6 Obat Flu untuk Ibu Menyusui

6 Obat Flu untuk Ibu Menyusui

6 Obat Flu untuk Ibu Menyusui

Moms pernah merasa was-was ketika sedang flu padahal sedang menyusui? Ingin sekali minum obat flu untuk ibu menyusui namun khawatir akan membahayakan si Kecil? Memang sih saat flu, para ibu menyusui ingin sekali menyembuhkan sakitnya.

Mereka cenderung mengkonsumsi obat-obatan yang dijual bebas untuk memerangi gejala pilek yang tidak menyenangkan seperti bersin, batuk, dan sakit tenggorokan. Namun, Moms tidak boleh asal sembarangan nih mengkonsumsi obat flu, kira-kira apa saja yang boleh diminum dan tidak ya?

Obat Flu untuk Ibu Menyusui yang Diperbolehkan untuk Dikonsumsi

  1.     Paracetamol

Acetaminophen adalah penurun demam dan pereda nyeri dan  kandungan tersebut merupakan bahan aktif dalam paracetamol.

Obat ini memang berpindah ke ASI, tetapi kadarnya lebih rendah dari dosis yang direkomendasikan untuk si Kecil. Bisa dibilang sih mengkonsumsi paracetamol ini adalah pilihan yang aman untuk mengatasi flu.

  1.     Ibuprofen

Ibuprofen adalah salah satu obat penurun demam, pereda nyeri, dan anti-inflamasi yang bisa Moms temukan di banyak apotik. Ibuprofen memang bisa masuk ke dalam ASI, tetapi pada tingkat yang aman untuk bayi.

Menurut American College of Obstetricians and Gynecologists, ibuprofen dianggap sebagai obat pilihan untuk pilek dan demam yang bagus saat menyusui.

  1.     Antihistamin

Umumnya, antihistamin aman untuk ibu menyusui dan dapat membantu mengatasi hidung meler dan bersin. Namun, Moms harus memilih antihistamin non-penenang daripada jenis obat penenang.

Menurut Servey J dan Chang J dalam penelitiannya, antihistamin penenang telah diketahui menyebabkan kantuk pada ibu menyusui dan bayinya. Antihistamin hanya boleh digunakan di bawah pengawasan dokter.

  1. Dextromethorphan

Dextromethorphan adalah obat yang p aman untuk digunakan selama menyusui ketika flu. Namun Moms harus membatasi penggunaan produk ini dengan seminim mungkin dan untuk waktu sesingkat mungkin.

Jika menderita diabetes, Moms dapat mempertimbangkan untuk menggunakan produk yang bebas gula karena banyak sirup obat batuk mengandung sirup jagung fruktosa tinggi dan dapat meningkatkan gula darah.

  1.     Dekongestan

Semprotan dekongestan hidung adalah obat flu yang bagus untuk ibu menyusui ketika hidung tersumbat. Namun American College of Obstetricians and Gynecologists menyatakan bahwa penggunaan produk ini harus dibatasi hingga tiga hari, karena dapat membuat ASI macet jika digunakan lebih lama.

  1. Ekspektoran

Menurut Over The Counter Medications In Pregnancy ekspektoran bisa digunakan untuk melonggarkan sesak di dada dan menyembuhkan flu yang membuat dada agak sulit bernafas.

Ekspektoran juga bisa menjadi alternatif obat ketika Moms membutuhkan banyak minum cairan. Obat ini Ini dianggap aman untuk digunakan oleh ibu menyusui

Obat yang Tidak Boleh Diminum Ibu Menyusui Saat Flu

  1. Aspirin

Aspirin tidak dianjurkan untuk ibu menyusui karena resikonya yang menyebabkan Sindrom, kelainan yang jarang tetapi sangat serius  pada anak-anak. Sindrom Reye dapat menyebabkan kerusakan permanen pada otak dan hati bayi.

  1. Pseudoephedrine

Obat flu untuk ibu menyusui yang dilarang selanjutnya adalah pseudoephedrine. Obat ini memang tidak membahayakan si Kecil, namun penggunaan pseudoephedrine telah terbukti menurunkan produksi ASI.  Jadi obat dengan bahan ini harus digunakan hanya sebagai upaya terakhir.

  1.     Codeine

Codeine  tidak dianjurkan untuk ibu menyusui karena ibu memiliki metabolisme yang sangat cepat. Metabolizer mengubah codeine menjadi morfin dengan kecepatan tinggi, dan kandungan morfin ini bisa cepat masuk ke si Kecil dan tentu saja itu berbahaya.

  1. Benzonatate

 Benzonatate belum terbukti berbahaya bagi suplai ASI atau menyusui bayi. Memang belum banyak penelitian yang dilakukan tentang obat ini. Namun, ada baiknya jika Moms menghindarinya saat menyusui.

  1. Dekstrometorfan

Dekstrometorfan juga dianggap tidak berbahaya bagi bayi atau suplai ASI Anda. Namun seperti benzonatate, obat ini belum diteliti secara memadai, sehingga tetap disarankan untuk menghindarinya jika memungkinkan.

Cara Alami Menyembuhkan Flu

  1. Tidur Sebanyak Mungkin

Saat pilek, sistem kekebalan tubuh sedang bekerja keras untuk melawan virus. Flu bisa sangat melelahkan, terutama jika Moms terbangun di tengah malam bersama si Kecil. Namun, saat Moms tidur, tubuh tidak hanya diisi ulang, tapi juga secara aktif melawan infeksi.

Cobalah untuk memastikan diri untuk tidur sebanyak mungkin untuk menikmati efek restoratif penuh! Mungkin orang lain bisa mengurus kebutuhan bayi saat Moms beristirahat.

  1. Gunakan Humidifier

Alat penguap dan pelembab udara bisa menambah kelembaban udara, yang dapat membantu mengatasi batuk atau tenggorokan gatal yang dapat disertai dengan penyakit. Humidifier melepaskan kabut dingin, sementara vaporizer melepaskan uap ke udara.

  1.     Tetap Terhidrasi

Tetap terhidrasi juga dapat membantu mengatasi gejala seperti mual dan demam serta membantu membersihkan sekresi. Banyak minum juga penting untuk menjaga pasokan susu yang baik saat merasa sakit.

Ibu Demam Bolehkah Menyusui Bayinya?

Spesialis Laktasi Mon Health, Pamela Poe menyatakan bahwa ibu yang demam dan sedang menyusui boleh mengkonsumsi obat flu untuk suplai ASI bayi dan ibu. Dengan catatan bahwa obat tersebut aman ya untuk dikonsumsi.

Moms tidak hanya harus mempertimbangkan obat apa yang aman untuk bayi, tetapi juga apakah obat tersebut akan mempengaruhi suplai ASI atau tidak.

Dr. Craig Herring dari Mon Health OBGYN juga menyatakan bahwa seorang ibu menyusui tetap boleh minum obat flu meskipun ia sedang menyusui anaknya. Sebagian besar obat flu memang masuk ke dalam tetapi dalam jumlah yang sangat kecil sehingga masih terbilang aman.

Beberapa hal yang perlu Moms lakukan ketika sedang terkena flu sebagai antisipasi adalah :

  1. Tetap Lanjutkan Menyusui

Ketika flu, jangan berhenti menyusui dan tetap lanjutkan. Virus flu menyebar melalui tetesan pernapasan ketika seseorang batuk, bersin, berbicara atau jika seseorang menyentuh permukaan yang terinfeksi kemudian menyentuh mulut atau hidungnya dan tidak menular melalui ASI.

ASI memiliki antibodi yang akan melindungi si Kecil dari pilek dan flu. Antibodi ini menghancurkan bakteri di usus bayi sebelum membuatnya sakit. Air liur bayi akan memasuki payudara ibu dan dapat memberi sinyal susu untuk mengubah komposisinya dan membantu melawan penyakit.

  1. Menyusui Sambil Berbaring

Jika Moms flu dan demam, cobalah menyusui sambil berbaring. Cara ini akan memungkinkan Moms untuk menyusui sambil istirahat dengan cukup.

 Selain minum obat, pastikan untuk meningkatkan asupan cairan juga, dan selalu periksa dengan cermat komposisi obat sebelum meminumnya.

  1. Perah ASI

Jika Moms merasa terlalu sakit untuk menyusui maka cobalah untuk memompanya. Perah ASI untuk melindungi suplai dan beri makan bayi botol susu anti kolik. Memerah ASI juga sangat penting jika terjadi situasi ketika Moms dan si Kecil dipisahkan.

Moms bisa dapatkan botol susu yang anti kolik ini di https://drbrowns.id/. Dengan botol susu dari Dr. Brown’s, anak bisa menyusui dengan tenang tanpa rewel. Botol susu dari Dr. Brown’s juga terbuat dari material kokoh dan dijamin tahan lama.

Ketika Moms sakit dan tidak kunjung sembuh meski sudah minum obat flu untuk ibu menyusui, Moms bisa mencoba perah ASI dan biarkan si Kecil minum dari botol sambil Moms berobat.

Jika Moms memiliki banyak keluhan atau butuh ilmu tentang pengasuhan anak, Moms juga bisa lho gabung dengan klub parentingnya Dr. Brown’s.

 

5 Tips Memilih Pompa ASI Manual Terbaik 2019
Mengapa Botol Susu Dr. Brown's Direkomendasikan oleh Para Dokter Anak?
fungsi pipa-min
Apa Kegunaan Internal Vent System?

8 Tanda Bayi Mengalami Dehidrasi

8 Tanda Bayi Mengalami Dehidrasi

8 Tanda Bayi Mengalami Dehidrasi

Bayi membutuhkan banyak perhatian, terutama selama fase awal pertumbuhannya. Bayi tidak dapat berbicara dan hanya bisa menunjukkan tanda-tanda tertentu untuk memberitahu ibunya tentang kebutuhanya. Nah, Moms harus tahu nih apa saja tanda bayi mengalami dehidrasi.

