kreatif Membantu Anak Memahami Covid-19 dan Informasi Relevan

Kiat Kreatif Membantu Anak Memahami Covid-19 dan Informasi Relevan

Anak-anak tetap perlu diajarkan tentang virus Corona meskipun kebanyakan hidup mereka masih bergantung pada orang tua. Bagaimanapun, pandemi telah menjadi keadaan tak terpisahkan selama tiga tahun terakhir di seluruh dunia. Hanya saja, perlu kiat khusus untuk memahamkan si kecil mengingat kecakapan intelektualnya masih dalam masa pertumbuhan.

 

Cara Cerdas Memahamkan Covid-19 pada si Kecil

Menjelaskan virus Corona kepada si kecil akan membantu Anda merasa lebih tenang ketika beraktivitas di luar. Selain itu, anak pun memiliki kecenderungan untuk menjaga diri sendiri berdasarkan informasi yang telah diperoleh sebelumnya.

Lantas, bagaimana kiranya cara tepat agar si kecil paham tentang hal itu? Jika bingung, Anda bisa mencoba kiat-kiat berikut ini.

  1. Gunakan buku UNICEF

UNICEF secara khusus telah meluncurkan buku pengajaran Covid-19 khusus anak kecil, dan ini, kabar baiknya telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa di dunia. Buku berjudul Child Book Corona Virus itu memiliki versi bahasa Indonesia sehingga dapat Anda manfaatkan dengan sebaik-baiknya.

Ini bercerita tentang orang tua yang merasa khawatir karena virus Corona telah menyebar. Pada waktu bersamaan, berita semakin gencar membahas informasi-informasi tentangnya, tetapi juga menyediakan solusi berupa bentuk pencegahan.

          2. Buku Ellie Jackson

Buku berjudul The Little Corona King barangkali juga bisa menjadi pilihan cerdas jika Anda ingin memahamkan anak terkait virus Corona. Ini merupakan buku elektronik yang dibuat atas dasar keinginan membantu para ibu menghadapi kepanikan seputar virus.

Tidak hanya itu, Ellie Jackson juga menyertakan beberapa saran pencegahan penyebaran virus dalam bukunya. Dengan kata lain, saat Anda berharap bisa menjelaskan kepada si kecil perihal Covid-19, berpotensi jauh lebih mudah bila memanfaatkan buku ilustrasi semacam ini.

          3. Komik India

Tidak ingin ketinggalan, pemerintah India turut serta memberikan sumbangsih terhadap pengajaran anak kecil terkait virus Corona. Melalui sebuah komik berjudul Kids, Vaayu & Corona: Who Wins The Fight?, mereka menyebarkan informasi bermanfaat.

Di sini, mewakili superhero, Vaayu akan menunjukkan perannya sebagai penjaga lingkungan. Pembahasan mengenai definisi Corona, bagaimana cara menularnya, dan tindakan pencegahannya, tersedia cukup lengkap.

 

3T, Usaha Nyata Menghentikan Penyebaran Covid-19

Bukan hanya memikirkan bagaimana cara memahamkan si kecil virus, Anda pun perlu melakukan rangkaian upaya nyata dalam usaha memutus rantai penularannya.

Pemerintah Indonesia secara khusus telah memberikan imbauan terkait 3T, berikut informasi lengkapnya.

  1. Tes atau testing

Ini merupakan tindakan mengecek kondisi diri sendiri agar bisa mengidentifikasi apakah terkontaminasi virus Corona atau tidak. Dengan melakukan pengecekan secara serius, maka upaya penanganan dapat diberikan lebih awal.

Jika Anda atau si kecil merasa mengalami gejala seperti demam, batuk, dan sebagainya, sebaiknya segera ikuti tes PCR atau Swab Antigen. Tidak perlu khawatir terkait berita hoax yang menyebar semakin massif, cara ini telah melewati prosedur pengujian di laboratorium.

          2. Telusur atau Tracking

Menelusuri siapa kiranya yang pernah melakukan kontak khusus dengan pasien positif Covid-19 juga mampu membantu pemutusan rantai virus.

Jika Anda pernah berinteraksi dengan pasien positif, sebaiknya tidak menyembunyikan informasi tersebut. Pasalnya, virus ini mampu menyebar secara cepat melalui perantara udara, sehingga sangat besar kemungkinan terkontaminasi setelah berinteraksi dengan pembawa inang virusnya.

          3. Tindak lanjut atau treatment

Setelah seseorang dinyatakan positif Corona, maka harus diikuti oleh tindak lanjut berupa perawatan intensif. Ini bisa dilakukan di lokasi medis rujukan atau isolasi mandiri di rumah masing-masing, menyesuaikan tingkat keparahannya.

 

Tips Menjaga Diri Selama Pandemi

Setiap orang perlu kiranya menjaga diri mereka sendiri dari penularan virus mengingat keadaan negara terus berganti dari kontaminasi rendah, lalu tinggi lagi. Pemerintah, lewat Kementerian Kesehatan memberikan kiat-kiat penjagaan sebagai berikut:

  1. Masker

Jangan lupa untuk senantiasa memakai masker Anda saat memutuskan berjalan-jalan di luar rumah. Hanya karena sudah tiga tahun berlalu sejak Corona muncul pertama kali, bukan berarti itu benar-benar telah hilang.

Justru sebaliknya, virus terus bermutasi, sementara di sisi lain, belum semua masyarakat mengikuti program vaksinasi. Jadi, lebih waspada terhadap keadaan sekitar merupakan tindakan bijak.

          2. Ikut vaksin

Vaksin tidak selalu membuat Anda jadi kebal virus, tetapi dengannya, potensi rasa sakit setelah terkontaminasi bisa diminimalkan. Tidak perlu percaya terhadap informasi hoax terkait konspirasi atau yang semisalnya, ikuti secara sungguh-sungguh bagaimana arahan dari pemerintah.

Apalagi, vaksin sekarang ini penyebarannya semakin massif melalui instansi-instansi kesehatan, jangan ragu untuk turut terlibat di dalamnya! Ajak pula keluarga yang masuk usia vaksinasi agar keadaan saat ini dapat berangsur pulih dan masyarakat umum bisa menjalani aktivitas lagi seperti tahun-tahun sebelum Corona menyebar.

          3. Perhatikan kebersihan tangan

Bepergian ke luar juga bisa membuat Anda sadar atau tidak menyentuh benda-benda di tempat umum. Lebih peduli terhadap kebersihan tangan merupakan keputusan yang masuk akal untuk menjaga kesehatan diri sendiri.

Gunakan air yang mengalir saat hendak mencuci tangan, dan bila perlu, tambahkan pula hand sanitizer

 

Pertanyaan Umum atas Covid-19

  1. Apakah vaksin berbahaya

Vaksinasi merupakan kegiatan yang sudah umum dilakukan dalam dunia medis. Sebelum diberikan kepada masyarakat umum, biasanya juga diuji coba terlebih dahulu.

Selama beberapa tahun terakhir memang Anda barangkali lebih sering mendengar berbagai macam berita yang membuat kesan vaksin lebih buruk, padahal kenyataannya tidak demikian.

Saat seseorang mengikuti vaksinasi, itu memang biasanya akan disertai oleh gejala-gejala lanjutan, seperti mudah mengantuk dan kelelahan. Namun, ini merupakan situasi normal, jadi tidak perlu direspons secara berlebihan.

          2. Siapa kelompok masyarakat rentan Corona

Semua orang berpotensi terinfeksi virus tanpa terkecuali, tetapi memang, ada kelompok rentan yang lebih mudah sakit. Biasanya, mereka adalah orang dengan penyakit sistem pernapasan bawaan, lanjut usia, dan anak kecil.

Maka dari itu, jika Anda memiliki bayi, lebih perhatian terhadap asupan gizinya dan kebersihannya. Orang tua harus semakin peka terhadap kondisi anggota keluarga mengingat virus ini bisa datang dari mana saja.

 

Pentingnya Ikut Club Parenting dalam Menjaga Kesehatan Keluarga

Apakah Anda merasa berjuang seorang diri dalam menghadapi virus ini? Jangan khawatir, Dr. browns menyediakan club parenting yang bisa diikuti oleh masyarakat umum melalui situs resmi. Berikut beberapa manfaat yang ditawarkan agar Anda semakin yakin bergabung.

  1. Tips pengasuhan

Dapatkan berbagai macam tips seputar pengasuhan selama bergabung di club parenting Dr. Browns Indonesia. Ini diberikan secara konsisten dan dapat diterapkan langsung dalam usaha menjaga kesehatan keluarga.

          2. Teman

Tidak ada yang lebih menyenangkan dibanding memiliki teman seperjuangan selama masa pandemi seperti sekarang. Anda bisa berinteraksi dengan orang tua lain dan berbagai cerita terkait cara merawat si kecil.