Penting bagi seorang ibu untuk dapat mengetahui tanda-tanda bayi haus. ASI adalah satu-satunya sumber nutrisi untuk si Kecil. Menyusui atau perawatan yang tidak tepat dapat menyebabkan dehidrasi pada si Kecil. Jadi ketahui yuk apa saja tanda ketika si Kecil ini kehausan.

Apa Penyebab Kurang Cairan Pada Bayi?

Menurut Clevel and Clinic, dehidrasi terjadi ketika manusia tidak mengkonsumsi cukup minum  untuk mengkompensasi hilangnya cairan. Bayi lebih rentan mengalami dehidrasi daripada orang dewasa, terutama ketika terinfeksi oleh virus perut atau gastroenteritis.

Ya, bayi rentan mengalami dehidrasi karena tubuh mungilnya yang tidak dapat menyimpan banyak cairan sebagaimana orang dewasa. Si Kecil dapat dengan cepat menderita dehidrasi sehingga hal ini dapat menyebabkan banyak kecemasan dan kekhawatiran bagi orang tua.

Namun, tenang saja, jika orang tua bisa melihat tanda dehidrasi dan ditangani saat masih ringan, maka kondisi ini dapat dengan mudah diobati, dan kondisi serius dapat dihindari.

Tanda Bayi Mengalami Dehidrasi

Hidrasi yang tepat sangat penting untuk bayi, anak-anak, dan orang dewasa dari segala usia. Manusia  akan terus-menerus kehilangan air sepanjang hari dari penguapan kulit, menangis, berkeringat, buang air kecil bahkan bernapas. Hal ini tentu saja dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya dehidrasi.

Anak-anak, terutama anak kecil seperti bayi lebih cenderung mengalami dehidrasi karena memiliki tubuh yang lebih kecil dan cadangan air yang lebih kecil. Bayi yang masih kecil dapat mengisi kembali cairan yang hilang hanya melalui ASI secara teratur.

Sebagai orang tua, penting untuk memahami beberapa tanda bahwa anak mungkin mengalami dehidrasi. Apa saja tanda-tandanya?

  1.     Bayi Menangis Tanpa Air Mata

Jika bayi Moms yang baru berusia beberapa bulan menangis tapi tidak mengeluarkan air mata, maka itu adalah tanda yang jelas dari dehidrasi. Hal ini terjadi ketika tubuh bayi kekurangan air sehingga air mata tidak terbentuk.

Tubuh si Kecil akan memprioritaskan penggunaan cairan yang ada untuk proses penting dalam tubuh, dan air mata tidak termasuk dalam kategori yang penting. Artinya, Moms harus perlu meningkatkan durasi menyusui agar si Kecil tidak mudah dehidrasi.

  1.     Buang Air Kecil Lebih Sedikit Dari Biasanya

Salah satu tanda utama dehidrasi pada bayi menurut The American Academy of Pediatric adalah penurunan produksi urin. Saat dehidrasi terjadi, tubuh bayi merespons dengan mencoba menahan air dan elektrolit sebanyak mungkin. Untuk melakukan ini, tubuh berhenti memproduksi urin sebanyak mungkin.

Jika Moms melihat bayi tidak buang air kecil selama beberapa jam, dehidrasi mungkin menjadi penyebabnya.

Bayi banyak buang air kecil selama enam bulan pertamanya. Dalam jangka waktu tersebut, biasanya si Kecil akan berganti popok selama 5 hingga 6 kali sehari dan itu adalah hal yang normal. Nah, perubahan jumlah penggantian popok ini adalah tanda bahwa bayi tidak mendapatkan cukup ASI.

  1. Cranky

Tanda bayi mengalami dehidrasi selanjutnya adalah cranky. Bayi yang lapar atau dehidrasi biasanya rewel atau cranky. Si Kecil akan sangat mudah menangis. Untuk menghentikannya, Moms hanya perlu memberinya makan lebih sering daripada yang biasa dilakukan.

Jika tangisannya diikuti dengan mulut dan wajah yang kering, maka kondisinya sudah pasti sedang kehausan. Dehidrasi membuat kulit menjadi pecah-pecah atau mengelupas dan juga menyebabkan tangan dan kaki terasa lebih hangat dari biasanya.

  1. Warna Urine Gelap

Urine adalah salah satu cara paling umum untuk menentukan apakah seorang anak mengalami dehidrasi. Jika bayi sama sekali tidak mengeluarkan urin selama 8 jam, maka sudah jelas ia mengalami dehidrasi.

Moms juga harus melihat warna urin. Urine yang berwarna gelap menurut Journal of Pediatric Gastroenterology and Nutrition, urine gelap adalah tanda dehidrasi. Sebaliknya, semakin cerah urin, semakin banyak air dalam sistem.

  1.     Kulit Kering

Kulit dan mulut kering adalah salah satu tanda dehidrasi yang paling umum pada si Kecil. Saat mengalami dehidrasi, si Kecil akan sering menggerakkannya tangannya karena gatal atau rasa haus yang berlebihan.

Biasanya bayi akan memiliki kulit kusam atau menjadi bersisik. Si Kecil yang mengalami dehidrasi juga bisa memiliki mata kering atau cekung. Air menyumbang sekitar 30% dari berat kulit, jadi ketika mengalami dehidrasi, kulit juga berpengaruh.

 Dehidrasi mengurangi turgor kulit, atau elastisitas. Itu sebabnya salah satu tes sederhana untuk dehidrasi adalah dengan mencubit kulit di punggung tangan. Jika si Kecil mengalami dehidrasi, kulitnya akan lambat untuk kembali ke tempatnya.

  1.     Ubun-ubun Tenggelam

Tanda selanjutnya ketika si Kecil dehidrasi adalah ketika titik lunak di kepala bayi yang juga dikenal sebagai ubun-ubun, mungkin tampak cekung. Ubun-ubun juga tampak tenggelam jika si Kecil menderita kekurangan gizi.

Jika si Kecil memiliki ubun-ubun cekung dan juga menunjukkan tanda-tanda seperti sakit kepala, mulut kering, dan detak jantung yang cepat, maka sudah jelas ia mungkin mengalami dehidrasi.

 Dehidrasi bayi, terutama dehidrasi berat, bisa berbahaya dan mengancam jiwa. Jika Moms merasa bayi mengalami dehidrasi berat, dapatkan saran medis dari dokter anak atau profesional kesehatan lain yang memenuhi syarat sesegera mungkin.

  1.     Mulut Kering

The American Academy of Pediatric juga menyarankan bagi ibu untuk melihat ke dalam mulut si Kecil. Melihat mulut adalah cara yang bagus untuk menentukan seberapa terhidrasi atau tidaknya si Kecil. Bagian dalam mulut dan gusi harus lembab, berwarna merah muda dan tampak sehat.

Nah, ketika gusi, mulut, dan bagian bawah bibir si Kecil terasa kering, lengket atau terlihat berubah warna, maka hal itu bisa berarti bayi mengalami dehidrasi.

  1. Terlalu Lemah untuk Minum ASI

Ketika si Kecil  terlalu lemah atau terlalu sakit saat menyusui, maka hal itu merupakan tanda bahwa ia sudah terlalu dehidrasi dan sulit untuk minum ASI seperti biasa.  Mengenali tanda-tanda dehidrasi pada anak-anak adalah langkah pertama untuk mengatasi kondisi tersebut.

Cobalah untuk tetap menyusui dan lekatkan dengan baik agar si Kecil mau minum ASI. Dehidrasi bukanlah sesuatu yang bisa dianggap enteng, terutama pada bayi.

Dari kulit kering dan penurunan frekuensi buang air kecil, semua itu ada tanda bayi sedang dehidrasi yang perlu Moms waspadai. Jika si Kecil masih tidak mau menyusui langsung atau rewel, cobalah untuk menggunakan botol susu anti kolik dari Dr. Brown’s.

Botol susunya terbuat dari kaca, materialnya kokoh, tahan lama dan bisa membantu anak ketika kolik. Moms bisa dapatkan produknya di drbrowns.id.

Moms juga bisa bergabung dengan klub parentingnya Dr. Brown’s untuk dapatkan sharing ilmu penting terkait cara mengasuh anak. Jadi, Moms tidak hanya bisa bertanya tentang tanda bayi mengalami dehidrasi saja, melainkan banyak hal terkait parenting.

 

 

 

 



5 Tips Memilih Pompa ASI Manual Terbaik 2019
Mengapa Botol Susu Dr. Brown's Direkomendasikan oleh Para Dokter Anak?
fungsi pipa-min
Apa Kegunaan Internal Vent System?

Menyusui Bisa Menjadi KB Alami

Menyusui Bisa Menjadi KB Alami

Menyusui Bisa Menjadi KB Alami

Pernahkah moms mendengar bahwa dengan menyusui dapat menjadi alat KB alami? Beberapa orang menanyakan apakah benar hal tersebut bisa dilakukan. Sebenarnya KB dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu menggunakan alat kontrasepsi. Namun ternyata menyusui bisa menjadi KB alami juga.

Saat ini ada beberapa alat kontrasepsi yang bisa moms pilih ketika hendak KB. Contohnya saja pil, suntik, IUD, hingga kondom. Lalu bagaimana dengan menyusui, apakah memang bisa efektif menjadi salah satu cara KB secara efektif tanpa bantuan obat dan bahan kimia.

Menyusui Bisa Menjadi KB Alami

Beberapa ibu menyusui sering mengatakan bahwa menyusui dapat mencegah kebobolan setelah melahirkan. Namun banyak juga kasus yang terjadi meskipun sudah menyusui namun tetap saja kebobolan meskipun belum datang haid yang rutin.

KB alami ini disebut dengan metode amenore laktasi yang disingkat dengan MAL. Metode ini merupakan salah satu cara kontrasepsi yang sifatnya hanya sementara, dimana cara kerjanya mengandalkan kinerja hormon prolaktin. 