 

Bergabung dengan club parenting di Dr. Brown’s Indonesia juga memberikan kesempatan mengenali produk kamilebih lengkap. Botol susu anti kolik, misalnya, Anda bisa memanfaatkannya dalam menjaga keadaan asupan gizi untuk buah hati. Jadi, jangan ragu dan segera libatkan diri Anda bersama Dr. Brown’s!




5 Tips Memilih Pompa ASI Manual Terbaik 2019
Mengapa Botol Susu Dr. Brown's Direkomendasikan oleh Para Dokter Anak?
fungsi pipa-min
Apa Kegunaan Internal Vent System?

Kegiatan Menyehatkan Bersama Anak

Kegiatan Menyehatkan Bersama Anak

Di era teknologi seperti saat ini, banyak orang tua yang mengenalkan smartphone ke anak-anak mereka yang masih berusia balita. Melalui smartphone, orang tua bisa mengenalkan kepada anak tentang berbagai jenis hewan dan suara masing-masing hewan tersebut. Di samping mengenalkan smartphone untuk kegiatan positif, orang tua juga bisa mengajarkan hal lainnya tanpa smartphone. 

 

Beberapa Kegiatan Menyehatkan yang Bisa Dilakukan Bersama Anak 

Smartphone memang bermanfaat, namun jika anak sudah dikenalkan dengan smartphone terlalu dini, bisa menyebabkan kurangnya rasa sosialisasi. Selain itu, anak menjadi sedikit abai dengan lingkungan sekitar karena terlalu fokus dengan apa yang dilihatnya di smartphone. Untuk mencegah hal-hal tersebut, orang tua bisa melakukan kegiatan menyehatkan tanpa smartphone bersama anak seperti :

  1. Mengangkat anak 

Kekuatan otot lengan orang tua bisa menjadi lebih kuat dengan melakukan aktivitas ini. Untuk mengangkat anak, sebaiknya dilakukan dengan tepat dan aman yakni tubuh harus berdiri tegak dan kedua kaki bisa dibuka hingga selebar bahu. Setelah itu pegang anak menggunakan kedua tangan tepat di depan dada. 

Anak bisa diangkat secara aman dengan cara kedua siku dilipat sampai wajah anak berada dekat wajah orang tua. Gerakan ini sangat bermanfaat karena otot lengan bagian atas berupa otot bisep dan trisep menjadi lebih kuat. Orang tua bisa melakukan gerakan mengangkat anak ini secara perlahan sebanyak 8 kali kemudian tahan dalam waktu 5 detik. 

          2. Mendorong stroller 

Kegiatan menyehatkan lainnya bisa dengan mengajak anak berjalan-jalan keliling taman atau saat jogging menggunakan stroller. Namun, pastikan orang tua menggunakan jenis stroller yang memang dikhususkan untuk jogging karena strukturnya mendukung. Tempo berjalan maupun jogging bisa divariasikan dari mulai pelan, kemudian sedang, lalu cepat. 

Gerakan menyehatkan ini bisa dilakukan selama kurang lebih 20 menit. Kegiatan mendorong stroller dapat dilakukan sambil menekuk lutut ke arah depan atau lunge karena memiliki manfaat untuk menguatkan otot betis dan paha. Kegiatan jogging sambil mendorong stroller bisa meningkatkan kebugaran paru-paru dan jantung serta melancarkan sirkulasi darah.

          3. Menggoyangkan anak 

Ada juga kegiatan menyehatkan yang bisa dilakukan dengan cara kedua kaki dirapatkan, lutut sedikit ditekuk dan posisi tubuh dengan duduk. Orang tua bisa memegang anak menggunakan kedua tangan tepat di bagian depan dada. Selanjutnya anak digerakkan ke arah kanan dan ke arah kiri tanpa menggerakkan kedua kaki. 

Gerakan ini bisa dilakukan secara perlahan sebanyak 8 kali kemudian anak diposisikan di bagian samping tubuh dan menahannya selama 5 detik. Manfaat melakukan gerakan menggoyangkan anak tanpa menggerakkan kedua kaki bermanfaat agar otot lengan, bahu, dan perut samping menjadi lebih kuat. 

 

Tips Menerapkan Gaya Hidup yang Sehat untuk Anak

Anak yang masih berusia balita sangat mudah terpengaruh dengan apa yang dilakukan dan diucapkan orang tuanya. Oleh karena itu, orang tua sebaiknya memberikan contoh yang baik baik dalam melakukan sesuatu hal maupun dalam berucap. Kualitas hidup pada anak dapat meningkat apabila gaya hidup sehat selalu diterapkan dalam kehidupan anak. Berikut beberapa tipsnya :

  1. Mengenalkan makanan sehat 

Anak-anak yang dikenalkan dengan makanan sehat sejak dini bisa membuat anak menjadi terbiasa untuk selalu makan makanan sehat ketika ia beranjak dewasa. Selain melakukan beberapa kegiatan menyehatkan bersama anak, makanan sehat juga sangat penting untuk dikenalkan kepada anak. Sayuran dan buah-buahan termasuk contoh makanan yang sehat.

          2. Tidak menyediakan smartphone pribadi untuk anak 

Apabila anak terbiasa dengan smartphone sejak balita, maka ia akan sulit bersosialisasi karena lebih cenderung fokus dengan smartphone-nya. Smartphone juga bisa mengganggu konsentrasi anak sehingga bisa menurunkan daya ingat serta membuat anak malas untuk belajar. Sebaiknya orang tua tidak menyediakan smartphone pribadi untuk anak balita. 

          3. Tidak menggunakan makanan tertentu untuk hadiah 

Sebagian orang tua sering memberikan hadiah untuk anak berupa makanan junk food yang disukai anak. Sebenarnya hal tersebut tidak perlu dilakukan karena motivasi anak untuk berprestasi di sekolah hanya agar bisa mendapatkan makanan tersebut. Hari-hari kedepannya pasti anak akan terbiasa untuk meminta dibelikan makanan junk food yang tidak menyehatkan.

 

Peran Orang Tua dalam Penerapan Gaya Hidup Sehat 

Dalam membiasakan penerapan gaya hidup sehat untuk anak, membutuhkan kesabaran dan waktu. Apabila kebiasaan tersebut diajarkan kepada anak sejak dini, maka anak akan terbiasa untuk selalu hidup dengan gaya yang sehat. Orang tua berperan penting dalam menerapkan gaya hidup yang sehat ini. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait hal ini antara lain :

  1. Melibatkan semua anggota keluarga 

Apabila semua anggota keluarga ikut terlibat dalam menerapkan gaya hidup sehat baik dengan melakukan gerakan menyehatkan maupun mengonsumsi makanan sehat, anak akan terbiasa dan menjadi sebuah rutinitas. Beberapa contoh kegiatan yang bisa dilakukan bersama semua anggota keluarga adalah olahraga bersama, makan makanan sehat bersama dan lain-lain.

          2. Orang tua menjadi panutan 

Di mata anak, segala hal yang dilakukan orang tua secara rutin adalah suatu panutan. Oleh karena itu, orang tua sebaiknya selalu menerapkan gaya hidup yang sehat seperti rajin berolahraga, mengonsumsi makanan yang sehat dengan konsisten, dan lain sebagainya. Hal tersebut akan membuat anak ingin melakukan hal yang sama seperti orang tuanya. 

          3. Melakukan kebiasaan sehat secara perlahan namun pasti 

Hidup sehat akan dicontoh anak sehingga orang tua bisa mengajarkan kepada anak terkait penerapan gaya hidup yang sehat dengan perlahan namun pasti. Sedikit demi sedikit anak balita akan terbiasa dengan gaya hidup tersebut. Misalnya saja, orang tua bisa mengajak anak olahraga bersepeda dan memasak makanan yang sehat. 

 

Beberapa Hal yang Bisa Mendorong Anak agar Tidak Malas Bergerak   

Salah satu faktor yang bisa membuat anak malas untuk bergerak adalah smartphone. Melakukan aktivitas menyehatkan dengan rutin bisa membantu anak agar terbiasa menerapkan gaya hidup yang sehat. Smartphone bisa menghambat pertumbuhan anak secara sehat karena bisa membuat anak kecanduan dengan smartphone. Ada hal-hal yang dapat mendorong anak agar aktif bergerak :

  1. Menyeimbangkan antara aktivitas rutin yang dilakukan anak dan asupan kalori pada makanannya 
  2. Memberikan anak kebebasan untuk bereksperimen melakukan berbagai aktivitas fisik sehingga anak menemukan aktivitas yang disukainya
  3. Mendorong anak untuk melakukan aktivitas yang disukainya secara rutin setiap harinya antara 30-60 menit
  4. Mengenalkan aktivitas fisik untuk membantu pekerjaan rumah seperti berkebun, bermain sepeda, mengajak hewan peliharaan berjalan-jalan, dan lain sebagainya 

 

Bergabung dengan Parenting Club 

Untuk mengetahui berbagai tips melalui artikel seputar mengajarkan anak untuk melakukan kegiatan menyehatkan setiap harinya, bisa membuka website parenting club di Dr. Brown’s Indonesia. Dalam website Dr. Brown’s Indonesia, ada banyak informasi terkini yang membahas tentang kegiatan menyehatkan.