Hormon tersebut akan menekan produksi hormon estrogen yang memiliki peranan dalam pematangan sel telur. Akibatnya moms menjadi tidak menstruasi. Namun perlu diingat bahwa tidak terjadinya menstruasi ini bukan menjadi satu-satunya indikator bahwa belum memasuki masa subur setelah persalinan.

Syarat Menyusui Menjadi KB Alami

Menurut konselor laktasi dr. Hikmah Kurniasari, MKM, CIMI mengatakan bahwa, “ada tiga syarat yang harus dipenuhi agar menjadikan menyusui sebagai alat KB alami”. Apabila terdapat salah satu syarat yang tidak terpenuhi, maka metode ini bisa gagal. Apa saja syarat agar menyusui menjadi KB alami?

1. Ibu Belum Menstruasi

Syarat pertama adalah, pastikan moms belum mengalami haid atau menstruasi setelah persalinan. Apabila sudah mengalami menstruasi berarti moms telah masuk pada masa subur. Artinya adalah, apabila terjadi pembuahan maka bisa saja terjadi kehamilan meskipun masih menyusui.

Menurut dr. Ameetha, seorang konselor ASI, “apabila ingin menunda kehamilan dengan lebih efektif, maka akan lebih baik menggunakan kontrasepsi lainnya. Moms bisa memilih salah satu kontrasepsi begitu setelah melahirkan dan setelah berakhirnya masa nifas”.

2. Menyusui Secara Eksklusif

Pengertian menyusui secara eksklusif adalah ibu hanya memberikan ASI saja kepada bayi selama 6 bulan. Dalam kurun waktu tersebut si kecil tidak mendapatkan asupan makanan lainnya selain dari ASI tanpa makanan tambahan lain.

Ketika seorang ibu menyusui secara eksklusif, maka tubuh akan secara otomatis memproduksi ASI secara terus menerus yang bisa menghambat kesuburan. Apabila produksi ASI terus berlangsung maka bisa saja menunda kehamilan secara alami.

Menyusui eksklusif ini bisa diberikan menggunakan botol susu ketika moms bekerja. Pastikan menggunakan botol susu anti kolik. Penyebab kolik pada bayi ini antara lain dimana bayi bisa terus rewel. 

3. Bayi Berumur Kurang dari 6 Bulan

Syarat menyusui bisa menjadi KB alami selanjutnya adalah jika si kecil masih berusia kurang dari 6 bulan. Pada saat bayi telah menginjak usia 6 bulan keatas, maka si kecil akan mulai diberikan makanan tambahan.

Masuknya asupan makanan pada si kecil, akan memberikan dampak pada produksi ASI dan juga hormon sang ibu. Tentunya hal tersebut akan mengurangi efektivitas menyusui sebagai kontrasepsi alami. Jika si kecil telah berusia lebih dari 6 bulan lebih baik menggunakan kontrasepsi lainnya.

Kontrasepsi Untuk Ibu Menyusui

Setelah masa persalinan, tidak menutup kemungkinan untuk bisa hamil kembali. Meskipun beberapa orang mengatakan selama masih menyusui maka tidak akan hamil. Sebenarnya banyak cara yang bisa dilakukan untuk menunda kehamilan. Beberapa pilihan kontrasepsi ini bisa moms gunakan selama menyusui.

1. Pil KB Progestin

Kontrasepsi pertama yang bisa moms gunakan adalah pil KB yang memiliki kandungan hormone progestin. Pil KB ini bisa menjadi pilihan kontrasepsi yang tepat untuk ibu yang masih dalam tahap menyusui. 

Jenis KB pil progestin ini memiliki efektivitas yang cukup tinggi dalam mencegah kehamilan. Namun ada syarat yang harus ditepati, yaitu pil ini harus dikonsumsi pada jam yang sama setiap harinya. Misalnya awal minum pil diminum pada pukul 08.00 pagi, maka setiap harinya harus minum pada pukul jam 08.00 juga.

Apabila moms ternyata lupa atau melewatkan jadwal konsumsi pil tersebut, maka lebih baik moms menghindari untuk berhubungan intim paling tidak 2 hari. Setelah itu moms bisa melanjutkan minum pil KB sesuai jadwal secara teratur.

2. Suntik KB Progestin

Kontrasepsi jenis ini merupakan kontrasepsi yang bisa moms gunakan 6 minggu setelah persalinan. Penggunaan suntikan KB ini harus dilakukan pengulangan setiap 12 minggu sekali. Biasanya bidan atau dokter akan memberikan kartu KB agar tidak lupa.

Apabila moms memutuskan berhenti menggunakan KB suntik ini, maka untuk bisa hamil kembali harus menunggu setelah satu tahun atau lebih. Namun sayangnya beberapa sumber menyatakan bahwa suntik progestin ini berdampak pada kepadatan tulang jika digunakan dalam waktu lam.

Beberapa ahli menganjurkan jika moms ingin menggunakan jenis kontrasepsi ini, lebih baik tidak digunakan lebih dari 2 tahun. Meskipun demikian, hal tersebut masih dalam penelitian lebih lanjut dari para ahli.

3. IUD (Intrauterine device) Progestin

Kontrasepsi IUD ini dilakukan dengan memasukkan alat kedalam rahim. Bentuk alat ini mirip dengan huruf “T”. Dalam jangka waktu 1-3 bulan, moms perlu melakukan pemeriksaan, untuk memastikan IUD masih berada di tempatnya karena bisa saja IUD ini bergeser letaknya.

IUD yang mengandung progestin ini dapat digunakan hingga 5 tahun kedepan. Namun IUD ini juga memiliki risiko dimana moms akan mengalami gangguan menstruasi. Gangguan ini dapat berupa darah haid yang lebih sedikit, atau bahkan berhenti sama sekali. 

4. KB Susuk atau Implan Progestin

Jenis kontrasepsi susuk ini digunakan dengan cara memasukkan implan atau susu pada lengan bagian atas. Dalam implant ini terdapat kandungan hormon progestin yang akan dilepaskan secara bertahap dalam jangka waktu 3 tahun.

Setelah 3 tahun, moms harus menggantinya dengan implan yang baru atau mengganti dengan jenis kontrasepsi lainnya. Selama menggunakan implant ini, siklus menstruasi mungkin bisa mengalami perubahan. Contohnya haid menjadi tidak teratur, tidak lancar, dan lainnya.

5. Kondom

Kondom bisa menjadi salah satu kontrasepsi yang paling aman digunakan untuk ibu menyusui. Kontrasepsi ini selain mampu untuk mencegah kehamilan, juga bisa mencegah risiko tertular penyakit menular seksual.

Pada saat menggunakan kondom, pastikan memilih kondom dengan kandungan pelumas yang bisa larut dalam air. Hindarkan pelumas yang memiliki bahan dasar minyak karena akan membuat kondom lebih mudah rusak.

6. Kontrasepsi Diafragma

Alat kontrasepsi ini memiliki bentuk kubah yang terbuat dari silikon atau karet. Kontrasepsi tersebut akan ditempatkan pada leher rahim. Untuk bisa menggunakan kontrasepsi ini, moms harus menunggu 6 minggu setelah persalinan.

Kontrasepsi diafragma ini cukup efektif dalam mencegah kehamilan. Selain itu juga memiliki tingkat efektivitas yang lebih tinggi apabila moms gunakan bersamaan dengan gel spermisida atau zat yang digunakan untuk mematikan sel sperma.

Menyusui secara eksklusif dapat menjadi KB alami buat moms. Meskipun demikian, terdapat syarat yang harus diikuti. Apabila tidak maka manfaat menyusui bisa menjadi KB alami tidak akan maksimal. Moms juga perlu untuk menggunakan KB lain agar terhindar dari kehamilan yang tidak terencana.





5 Tips Memilih Pompa ASI Manual Terbaik 2019
Mengapa Botol Susu Dr. Brown's Direkomendasikan oleh Para Dokter Anak?
fungsi pipa-min
Apa Kegunaan Internal Vent System?

Manfaat Nanas Untuk Ibu Menyusui

Manfaat Nanas Untuk Ibu Menyusui

Manfaat Nanas Untuk Ibu Menyusui

Pada saat menyusui, sangat wajar bagi seorang ibu untuk berhati-hati dengan apa yang dikonsumsi setiap harinya. Beberapa jenis makanan memang disarankan untuk tidak dikonsumsi, meskipun tidak semua makanan. Contohnya adalah nanas, apa manfaat nanas untuk ibu menyusui?

Sebenarnya banyak ibu yang masih ragu ketika hendak mengkonsumsi nanas pada saat menyusui. Rata-rata para bunda ini takut jika nanas akan mempengaruhi produksi ASI. Sebenarnya buah nanas memiliki manfaat yang baik juga untuk kesehatan.

Makan Nanas Apakah Baik Untuk Ibu Menyusui?

Founder BZ Nutrition bernama Brigitte Zeitlin mengungkapkan, “nanas memiliki kandungan yang baik untuk tubuh. Memakan dua porsi nanas setiap hari, penting untuk membantu menambah nutrisi penting selama menyusui”.

Meskipun buah memang baik untuk kesehatan, namun tidak semua buah memiliki manfaat untuk ibu menyusui. Melansir dari Parenting First Cry, “ibu yang sedang menyusui dapat menambahkan nanas pada menu makan hariannya. Tetapi nanas baru bisa dikonsumsi setelah bayi berusia 5-6 bulan”.

Dari beberapa penelitian mengungkapkan bahwa mengkonsumsi buah dengan kandungan sitrat yang tinggi selama menyusui, akan berbahaya untuk tubuh bayi. Termasuk didalamnya adalah buah nanas yang memiliki rasa dan asam yang cukup kuat buat bayi.

Namun demikian, nanas juga menyimpan manfaat bagi ibu menyusui. Kandungan beberapa zat dalam nanas yaitu diuretic dan antiemetic sangat bermanfaat untuk ibu menyusui. Konsumsi nanas secara teratur dapat mengurangi rasa sakit pada sendi dan otot. 

Nanas juga membantu dalam pemulihan ketika terjadi infeksi, sehingga proses pemulihan lebih cepat. masih banyak lagi manfaat yang bisa moms dapatkan dengan makan buah nanas. Tentunya takarannya harus sesuai dan jangan berlebihan.

Manfaat Nanas Untuk Ibu Menyusui

Nanas menjadi salah satu buah yang cukup bagus untuk ibu menyusui. Selain itu nanas juga membawa segudang manfaat bagi kesehatan. kandungan nutrisi didalamnya mampu melindungi moms dari risiko terjangkit penyakit tertentu. Lalu apa manfaat nanas untuk ibu menyusui tersebut?

1. Kaya Antioksidan

Dari penelitian yang dilakukan oleh Journal of Pharmacy & Bioallied Sciences diungkapkan, “nanas mengandung senyawa bromelain yang berperan sebagai antioksidan”. Manfaat dari antioksidan ini adalah untuk menangkal radikal bebas yang masuk kedalam tubuh.

Selain itu antioksidan juga berperan dalam membasmi beberapa bibit penyakit. Konsumsi nanas secara teratur dapat mengurangi risiko penyakit degeneratif secara alami. Sebelum mengkonsumsi pastikan moms dan si kecil tidak mengalami alergi.

2. Menjaga Kesehatan Jantung

Kandungan bromelain dalam nanas, memiliki manfaat untuk memecah plak kolesterol. Pemecahan ini dapat menurunkan risiko terjadinya penyakit kardiovaskuler, contohnya adalah store, serangan jantung, penyakit jantung bawaan, dan juga hipertensi.

Selain berguna untuk memecah kolesterol, bromelain juga mampu untuk menghambat pembentukan trombus. Secara umum trombus adalah gumpalan darah yang terbentuk pada bagian pembuluh darah tubuh.

2. Menjaga Kesehatan Pencernaan

Tahukah moms jika nanas mengandung banyak serat didalamnya? Manfaat dari serat yang terkandung pada nanas ini baik untuk kesehatan saluran pencernaan. Secara khusus, serat dalam nanas meliputi serat larut dan serat tak larut.

Dikutip dari jurnal Nutrients ditemukan bahwa, serat tak larut bermanfaat untuk mengosongkan usus sehingga feses tidak terlalu lama ada didalam usus dan menjadi keras. Hal ini akan membuat BAB menjadi lancar dan terbebas dari masalah sembelit.

Sedangkan serat larut berguna untuk menyerap kelebihan cairan yang ada dalam usus. Tinja menjadi tidak terlalu encer dan menghindarkan dari risiko diare. Serat juga bisa untuk menjaga lapisan lendir, sehingga bakteri jahat tidak bisa masuk dan terhindar dari keracunan makanan.

3. Membantu Pemulihan Pasca Sakit

Dari riset Biotechnology Research International ditemukan bahwa pemberian bromelain sebelum menjalani tindakan bedah, mampu mengurangi peradangan pasca operasi dan mempersingkat rasa sakit. Bromelain juga efektif dalam mengurangi bengkak, memar, dan juga rasa nyeri. 

Ketika moms menanyakan apakah bahaya ibu menyusui makan nanas? Maka jawabannya adalah tidak. Namun moms tetap harus memahami bahwa semua yang moms konsumsi akan mempengaruhi nutrisi dalam ASI.

Efek Samping Nanas Pada Ibu Menyusui

Nanas memang tidak dilarang untuk dikonsumsi selama masa menyusui, namun bukan berarti tanpa aturan atau batasan. Terlebih lagi pada saat menyusui, apa yang moms makan juga akan berpengaruh pada ASI yang diminum oleh bayi. Beberapa efek samping yang bisa terjadi ketika makan nanas adalah.

4. Berdampak Pada Pencernaan

Seperti yang telah diketahui bahwa nanas mengandung asam sitrat yang sangat dominan. Asaan ini sangat berpengaruh pada saluran pencernaan. Ketika si kecil menghisap ASI yang mengandung asam sitrat tinggi, akan meningkatkan keasaman fesesnya.

Tingginya asam sitrat ini dapat dilihat dari rendahnya pH feses si kecil. Akibatnya adalah, feses bayi yang terlalu asam dapat membuat kulitnya menjadi iritasi. Dubur bayi menjadi kemerahan ketika BAB serta cenderung mengalami ruam popok.

Apabila muncul gejala pada bayi, moms bisa memberikan ASI perah terlebih dahulu. Agar tidak muncul kolik pada bayi, lebih baik pergunakan botol susu anti kolik dari https://drbrowns.id/products/botol-susu/. Kolik akan membuat perut bayi semakin tidak nyaman.

5. Mengakibatkan Dermatitis Atopik 

Pada jurnal Allergy bahkan disebutkan bahwa kandungan asam sitrat yang tinggi pada bayi, juga meningkatkan risiko terjadinya eksim. Sebagian orang mengenal eksim dengan sebutan dermatitis atopik, disamping menimbulkan masalah pada saluran pencernaan.

Bayi memang masih rentan terhadap alergi yang muncul pada tubuhnya. Selain munculnya eksim, alergi yang ditimbulkan dari alergi ini bisa berupa ruam kulit, gatal pada bagian mulut, hidung tersumbat, hingga asma. Kondisi ini bisa lebih parah jika si kecil memiliki riwayat alergi dari orang tua.

Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan Sebelum Makan Nanas

Meskipun nanas memiliki banyak manfaat bagi tubuh, namun moms harus memperhatikan beberapa hal sebelum mengkonsumsinya. Apabila masih ragu bisa juga konsultasikan terlebih dahulu ke dokter agar aman makan nanas selama menyusui.

1. Bayi Telah Berusia 5 Bulan

Konsumsilah nanas ketika si kecil telah berusia diatas 5 bulan. Pada usia ini pencernaan si kecil telah lebih kuat dan sistem kekebalan tubuhnya sudah berkembang dengan baik. kondisi ini akan meminimalisir terjadinya alergi dan gangguan pencernaan.

2. Jangan Makan Nanas Ketika Perut Kosong

Jika ingin makan nanas, pastikan perut telah terisi dan jangan membiarkan dalam kondisi kosong. Kandungan asam dalam nanas, mungkin bisa mengganggu sistem pencernaan terutama kesehatan lambung. 

3. Makan Sedikit Terlebih Dahulu

Jangan langsung makan nanas dalam porsi besar. Cobalah mulai makan dengan porsi kecil terlebih dahulu. Perhatikan apakah ada reaksi dari si kecil, misalnya muncul alergi atau diare. Apabila aman, moms bisa melanjutkan makan nanas dalam porsi terbatas.

Seorang ibu menyusui sebenarnya dapat mengkonsumsi makanan selama tidak berbahaya dan tidak menimbulkan alergi. Manfaat nanas untuk ibu menyusui juga cukup banyak dan membantu dalam menjaga kesehatan. Pastikan moms tidak mengkonsumsi secara berlebihan dan tetap terkontrol.





5 Tips Memilih Pompa ASI Manual Terbaik 2019
Mengapa Botol Susu Dr. Brown's Direkomendasikan oleh Para Dokter Anak?
fungsi pipa-min
Apa Kegunaan Internal Vent System?

Obat Alergi Menyebabkan Kolik?

Obat Alergi Menyebabkan Kolik?

Obat Alergi Menyebabkan Kolik?

Alergi bisa saja terjadi pada siapapun, termasuk pada ibu menyusui. Penyebab alergi bisa karena berbagai alasan. Untuk meredakan alergi, biasanya dengan minum obat anti alergi. Namun pada ibu menyusui banyak yang mengatakan bahwa obat alergi menyebabkan kolik pada bayi.

Pada saat alergi menyerang memang membuat moms merasa tidak nyaman dengan rasa gatalnya. Hal inilah yang mendorong ibu untuk mengkonsumsi obat anti alergi. Namun benarkah bayi bisa menjadi kolik karena moms mengkonsumsi obat anti alergi ini.

Obat Alergi Menyebabkan Kolik

Untuk mengatasi gejala alergi yang muncul, biasanya dibantu dengan memberikan obat antihistamin. Seperti dilansir dari Web MD ditemukan bahwa, “alergi dapat terjadi ketika tubuh bersentuhan dengan pemicu alergi. Contohnya adalah bulu hewan, serbuk bunga, makanan, atau tungau debu”.

Ketika alergen tersebut sudah masuk ke dalam tubuh, maka akan membentuk zat kimia yang disebut dengan histamin. Akibat yang ditimbulkan dari histamin ini adalah jaringan hidung menjadi bengkak dan tersumbat. Selain itu juga mengalami ruam kulit dan gatal-gatal.

Obat antihistamin ini diperlukan untuk mengurangi histamin dan menghentikan gejala alergi. Namun ketika moms sedang menyusui, tentunya tidak boleh sembarangan mengkonsumsi obat alergi. Hal ini karena berkaitan dengan kandungan zat kimia pada ASI yang bisa saja berpengaruh pada bayi.

Menurut seorang dokter anak bernama Sylvia Romm, M.D., MPH dijelaskan, bahwa ada tiga pertimbangan yang harus moms perhatikan sebelum mengkonsumsi obat. Hal tersebut harus dipastikan aman agar tidak berdampak negatif pada bayi. Apa saja yang harus diketahui?

  • Apa efek samping obat terhadap ibu menyusui?
  • Apa pengaruhnya terhadap bayi?
  • Apakah kandungan obat dapat mempengaruhi tingkat produksi ASI?

Bolehkah ibu menyusui minum obat alergi? Lalu bagaimana juga dengan beberapa pernyataan bahwa obat alergi menyebabkan kolik pada bayi? Obat antihistamin ini memang digunakan untuk mengatasi keluhan alergi. Secara umum, obat ini terbagi menjadi tiga generasi yaitu:

1.Generasi pertama

Antihistamin generasi pertama ini terdiri dari diphenhydramine (Benadryl) serta chlorpheniramine (Chlor Trimeton). Jenis obat ini merupakan obat yang paling tidak disukai karena menyebabkan kelelahan.