5 Tips Memilih Pompa ASI Manual Terbaik 2019
Mengapa Botol Susu Dr. Brown's Direkomendasikan oleh Para Dokter Anak?
fungsi pipa-min
Apa Kegunaan Internal Vent System?

Kebutuhan Popok Bayi dalam Satu Tahun

Kebutuhan Popok Bayi dalam Satu Tahun

Popok bayi termasuk dalam salah satu perlengkapan bayi yang dibutuhkan dalam sehari-hari. Bayi membutuhkan popok karena intensitas buang air besar dan buang air kecilnya belum terkontrol dengan baik. Sebelum bayi lahir, berbagai perlengkapan untuk menyambut bayi harus dipersiapkan secara lengkap. Termasuk popok khusus bayi yang pasti dibutuhkan setiap hari, bahkan sejak kelahirannya. 

 

Kebutuhan Popok Bayi Berdasarkan Usia dan Ukurannya

Jika sudah siap menyambut buah hati, orang tua juga harus siap untuk mengeluarkan budget yang cukup banyak untuk membeli berbagai perlengkapan bayi. Popok bayi wajib ada dalam daftar perlengkapan bayi yang harus dibeli sebelum kelahiran sang buah hati. Orang tua perlu mengetahui bahwa popok bayi memiliki beberapa ukuran yang harus disesuaikan dengan usia bayi.

  1. Usia Newborn 

Sejak kelahiran bayi, popok bayi jenis kain yang paling sering digunakan. Akan tetapi, melihat frekuensi buang air besar dan buang air kecil bayi yang belum terkontrol, membuat sebagian orang tua memilih untuk menggunakan popok untuk sekali pakai. Biasanya frekuensi buang air besar pada bayi new born adalah sekitar 4 hingga 12 kali dalam sehari. 

Sedangkan untuk buang air kecil frekuensinya adalah sekitar 10-20 kali dalam satu hari untuk bayi newborn. Sehingga, apabila dirata-rata, kebutuhan pokok harian untuk popok bayi adalah antara 10-12 popok. Jika ditotal, maka dalam satu bulan penuh, kebutuhan popok bayi adalah sekitar 372 popok. 

          2. Usia 1 bulan lebih 

Ketika memasuki usia 1 bulan lebih, bayi mulai menggunakan popok tipe celana. Di usia 2 bulan sampai dengan 5 bulan, popok yang cocok digunakan untuk bayi adalah popok celana berukuran S. Bayi di usia ini sudah mulai dapat melakukan aktivitas tengkurap dan berguling-guling. Dalam sehari, rata-rata bayi membutuhkan popok sebanyak 8-10 buah. 

Hal tersebut dikarenakan frekuensi buang air besar bayi di usia 1 bulan dalam sehari lebih paling tidak 4-10 kali, sementara itu frekuensi buang air kecilnya antara 10 hingga 20 kali dalam sehari. Oleh sebab itu, kebutuhan popok dalam sebulan adalah sekitar 310 popok dan dalam usia 2-5 bulan membutuhkan popok kurang lebih 1240 buah. 

          3. Usia 5-9 bulan 

Di usia 5-9 bulan, feses bayi mulai mengeras. Orang tua bisa memberikan popok berukuran M karena di usia ini bayi sudah mulai bisa duduk dan juga merangkak. Selain itu, bayi berusia 5-9 bulan sudah bisa mengonsumsi MPASI. Di usia yang sudah memasuki 5-9 bulan, frekuensi harian buang air besar pada bayi yakni 2-4 kali dan frekuensi buang air kecilnya 10-15 kali. 

Ketika dihitung, penggunaan popok jenis sekali pakai yang dibutuhkan bayi di usia ini adalah kurang lebih 7-8 popok. Sehingga dalam sebulan bayi membutuhkan total sekitar 248 popok. Apabila dikali dengan 5 bulan, maka kebutuhan popok bayi adalah sekitar 1240 buah. 

          4. Usia 9-12 bulan 

Popok berukuran L sudah bisa digunakan oleh bayi berusia 9-12 bulan. Di usia ini, frekuensi buang air besar maupun kecil pada bayi sudah mulai berkurang. Bayi sudah bisa merangkak dan sebagian bayi bahkan sudah bisa berdiri. Bayi yang memasuki usia 9-12 bulan frekuensi buang air kecilnya mulai berkurang sampai dengan 5-10 kali dalam sehari. 