2. Generasi kedua

Pada generasi kedua, yang termasuk dalam antihistamin ini antara lain fexofenadine (allegra). Jenis ini lebih sering dikonsumsi karena tidak membuat moms kelelahan, sehingga masih bisa mengasuh si kecil meski sedang mengkonsumsi obat.

3. Generasi Ketiga

Generasi terakhir dalam obat antihistamin adalah loratadine (Claritin). Moms juga masih bisa mengkonsumsi obat ini selama menyusui. Sama dengan generasi kedua, jenis ini juga tidak menyebabkan kelelahan.

Paparan antihistamin dalam jumlah kecil, memang tidak menyebabkan si kecil menjadi rewel maupun kolik pada bayi. Meskipun demikian belum juga terbukti bahwa obat tersebut tidak berbahaya. Akan lebih jelas lagi ketika moms berkonsultasi terlebih dahulu sebelum konsumsi obat antihistamin.

Dikutip dari Collage of Family Physicians of Canada menyebutkan, “antihistamin generasi pertama, dalam jumlah kecil dapat disekresikan dalam ASI”. Sejauh ini tidak ditemukan adanya reaksi yang memerlukan penanganan medis khusus yang serius.

Cara Mengurangi Alergi Secara Alami

Obat antihistamin memang menjadi salah satu cara yang umum digunakan ketika mengalami alergi dan gatal-gatal. Namun sebenarnya moms bisa melakukan pengobatan secara alami tanpa dengan obat kimia. Jika moms mengalami gatal atau alergi, cobalah beberapa cara berikut untuk mengatasinya.

1. Air Dingin

Mandi dengan air dingin atau kompres dingin pada area yang gatal, dapat mengurangi rasa tidak nyaman dan gatal ketika alergi. Kecuali moms memiliki alergi yang dipicu oleh flu, namun hal ini sangat jarang terjadi. 

Air dingin ini dapat bekerja efektif untuk mengecilkan pembuluh darah serta menghalangi pelepasan histamin yang lebih lanjut. Apabila rasa gatal masih terasa, tambahkan oatmeal halus dalam bak air mandi.

Gunakan campuran air tersebut untuk berendam paling tidak selama 10 hingga 15 menit. Apabila sudah dirasa cukup, hati-hatilah ketika keluar dari bak. Campuran oatmeal dan air cukup licin sehingga bisa berisiko jatuh atau terpeleset.

2. Kurangi Stres

Gatal-gatal yang muncul ketika alergi ternyata bisa diatasi dengan mengurangi stres. Ketika moms mengalami stres maka rasa gatal akan semakin buruk. Jadi langkah yang perlu dilakukan adalah meredakan ketegangan karena stres.

Salah satu cara untuk menjinakkan stres ini antara lain, relaksasi progresif atau bisa dengan meditasi, dan juga yoga. Moms bisa bersantai sebentar atau dengan tidur siang. Dalam hal ini tidur menjadi cara terbaik untuk meredakan stres.

Apabila si kecil sedang rewel, mintalah bantuan keluarga untuk membantu menjaganya. Berikan ASI perah menggunakan botol susu anti kolik https://drbrowns.id/products/botol-susu/. Apa saja penyebab kolik ini, bisa moms lihat di

https://drbrowns.id/kolik-pada-bayi-apa-penyebabnya-dan-bagaimana-mengatasinya/.

3. Gunakanlah Pakaian yang Longgar

Pilihlah pakaian yang longgar dan berbahan katun agar rasa gatal dapat mereda. Bahan katun ini cukup dingin serta membantu kulit untuk bernafas. Jangan menggunakan pakaian yang ketat karena akan membuat kulit tertekan dan justru semakin gatal.

4. Bubuk Soda Kue

Cara mengatasi gatal secara alami bisa menggunakan soda kue. Bahan ini telah secara turun temurun diyakini mampu untuk membersihkan kulit dan menenangkan kulit yang gatal. Sifat anti peradangannya efektif dalam mengurangi peradangan karena gatal.

Siapkan cangkir kecil kemudian tambahkan sedikit soda kue dan aduklah hingga menjadi pasta. Oleskan pasta tersebut pada bagian yang terasa gatal. Diamkan beberapa saat untuk menghentikan iritasi kulit dan mengurangi gatal.

5. Cuka Sari Apel

Bahan ini mungkin sudah banyak dikenal karena memiliki sifat antihistamin. Cuka sari apel ini mampu untuk meredakan peradangan serta mengatur respon dari sistem kekebalan tubuh. Cukup campurkan 1 sendok suka dengan 1 sendok air hangat dan dioleskan pada bagian yang gatal.

6. Gel Lidah Buaya

Lidah buaya mengandung vitamin E yang bagus untuk kesehatan kulit. Selain itu gel lidah buaya juga bisa mengurangi rasa gatal yang timbul karena alergi. Cukup oleskan gel ini pada bagian tubuh yang terasa gatal. Rasanya yang dingin bersifat menenangkan dan membuat moms lebih nyaman.

7. Ramuan Rempah

Ramuan rempah ternyata cukup efektif dalam meredakan dan mengatasi gatal alergi pada ibu menyusui. Moms cukup merebus satu sendok makan jahe segar, tiga perempat cangkir cuka, dan seperempat cangkir gula merah.

Setelah mendidih, dinginkan beberapa saat. Moms bisa menggunakan ramuan rempah ini dengan cara tuang sedikit ramuan rempah dan campurkan dengan air hangat. Oleskan pada tubuh yang dirasa gatal. Lakukan beberapa hari sekali agar lebih efektif.

8. Minyak Ikan

Moms bisa mengatasi alergi dengan menggunakan minyak ikan. Gunakanlah 1000 mg minyak ikan dalam kapsul dan gunakan tiga kali sehari. Kapsul ini mengandung asam lemak esensial yang bersifat anti inflamasi. 

Alergi memang menjadi sebuah kondisi yang sangat tidak nyaman bagi ibu menyusui. Apalagi ditambah dengan kemungkinan obat alergi menyebabkan kolik, pasti membuat semakin tidak mengenakan. Untuk lebih amannya, moms bisa berkonsultasi pada dokter apakah bisa mengkonsumsi obat alergi tersebut.






5 Tips Memilih Pompa ASI Manual Terbaik 2019
Mengapa Botol Susu Dr. Brown's Direkomendasikan oleh Para Dokter Anak?
fungsi pipa-min
Apa Kegunaan Internal Vent System?

Metode Penyimpanan ASI: Solusi Terbaik untuk Ibu Bekerja yang Menyusui

Metode Penyimpanan ASI: Solusi Terbaik untuk Ibu Bekerja yang Menyusui

Metode Penyimpanan ASI: Solusi Terbaik untuk Ibu Bekerja yang Menyusui

Memberikan air susu ibu/ASI kepada bayi dengan cara menyusuinya secara langsung merupakan salah satu cara yang gampang dan tidak ribet. Namun bagi Moms yang bekerja, tentu butuh metode penyimpanan ASI yang benar agar ASI tetap berkualitas meski tidak disusui secara langsung. 

Tentu hal ini bukanlah suatu yang mudah bagi seorang ibu pekerja. Namun bukan berarti Moms harus menyerah begitu saja. Ketahui cara yang tepat dalam menyimpan ASI agar si Kecil tetap mendapatkan nutrisi terbaik air susu dari Moms.

Air Susu Ibu (ASI)

Merupakan asupan gizi pokok utama bagi si Kecil yang belum bisa mengkonsumsi makanan–makanan yang padat. Saran untuk pemberian ASI terhadap bayi adalah menunggu umur si Kecil sampai berusia 2 tahun.

banyak sekali alasan yang perlu diketahui bagi para Moms, mengapa pemberian ASI eksklusif itu begitu penting kepada si Kecil selama 6 bulan lamanya. Sebab dengan proses produksi yang secara alami di dalam tubuh ibu terdapat kandungan nutrisi yang dibutuhkan oleh si Kecil.

Selain manfaat bagi si Kecil, memberikan ASI eksklusif juga berdampak positif bagi para ibu. Yuk, simak pentingnya peranan ASI eksklusif buat Moms dan si Kecil.

1. Tubuh Bayi Menjadi Lebih Kuat

Zat antibodi yang terkandung dalam air susu ibu berperan sebagai sistem kekebalan tubuh bagi si Kecil  agar lebih kuat dan dapat melawan berbagai jenis virus dan bakteri.

Bayi yang mendapatkan asupan ASI dapat mengurangi dirinya dari risiko terjangkitnya penyakit diabetes, sembelit, diare, infeksi saluran pernapasan, dan infeksi telinga. Antibodi yang bermula dari tubuh ibu yang disalurkan melalui ASI juga mampu melindungi bayi dari penyakit alergi dan asma.

2. Penguatan Tulang

ASI begitu sangat disarankan diberikan kepada si Kecil kurang lebih selama tiga bulan bahkan lebih. Guna untuk jangka panjang si Kecil, sebab mampu menunjang penguatan pada tulang leher dan tulang belakang pada si Kecil.

3. Menunjang Kecerdasan Si Kecil

Setiap ibu pasti selalu mendambakan bayinya dapat tumbuh menjadi anak yang cerdas dan pintar. Pemberian ASI eksklusif merupakan salah satu kuncinya. Menurut para ahli didalam air susu ibu terdapat kandungan asam lemak yang dapat menunjang kecerdasan bagi otak bayi.

Jalinan ikatan emosional antara Moms dan bayi yang terjadi selama proses menyusui membawa pengaruh baik bagi kecerdasan si Kecil.

4. Berat Badan yang Seimbang

ASI mampu menjaga berat badan si Kecil agar tetap seimbang, sehingga tidak perlu khawatir terhadap obesitasnya badan. Para ahli menyatakan bahwa insulin yang terdapat dalam kandungan ASI lebih minim daripada kandungan insulin yang terdapat pada susu formula.

Insulin merupakan suatu kandungan yang bisa menimbulkan terbentuknya lemak. Jadi, dengan memberikan ASI yang teratur dapat menambah leptin pada tubuh si Kecil.