Sementara itu, frekuensi buang air besarnya hanya 1-3 kali saja dalam satu hari. Sehingga kebutuhan popok hariannya adalah 6-7 popok. Jika ditotal, dalam sebulan kebutuhan popok si kecil adalah sekitar 217 popok. Sehingga dalam satu tahunnya, bayi berusia 9-12 bulan membutuhkan 868 popok. 

 

Jenis Popok Khusus untuk Bayi 

Bagi orang tua baru, memilih popok bayi tidak boleh sembarangan. Ada panduan pemilihan popok bayi yang didasarkan pada ukuran sesuai usia bayi. Selain itu, bahan popok juga harus diperhatikan agar kulit bayi tidak mengalami ruam. Kulit bayi masih sangat sensitif sehingga orang tua harus memilih jenis popok dengan bahan yang tepat. 

  1. Popok bayi jenis sekali pakai 

Jenis popok bayi ini lebih praktis dibandingkan dengan popok kain. Dengan menggunakan jenis popok ini, orang tua dapat menggantinya hanya ketika popok telah penuh tanpa harus mencucinya. Popok sekali pakai bisa diganti beberapa jam sekali. Orang tua harus memastikan bahwa popok yang dipilih menyesuaikan ukuran tubuh buah hati. 

          2. Popok celana 

Jenis popok celana dapat digunakan untuk menentukan apa ukuran popok yang tepat untuk bayi. Popok ini mempunyai lapisan penyerap yang kuat sehingga bisa membantu agar kulit bayi tetap selalu kering dan juga bebas dari ruam. Untuk popok celana, tersedia dalam berbagai macam ukuran mulai dari S-XL sehingga bisa disesuaikan ukuran tubuh dan BB bayi.

          3. Popok kain 

Jenis popok kain termasuk popok yang netral dan bisa digunakan untuk semua usia. Selain itu, harga popok ini lebih hemat dan terjangkau. Bahannya pun cukup lembut sehingga cocok untuk kulit bayi yang sensitif. Bahan pembuatan popok kain antara lain wol, flanel padat, terry dan bulu kapas yang sangat menyerap. 

 

Perlengkapan saat Mengganti Popok Bayi 

Ketika akan mengganti popok bayi, orang tua harus melakukannya dengan ekstra hati-hati. Hal ini dikarenakan kulit bayi sangat sensitif terutama kulit bayi perempuan. Pada bayi perempuan, mereka rentan terkena infeksi saluran kencing apabila cara membersihkan area genitalnya kurang bersih dan tidak tepat. Ada beberapa perlengkapan yang harus disiapkan ketika akan mengganti popok bayi:

  • Bedak bayi 
  • Salep untuk ruam popok 
  • Handuk kering atau waslap 
  • Kapas lembut 
  • Waslap basah atau tisu 
  • Popok bersih 

 

Waktu Terbaik agar Anak Siap untuk Lepas Popok 

Semakin bertambah usia anak, tentu mereka tidak akan selamanya menggunakan popok untuk menampung feses atau urin. Setelah dirasa usia anak sudah siap untuk lepas popok, orang tua harus pintar melatih dan mengajarkan anak untuk menggunakan toilet. Berdasarkan penelitian, usia anak yang tepat untuk lepas popok adalah usia 18 sampai dengan 24 bulan. 

Orang tua bisa mengajari anak menggunakan toilet apabila anak sudah mulai bisa mengatur keinginan ketika mereka ingin buang air. Biasanya anak yang sudah siap lepas popok akan buang air besar setiap hari di waktu yang sama. Pastikan anak sudah bisa berbicara, melepas pakaian, serta memanjat karena aktivitas tersebut merupakan beberapa kemampuan motorik dalam penggunaan fungsi toilet. 

 

Bergabung dengan Parenting Club Dr. Browns 

Orang tua yang membutuhkan panduan terkait penggunaan popok berdasarkan usia dan berat badan bayi bisa bergabung dengan parenting club Dr. Brown’s Indonesia. Pada website Dr. Brown’s Indonesia, ada beragam informasi yang bisa diterapkan oleh orang tua dalam penggunaan popok untuk anak mereka. Jenis popok yang sesuai, tips mengganti popok dan informasi lainnya bisa didapatkan disana. 



5 Tips Memilih Pompa ASI Manual Terbaik 2019
Mengapa Botol Susu Dr. Brown's Direkomendasikan oleh Para Dokter Anak?
fungsi pipa-min
Apa Kegunaan Internal Vent System?

Kebutuhan Pakaian untuk Si Kecil

Kebutuhan Pakaian untuk Bayi

Semua orang tua pasti sibuk menyiapkan berbagai perlengkapan dalam rangka menyambut kelahiran sang buah hati tercinta. Mulai dari perlengkapan tidur seperti kasur, bantal dan guling khusus bayi, perlengkapan mandi seperti sabun, sampo, waslap, dan lain-lain, hingga beberapa jenis pakaian yang dibutuhkan oleh bayi. Khusus untuk pakaian bayi, ada beberapa jenis pakaian yang wajib dimiliki.

 

Jenis Pakaian yang Wajib Dimiliki oleh Bayi

Membeli pakaian untuk bayi tidak hanya dilihat dari segi menarik dan lucunya saja, namun juga harus memperhatikan fungsi pakaian itu sendiri. Pakaian untuk bayi yang dijual di pasaran sangat beragam motif dan ukurannya mulai dari newborn, usia 3 bulan, usia 6 bulan, usia 9 bulan, serta usia 12 bulan. Hal tersebut dikarenakan ukuran tubuh bayi sangat cepat berkembang dalam beberapa minggu. Adapun beberapa jenis pakaian bayi antara lain :

  1. Baju Luaran 

Pakaian wajib yang harus dimiliki oleh bayi adalah baju luaran berupa jaket, cardigan, dan sweater yang mudah dilepas pasang. Orang tua sebaiknya membeli baju luaran untuk bayi yang memiliki bukaan depan atau resleting serta bagian lengan yang cukup longgar. 

Fungsi baju luaran ini adalah sebagai pelindung tubuh dan kepala bayi ketika cuaca dingin. Baju luaran yang sebaiknya orang tua siapkan paling tidak sebanyak 5 potong dengan ukuran yang lebih besar daripada ukuran tubuh bayi.

          2. Baju Terusan 

Selain baju luaran, orang tua juga harus menyiapkan baju terusan dengan bukaan atau kancing di bagian depan agar lebih mudah saat akan mengganti pakaian bayi tanpa harus menariknya dengan melewati kepala. 

Pastikan juga bagian bawanya terdapat bukaan agar memudahkan mengganti popok. Bulan-bulan pertama bayi akan lebih sering tidur sehingga baju terusan terasa nyaman digunakan. Untuk baju luaran, sebaiknya menyiapkan sebanyak 5-7 potong. 

          3. Kaos 

Untuk jenis kaos, orang tua dapat membeli model kaos yang memiliki rongga leher dengan ukuran cukup lebar atau memiliki bukaan berupa kancing yang terdapat di bagian pundak dan leher. Model kaos ini bisa memudahkan orang tua ketika akan mengganti kaos untuk bayi dengan melewati kepala tanpa kesulitan. Kaos yang disiapkan bisa sejumlah 5-7 potong.

          4. Piyama atau Baju Tidur 

Jenis baju ini juga wajib dimiliki bayi. Ketika akan membeli piama atau  baju tidur untuk bayi, orang tua harus mempertimbangkan 3 hal yakni kepraktisan ketika popoknya harus diganti saat tengah malam, keamanan dan juga kenyamanan. Pastikan untuk tidak membeli piyama bayi yang memerlukan usaha ekstra saat akan memakaikannya jika tidak ingin kerepotan. 

          5. Soft Booties atau Kaos Kaki 

Untuk mencegah bayi kedinginan, di usia-usia yang masih rentan antara 0-3 bulan, orang tua sebaiknya selalu memakaikan kaos kaki pada bayi saat malam hari. Semakin bertambah usia bayi, orang tua bisa memberikan soft booties yang beralaskan karet untuk bayi ketika ia sudah mulai belajar berjalan.

          6. Celana atau Legging 

Jenis pakaian untuk bawahan ini juga wajib disiapkan oleh orang tua. Model celana atau legging yang dibeli bisa dengan pinggang berkaret supaya lebih mudah dipakaikan ke bayi dan lebih hemat karena bisa melar meskipun berat badan bayi semakin lama semakin berat. Pastikan untuk memilih bahan yang nyaman dan tidak membuat bayi merasa gerah.