Zat ini tidak lain merupakan hormon yang berperan sebagai pengatur nafsu makan dan proses metabolisme lemak. Oleh sebab itu, bayi tidak akan mengalami kegemukan yang disebabkan oleh lemak.  

5. Mengurangi Risiko Terjadinya Sindrom Kematian Mendadak

SIDS yang tidak lain adalah Sudden Infant Death Syndrom merupakan kematian mendadak pada bayi yang berumur 1 tahun ketika ia sedang tidur. Sindrom ini biasa dialami pada bayi yang prematur, oleh sebab itu, dengan memberikan ASI dapat mengurangi resiko terjadinya SIDS. 

6. Perlunya Asupan Kolesterol

Bayi membutuhkan asupan kolesterol yang banyak, sebab berguna untuk meningkatkan tumbuh kembangnya. Kolesterol dalam hal ini tentu bukanlah kolesterol jahat yang sering ditakuti oleh banyak orang ya Moms.

Manfaat pada Ibu dalam Memberikan ASI

ASI eksklusif juga dapat memiliki dampak positif terhadap ibu, berikut manfaatnya:

1. Membantu Menurunkan Berat Badan

Dengan cara menyusui si Kecil bisa menjadi olahraga tersendiri lho. Dengan menyusui, dapat mengeluarkan kalori hingga 500 kalori per harinya.

2. Terjalinnya Emosional Keintiman dengan Si Kecil

Dengan kehangatan dan aroma tubuh ibu yang dirasakan  si Kecil, dan ibu pun merasakan sentuhan antar kulit sambil memandangi si Kecil. Pada saat menyusui adalah saat-saat dimana Moms dan si Kecil dapat membangun jalinan emosi yang intim.

3. KB Alami

Metode KB alami melalui cara menyusui bisa membuahkan hasil jika saat bayi membutuhkan dan ibu siap menyusui kapan saja. Dengan metode pemberian ASI eksklusif dapat menghambat ovulasi, dan mencegah kehamilan terjadi.

Dari pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa ASI eksklusif sangat penting peranannya baik itu bagi si Kecil maupun untuk Ibu.

Metode Penyimpanan ASI yang Benar

Bagaimana solusinya bagi Moms yang tidak sempat memberikan ASI eksklusif secara langsung? Berikut tips dan cara yang mungkin bisa membantu para Moms, mulai dari pengambilan ASI, penyimpanan, hingga pemakaian yang tepat:

  • Wadah penyimpanan

Cucilah tangan Moms hingga bersih sebelum memerah maupun menyimpan ASI. Dan pastikan wadah penyimpanan bersih. Moms bisa menggunakan kontainer plastik ataupun botol kaca.

Jangan sampai menggunakan kantong plastik biasa atau botol susu disposable yang mudah bocor sehingga resiko wadah terkontaminasi. Wadah harap dicuci menggunakan air panas dan sabun, lalu anginkan wadah sampai kering.

  • Bagaimana Cara Menyimpan ASI yang Benar?

Berilah label pada wadah berisi nama anak dan tanggal pemerahan ASI, guna untuk memastikan ASI yang dipakai adalah ASI yang lama dan masih layak pakai. Hindari mencampurkan ASI yang beku dengan ASI baru pada wadah penyimpanan.

Jangan menyimpan dan memberikan ASI yang sudah dikonsumsi. Jangan mengocok wadah yang berisi ASI sebab bisa merusak komponen penting didalam susu, cukup dengan memutar wadah ASI hingga kandungan krim di atasnya dapat tercampur merata.

Nah, bagi Moms yang tertarik dengan metode penyimpanan ASI dan bingung mencari produk pompa susu yang aman dan berkualitas, kami merekomendasikan produk bayi anti kolik pada bayi terbaik, seperti botol susu anti kolik, dot teether, pompa susu, dan sebagainya.

Produk Bagi Si Kecil

Dr. Brown’s menciptakan produk-produk bayi yang inovatif sebagai bentuk dukungan terhadap kesehatan dan pemberian gizi yang optimal. Kami terus melakukan terobosan dan inovasi yang dapat mengembangkan produk yang berfokus kepada apa yang dibutuhkan demi kesehatan si Kecil. 

Dengan kepercayaan orang tua di seluruh dunia, kami akan terus meneliti secara mendalam untuk membuat produk perlengkapan penunjang kesehatan si Kecil.

Dengan mendapat kepercayaan orang tua dari seluruh dunia, kami terus-menerus berjuang di garda depan untuk selalu menghasilkan produk perlengkapan si Kecil yang dapat diandalkan.

  • Alat Pemompa Susu

Menggunakan metode penyimpanan ASI dengan alat pemompa susu tidak perlu khawatir dan nyaman dengan produk Dr. Brown’s Silicone Breast Pump. Pompa ASI manual praktis yang bisa dibawa bepergian dan cocok bagi Moms yang sibuk bekerja.

  • Fitur Dr. Brown’s Manual Breast Pump

Pompa ASI ini cocok dibawa bepergian, dan tidak bising ketika digunakan. Terdapat cup yang sangat lembut dan fleksibel terkesan nyaman saat digunakan. Memberikan para Moms 3 manfaat sekaligus, yaitu dengan memompa, menyimpan, dan menyusui.

Botol Dr. Brown’s Hadir dengan 4 oz/ 120 ml dan storage cup, praktis dan gampang ketika dilepaskan dan dirakit saat dibersihkan.

Sekian dan Selamat Mencoba.

5 Tips Memilih Pompa ASI Manual Terbaik 2019
Mengapa Botol Susu Dr. Brown's Direkomendasikan oleh Para Dokter Anak?
fungsi pipa-min
Apa Kegunaan Internal Vent System?

Si Kecil yang Rewel dan Cara Mengatasinya

Si Kecil yang Rewel dan Cara Mengatasinya

Si Kecil yang Rewel dan Cara Mengatasinya

Cara menghadapi bayi mogok ASI, merupakan tujuan mengapa artikel ini dibuat. Namun, sebelum lanjut ke topik inti pembahasan kenali dulu, apa saja yang membuat si Kecil susah disusui? apa penyebabnya? Tanpa berlama-lama yuk, simak penjelasannya. 

Nursing Strike

Menurut AIMI, nursing strike atau si Kecil tidak mau disusui, sebagai orang tua kita harus tau dan peka terhadap permasalahan pada si Kecil. Bisa jadi ia telah mengalami yang namanya nursing strike atau tidak mau menyusu.

Hal yang kerap terjadi disebabkan karena adanya sesuatu yang salah di dalam tubuh si Kecil, yang mempengaruhi rasa nyamannya saat proses menyusui. Bagi para Moms yang ingin menyusui dengan ASI eksklusif ketika si Kecil mogok disusui, pasti begitu menguras pikiran dan emosi.

Orang tua dituntut tetap sabar dan selalu memberikan perhatian yang ekstra, meskipun melelahkan dan bisa membuat stress. Perlu Moms ketahui, apa saja penyebab si Kecil susah untuk disusui.

Alasan kenapa si Kecil susah disusui terkadang begitu sulit untuk ditebak dikarenakan gejalanya yang terlalu mendadak. Namun sebenarnya tidak sesulit apa yang Moms bayangkan untuk mencari alasan si si Kecil tidak mau menyusu.

Dikutip dari berbagai sumber, berikut ini penyebab mogoknya pada si Kecil ketika akan disusui:

1. Aroma Asing atau ASI Berubah Rasa

Kejadian lain yang mungkin menyebabkan si Kecil tidak mau menyusu adalah rasa ASI berubah. Rasa pada ASI bisa berubah bisa dari perubahan hormonal dengan kembali menstruasi, mengonsumsi pil KB, atau makan-makanan tertentu yang bisa mengubah rasa ASI.

Si Kecil mampu merasakan perubahan aroma dari Moms. Hal yang bisa saja membuat si Kecil menolak untuk disusui karena bau sang moms berbeda. Bukan hanya itu saja, si Kecil juga sensitif terhadap gantinya sabun, perlengkapan mandi, bahkan parfum yang.

Usahakan Moms menghindari jenis parfum dan deodoran berbau menyengat selama satu atau dua hari hingga si Kecil mau kembali disusui.

2. Si Kecil Sedang Sakit

Jika Moms peka terhadap sikap si Kecil, sebenarnya si Kecil memberikan sinyal dengan cara mogok menyusu untuk memberi tahu ketika si Kecil sedang mengalami hal-hal tidak membuatnya nyaman. Jika sulit untuk disusui, kemungkinan mengalami kolik pada si Kecil,

Kolik yaitu rasa yang tidak nyaman, bisa karena kembung atau gangguan pada pencernaan. Pertumbuhan gigi pada si Kecil merupakan masalah yang serius pada si Kecil, sebab bersamaan dengan timbulnya berbagai masalah seperti, infeksi telinga atau sariawan.

Periksalah mulut si Kecil, pernah ada kasus Moms yang tidak sengaja menemukan potongan kertas yang menempel pada langit-langit mulut si Kecilnya. Setelah moms mengeluarkan kertas dari mulut, si Kecil langsung dapat menyusu secara normal.

3. Stres pada Si Kecil

Si Kecil dapat mengalami stres apabila ada perubahan rutinitas jadwal menyusu. Oleh sebab itu, usahakan menjaga pola dan rutinitas si Kecil senormal mungkin. ASI yang berkurang juga bisa membuat si Kecil merasa frustasi.

Usahakan jangan memberi efek kejut jika si Kecil menggigit puting, bisa jadi hal itu membuat si Kecil takut menyusu setelahnya. Si Kecil akan sangat mudah terdistraksi oleh hal sederhana sekalipun. Jadi, hindari hal-hal yang dapat mengagetkannya atau membuatnya tak nyaman.

Solusi si Kecil Mogok ASI

Bagaimana cara agar si Kecil mau menyusu kembali? Berikut pembahasannya bagaimana cara menghadapi bayi mogok ASI ada beberapa tahapan dalam mengatasi si Kecil yang tidak mau menyusu:

  1. Pastikan si Kecil benar-benar menempel ke payudara Moms dengan cara dan posisi yang benar. Perah ASI ke dalam mulut si Kecil, namun jika si Kecil frustasi, berhenti sejenak dan bisa dicoba lagi nanti.
  2. Disaat si Kecil mengantuk atau dalam keadaan tertidur, cobalah untuk menyusuinya. Dari beberapa pengalaman si Kecil menolak menyusu saat mereka dalam keadaan terjaga. Bisa juga saat ia baru bangun tidur. Perlakukan dengan lembut ketika ia bangun dan memprotes.
  3. Susuilah si Kecil di tempat yang bersuasana gelap atau remang-remang, sepi dan sunyi, jauh dari suara-suara yang berisik.
  4. Carilah posisi yang nyaman saat menyusui agar ia juga bisa merasakan kenyamanan. Jika si Kecil mengalami flu atau pilek, susuilah dalam posisi tegak. Bisa juga dengan cara menyedot hidung si Kecil untuk mengeluarkan ingusnya.
  5. Bisa juga menyusui si Kecil dengan cara menggendongnya dan mengayun-ayunkan kan perlahan atau sambil berjalan-jalan merupakan salah satu teknik jitu cara menghadapi bayi mogok ASI.
  6. Buat si Kecil merasakan kontak langsung dari kulit ke kulit, misal ketika melakukan aktivitas menyusui tanpa menggunakan baju, bisa juga mandi air hangat bersama. Teknik ini dapat membantu si Kecil tetap dekat secara fisik dan emosional.
  7. Alunan musik yang lembut bisa membuat si Kecil tenang. Coba untuk memutar musik yang santai, atau dengan bersenandung sambil mendorongnya untuk menyusu. Tetaplah bersikap tenang dan coba untuk tidak stress sebab dapat mengurangi suplai dan kualitas ASI.
  8. Usahakan hindari pemberian dot atau botol saat ia mogok ASI. Mengisap merupakan kebutuhan alami dan hanya bisa melalui payudara. Jika terpaksa, berikan ASI ke dalam botol, dot, sippy cup, sendok atau pipet agar si Kecil tetap memperoleh gizi yang dibutuhkan.

Itulah beberapa penyebab dan cara menghadapi bayi mogok ASI. Sebagai orang tua, Moms dituntut harus bersabar dan tekun dalam mengatasi segala persoalan si Kecil.

Apabila mogok ASI berlangsung selama lebih dari lima hari dan popok si Kecil hanya basah sedikit tidak seperti dari biasanya, menandakan bahwa bayi Moms dehidrasi dan tidak mendapatkan nutrisi yang cukup.

Sekurang-kurangnya dalam satu hari dia harus berganti sekitar lima hingga enam popok dalam sekali pakai atau enam sampai delapan popok kain. Pergantian popok ini merupakan bukti bahwa ia mengonsumsi cairan yang cukup. Dan jangan ragu untuk selalu berkonsultasi kepada dokter.

Peralatan Bayi Terbaik

Nah, bagi Moms yang ingin memiliki perlengkapan bayi yang aman buat si Kecil tidak perlu khawatir dan bingung. Kami sarankan Dr. Brown’s, yang memiliki produk bayi terbaik, seperti botol susu anti kolik, dot teether, pompa susu, dan sebagainya.

Dr. Brown’s menciptakan produk-produk bayi yang inovatif sebagai bentuk dukungan terhadap kesehatan dan pemberian gizi yang optimal.

Dr. Brown’s terus melakukan terobosan dan inovasi yang dapat mengembangkan produk yang berfokus kepada apa yang dibutuhkan demi kesehatan si Kecil. Dengan kepercayaan orang tua di seluruh dunia.

Dr. Brown’s akan terus meneliti secara mendalam untuk membuat produk perlengkapan penunjang kesehatan si Kecil. Dengan mendapat kepercayaan orang tua dari seluruh dunia.

Kami terus-menerus berjuang di garda depan untuk selalu menghasilkan produk perlengkapan si Kecil yang dapat diandalkan.

Demikian Moms, dengan beberapa tindakan dan cara seperti diatas semoga dapat membantu para Moms yang ingin mengetahui bagaimana cara menghadapi bayi mogok ASI dan selamat mencoba.

 

5 Tips Memilih Pompa ASI Manual Terbaik 2019
Mengapa Botol Susu Dr. Brown's Direkomendasikan oleh Para Dokter Anak?
fungsi pipa-min
Apa Kegunaan Internal Vent System?

Ibu Menyusui dan Efek Jengkol Bagi Bayi

Ibu Menyusui dan Efek Jengkol Bagi Bayi

Ibu Menyusui dan Efek Jengkol Bagi Bayi

Olahan jengkol adalah menu yang begitu menggugah selera bagi sebagian orang, seperti semur jengkol, jengkol balado, atau apapun olahan bertema jengkol. Bahkan tak terkecuali untuk ibu menyusui. Tapi, pernahkah Moms berpikir tentang efek jengkol bagi bayi?

Jengkol memang enak ya Moms, namun jangan kaget bila mengkonsumsi makanan tersebut kemungkinan mempengaruhi rasa ASI. Benarkah ada efek jengkol bagi bayi? yuk simak ulasan berikut.

Nutrisi Bagi Ibu Menyusui

Ibu yang sedang menyusui sangat perlu adanya tambahan kalori sekitar 1800-2200 per harinya, bahkan bisa lebih. Namun, kebutuhan ini berbeda antara ibu menyusui satu dan lainnya, tergantung pada aktivitas yang dilakukan dan kondisi tubuhnya.

Meskipun demikian, asupan yang dikonsumsi sangatlah menentukan banyaknya ASI yang akan dihasilkan. Terlebih lagi ketika suatu momen tertentu. Moms wajib tahu jenis makanan tertentu yang bisa membuat ASI lancar dengan baik bagi ibu menyusui.

Kandungan Jengkol

Tidak sedikit orang percaya dengan mitos makanan tertentu yang bisa membuat ASI beraroma kurang sedap, jika ibu yang sedang menyusui mengkonsumsi jengkol. Lalu, apakah dibolehkan jika ibu yang saat ini menyusui mengkonsumsi jengkol?

Sampai saat ini, sebenarnya belum ada penelitian lebih lanjut tentang efek jengkol bagi bayi atau pada kualitas ASI ibu saat menyusui. Namun, jengkol diketahui memiliki jenis minyak atsiri yang terdapat senyawa allyl sulfur. Senyawa ini merupakan senyawa yang sama pada bawang putih.

Bawang putih mengandung zat allyl methyl sulfide (AMS), yaitu metabolit yang mempunyai bau khas dan dapat mengalir pada ASI. Dengan adanya penelitian tersebut menunjukkan bahwa makan makanan yang berbau khas seperti jengkol, juga kemungkinan bisa mengubah bau ASI.

Pernah ada penelitian studi pada tikus yang diterbitkan pada jurnal Science of Food and Agriculture jengkol bermanfaat untuk kesehatan tubuh, mampu mengurangi kadar gula darah pada percobaan tikus dengan diabetes.

Dampak Negatif Jengkol

Meski ada zat positif di dalamnya, jengkol juga mempunyai dampak negatif yang buruk pada tubuh. Sebab, jengkol memiliki kandungan asam amino djenkolic yang bisa membentuk batuan kristal di kandung kemih didalam tubuh.

Selain itu, jengkol juga memiliki kandungan nitrogen yang begitu tinggi sehingga bisa mengganggu fungsi pada ginjal. Jika Moms ingin makan jengkol dan terlebih saat ini seorang ibu menyusui, lebih baik melakukan konsultasi dahulu kepada dokter.

Dengan bantuan dokter, Moms akan lebih terbantu dalam mempertimbangkan apakah makanan ini memberikan manfaat lebih banyak atau malah sebaliknya. Jika makanan tersebut aman, perlu diingat bahwa ibu menyusui lebih baik makan jengkol yang sudah matang.

Apabila makanan masih mentah sangat beresiko apabila dimakan, sebab bisa menyebabkan keracunan. Bakteri pada jengkol akan tetap hidup dikarenakan tidak melalui proses pemanasan. Selain itu, perlunya pembatasan asupan supaya tidak terlalu berlebihan.

Apakah Jengkol Baik untuk Ibu Menyusui?

Apabila seorang ibu menyusui mengkonsumsi jengkol dengan takar berlebihan, maka bisa menimbulkan beberapa penyakit yang berdampak pada ginjal, jantung, hati, dan bahkan pankreas.

Keracunan ini terjadi jika jengkol dimakan dalam keadaan bijinya masih mentah atau dalam keadaan setengah matang. Efek jengkol bagi bayi dari sisi keamanan, ada kalanya juga Moms mempertimbangkan dulu si kecil.

Jika terjadi perubahan ASI, baik itu rasa maupun aroma ASI, sebaiknya hentikan dulu kebiasaan moms gemar makan jengkol saat menyusui. Rasa dan bau ASI yang berubah dapat membuat bayi sulit untuk disusui.

Hal ini akan mengakibatkan asupan gizi dan nutrisi pada anak bisa menurun bahkan mampu mengganggu pertumbuhan si kecil. Oleh sebab itu, penting sekali menjaga kualitas ASI agar tidak mengganggu asupan nutrisi si kecil dan mengganggu pertumbuhannya.