 

Bahan Pakaian yang Nyaman untuk Bayi

Kulit bayi sangat sensitif sehingga orang tua harus memilih bahan pakaian dengan tepat agar bayi terhindar dari biang keringat, iritasi, dan gatal-gatal. Bahan pakaian untuk bayi harus diperhatikan sedetail mungkin karena supaya cocok dengan kulit bayi. Pakaian bayi yang direkomendasikan adalah sejuk digunakan di kulit bayi, tidak panas, dan memiliki daya serap yang bagus. 

Berikut beberapa bahan pakaian yang direkomendasikan :

  1. Campuran Katun dan Polyester 

Bahan polyester dengan campuran katun memiliki sifat tahan kerut, mudah kerut, dan harganya lebih murah daripada 100 persen bahan katun. Perawatan pakaian dari bahan ini terbilang mudah sehingga sangat cocok bagi ibu yang memiliki kesibukan bekerja. 

          2. Katun

Tekstur bahan katun sangat lembut sehingga bayi sangat nyaman saat menggunakannya pakaian dari bahan ini. Bahkan, katun termasuk bahan pakaian untuk bayi yang paling banyak dijual di pasaran. Bahan ini mampu menyerap keringat dengan baik.

          3. Campuran Katun dan Spandex 

Bahan katun dengan campuran spandex sangat nyaman digunakan oleh bayi. Bahan ini memiliki sifat yang longgar sehingga bayi lebih mudah bergerak secara nyaman. Oleh karena itu, di pasaran banyak dijual celana bayi dari bahan campuran katun dan spandex ini.

 

Yang Harus Diperhatikan saat Membeli Pakaian Bayi

Sebagian besar orang tua terutama ibu pasti sangat tertarik ketika melihat pakaian bayi dengan motif yang lucu. Namun sebenarnya, ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika akan membeli pakaian bayi antara lain :

  1. Membeli Baju Berdasarkan Berat Terkini Bayi

Ketika berencana membeli baju bayi, orang tua harus mengetahui berat bayi saat ini dan bukan berpatokan pada berapa usianya. Hal ini dikarenakan setiap merek pakaian bayi menjual ukuran yang berbeda sehingga harus disesuaikan dengan berat badan bayi.

          2. Memilih model pakaian yang simpel 

Pakaian bayi memang sangat beragam modelnya, namun sebaiknya orang tua membeli pakaian dengan model yang simpel agar tidak kesulitan saat akan mengganti baju atau popok. Salah satu model pakaian yang direkomendasikan adalah model jumper.

          3. Membeli Celana dengan Model Kaki Tertutup

Saat bayi masih berusia 0-3 bulan, sebaiknya orang tua membelikan model celana yang bagian kakinya tertutup. Model celana seperti itu akan menjaga bayi dari kedinginan terutama ketika malam hari.

 

Tips Menyiapkan Kebutuhan Pakaian Bayi New Born  

Persiapan berbelanja kebutuhan bayi seperti pakaian harus dipersiapkan dengan matang. Sebelum membeli pakaian bayi, ada beberapa tips yang bisa dilakukan antara lain :

  1. Berbelanja Beberapa Bulan Sebelum Kelahiran Bayi 

Untuk menyiapkan persiapan kelahiran bayi seperti membeli pakaian, orang tua sebaiknya membelinya beberapa bulan sebelum mendekati hari perkiraan lahir (HPL). Dalam hal ini, kesehatan ibu dan bayi menjadi prioritas sehingga harus dipertimbangkan waktu belanjanya. 

          2. Berbelanja Sesuai Budget 

Pakaian bayi yang dijual di pasaran memang sangat beragam baik dari segi jenis, motif dan bahannya. Oleh karena itu, orang tua perlu menyiapkan sejumlah budget dan sebaiknya membeli pakaian yang dibutuhkan saja, bukan hanya sekedar lucu.

 

Turut Bergabung dengan Parenting Club 

Dalam hal memilih pakaian untuk bayi, tidak boleh dilakukan sembarangan karena kulit bayi sangat sensitif. Oleh karena itu, orang tua bisa bergabung dengan parenting club. Untuk informasi lebih lengkapnya bisa dicek di website Dr. Brown’s Indonesia. Pada website Dr. Brown’s Indonesia terdapat banyak informasi mengenai pemilihan bahan pakaian yang tepat untuk bayi dan lain sebagainya. 




5 Tips Memilih Pompa ASI Manual Terbaik 2019
Mengapa Botol Susu Dr. Brown's Direkomendasikan oleh Para Dokter Anak?
fungsi pipa-min
Apa Kegunaan Internal Vent System?