Manfaat Jengkol Bagi Ibu Menyusui

Manfaat jengkol bagi ibu yang menyusui sebenarnya cukup banyak, buah yang mengandung banyak nutrisi yang dibutuhkan bagi ibu menyusui namun memiliki bau yang khas. Berikut manfaat-manfaat makan jengkol pada ibu menyusui:

  1. Mencukupi zat besi sehingga mampu mencegah anemia, dapat meningkatkan jumlah kalsium pada ASI sehingga menunjang kebutuhan kalsium pada si kecil. Memberikan manfaat berupa peningkatan daya tahan tubuh karena kaya akan vitamin C.
  2. Jengkol mampu mencegah sembelit, dan mencukupi asupan protein, vitamin, dan mineral. soalnya jengkol mengandung protein yang begitu tinggi, seperti vitamin A, B, C dan bahkan mineral seperti fosfor hingga zat besi yang dibutuhkan oleh tubuh.
  3. Dibalik banyaknya manfaat yang dimiliki jengkol, pertimbangkan juga dengan dampak mengkonsumsi jengkol secara berlebihan bisa memberikan efek samping terutama bagi tubuh yang serius ya Moms.

Menurut dr. Nadia Nurotul Fuadah, tidak ada makanan yang diharuskan secara khusus dilarang atau diwajibkan untuk dikonsumsi selama kondisi masih menyusui. Semua ibu itu sama, jadi tidak ada perbedaan, oleh sebab itu dianjurkan untuk memakan makanan yang sehat dan juga bergizi seimbang.

Sampai saat ini, belum ada penelitian yang mengemukakan secara medis yang berpendapat tentang efek samping atau bahaya mengkonsumsi jengkol ketika menyusui bayi, jadi bagi ibu menyusui memungkinkan aman bila dikonsumsi.

Namun, pada sebagian orang yang begitu sensitif atau memiliki riwayat penyakit tertentu mengkonsumsi jengkol secara berlebihan dapat memicu peningkatan produksi asam lambung oleh sel-sel parietal tersebut.

Jika hal ini tidak ditangani secara tepat, dapat menimbulkan berbagai macam keluhan, seperti perih, nyeri, kembung, mual di ulu hati, dan bahkan sampai sesak sekalipun.Bisa jadi, keluhan ini mampu menyebabkan produksi hormon stress yang berlebihan yang mampu menurunkan produksi pada ASI.

Jadi Moms, bagi Moms yang gemar sekali mengkonsumsi masakan yang serba jengkol harap dibatasi agar kesehatan Moms dan si kecil selalu terjaga dengan baik. Tidak hanya jengkol saja sebenarnya, makanan jenis apapun jika dikonsumsi secara berlebihan merupakan sesuatu yang tidak baik.

Peralatan Bayi Terbaik

Nah, bagi Moms yang memiliki keluhan kolik pada bayi ataupun ingin memiliki perlengkapan bayi yang aman buat si kecil tidak perlu khawatir dan bingung. Kami sarankan Dr. Brown’s yang memiliki produk bayi terbaik, seperti botol susu anti kolik, dot, empeng, teether, pompa susu, dan sebagainya.

Perusahaan ini menciptakan produk-produk bayi yang inovatif sebagai bentuk dukungan terhadap kesehatan dan pemberian gizi yang optimal.

Perusahaan terus melakukan terobosan dan inovasi yang dapat mengembangkan produk yang berfokus kepada apa yang dibutuhkan demi kesehatan si kecil. Dengan kepercayaan orang tua di seluruh dunia.

Dan akan terus meneliti secara mendalam untuk membuat produk perlengkapan penunjang kesehatan si kecil. Dengan mendapat kepercayaan orang tua dari seluruh dunia, kami terus-menerus berjuang di garda depan untuk selalu menghasilkan produk perlengkapan si kecil yang dapat diandalkan.

Demikian Moms, dengan beberapa pertimbangan sebagaimana diatas semoga dapat membantu para Moms yang ingin mengetahui apakah ada efek jengkol bagi bayi. Tetap jaga pola makan dan gunakan peralatan bayi terbaik ya Moms!

 

5 Tips Memilih Pompa ASI Manual Terbaik 2019
Mengapa Botol Susu Dr. Brown's Direkomendasikan oleh Para Dokter Anak?
fungsi pipa-min
Apa Kegunaan Internal Vent System?

Tips Sukses Menyusui dengan Berbagai Bentuk Puting (Besar, Datar dan Terbalik)

Tips Sukses Menyusui dengan Berbagai Bentuk Puting (Besar, Datar dan Terbalik)

Tips Sukses Menyusui dengan Berbagai Bentuk Puting (Besar, Datar dan Terbalik)

Tips Sukses Menyusui dengan Berbagai Bentuk Puting (Besar, Datar dan Terbalik)

Mengapa menyusui dianggap momen penting? Karena pada masa ini, sumber utama makanan bayi hanya ASI. Bagi Moms yang memiliki anak pertama, maka perlu tahu tips sukses menyusui. 

Ada beberapa langkah-langkah sukses menyusui bagi Moms yang mengalami masalah, terutama pada bentuk puting. Tiap-tiap ibu menyusui pasti memiliki pengalaman berbeda. Oleh karenanya, kami telah merangkumnya, sebagaimana berikut.

Tips Sukses Menyusui dengan Puting Besar

Momen menyusui sangat berarti untuk si kecil dan ibu menyusui. Sejak lahir hingga berumur 6 bulan, makanan utama bayi adalah ASI eksklusif. Oleh karenanya, Moms harus menjaga betul sumber nutrisi supaya ASI berkualitas. 

Di masa menyusui, sering muncul masalah yang terjadi pada Moms, misal puting besar. Kondisi ini sering membuat kaum ibu cemas dan khawatir si kecil tidak bisa mendapatkan ASI eksklusif.  

Perlu, Moms ketahui, bahwa si kecil yang lahir normal atau dengan cukup bulan tidak akan mengalami kesusahan dalam menyusui meski puting Moms lebih besar dari biasanya. Kecuali si kecil yang lahir prematur, mulut si kecil lebih kecil dibanding yang lahir sembilan bulan.

Moms juga harus memastikan 60-70% areola dan puting bagian bawah masuk ke mulut si kecil. Biasanya pada teknik tersebut ASI akan keluar dengan optimal sesuai dengan kebutuhan si kecil. Berbagai tips menyusui dengan puting besar, diantaranya:

1.    Menyusui dengan Posisi Pegangan Sepak Bola

Pada posisi ini, Moms bisa mengapit si kecil di bawah lengan atau dekapan menyilang. Posisi ini baik untuk dipraktekkan ketika puting dilekatkan pada mulut si kecil.

2.    Menggunakan Pelindung

Saat menyusui sering merasakan nyeri dan sakit di bagian puting. Moms yang memiliki bayi prematur dan mengalami kesulitan dalam menyusui bisa menggunakan pelindung. Namun, terlebih dahulu lakukan konsultasi pada dokter.

3.    Memompa Payudara

Jika puting Moms lebih besar dan mengalami kesulitan menyusui, Moms bisa memompa ASI untuk mengurangi bentuk puting menjadi lebih kecil dan lebih mudah bagi si kecil menyusui. Lakukanlah selama 2-3 menitan sebelum menyusui si kecil.

Jika si kecil lahir prematur, Moms juga bisa menggunakan dot untuk membantu memberikan ASI pada si kecil. Selain itu bisa juga menggunakan botol ASI yang bagus seperti botol susu DrBrowns option plus.

4.    Konsultasi kepada Dokter

Masalah yang sering muncul dalam masa menyusui, sering membuat Moms khawatir berlebih. Karena ASI tidak dapat dikonsumsi oleh si kecil secara optimal. Untuk mengatasi masalah yang terjadi, Moms bisa konsultasi kepada dokter.

5.    Posisi C-hold

Posisi c-hold maksudnya menopang payudara membentuk huruf C, dan dapat mengarahkan payudara atau puting ke arah mulut si kecil. Posisi ini umum dipraktikkan oleh ibu-ibu menyusui. Moms juga bisa meniru posisi c-hold jika mengalami problem. Adapun langkah-langkahnya:

  1. Meletakkan jempol di atas payudara, jari-jari di bagian bawah payudara
  2. Tangan harus membentuk huruf C
  3. Jempol dan jari-jari tidak menutup areola supaya tidak menutup atau menghalangi mulut si kecil ketika mengkonsumsi ASI.

Namun jika Moms mengalami masalah payudara sebelah, cara mengatasinya cukup dengan menyusui secara bergantian, antara payudara sebelah kanan dan kiri.

Cara Memperlancar ASI dalam Kondisi Puting Datar

Masalah-masalah dalam menyusui di antaranya ialah puting datar. Banyak ibu-ibu mulai mencari solusi mengatasi masalah dalam menyusui. Kondisi puting datar merupakan kondisi ketika puting tidak dapat menonjol dari areola.

Kondisi ini dapat menyebabkan si kecil mengalami kesulitan dalam mengonsumsi ASI. Pada kondisi ini, si kecil cenderung mengalami kesulitan mengonsumsi ASI. Kami rangkum beberapa langkah-langkah atau tips sukses menyusui dengan kondisi puting datar:

  1.   Menarik puting pelan-pelan
  2.   Menyentuh puting dengan menggunakan kain yang lembab dan dingin
  3.  Ketika menyusui, Moms bisa memegang payudara. Memudahkan pelekatan puting pada mulut si kecil.
  4.  Memegang payudara dengan bentuk V di sekitar areola. Caranya, ibu jari dan telunjuk di atas puting, jari lainnya berada di area bagian bawah. Kemudian tekan jari dengan pelan ke bagian tulang dada.
  5.  Moms bisa menggunakan breast shells. Breast shells adalah alat bantu yang terbuat dari plastik, digunakan dan diletakkan ke dalam bra. Menggunakan alat bantu ini cukup 30 menit saja tidak perlu berlebih.

Menggunakan breast shells tidak perlu menggunakan secara terus menerus. Breast shells memiliki banyak manfaat karena memberikan tekanan dari bra pada areola, sehingga bisa meregangkan daerah puting.     

  1.  Memakai Nipple shield. Nipple shield merupakan alat bantu yang berguna membuat puting terasa makin panjang ketika Moms menyusui. Alat ini berguna digunakan saat menyusui, karena dapat memicu reflek si kecil untuk mengisap puting.

Moms bisa menggunakan alat bantu ini sesering mungkin jika mengalami masalah saat menyusui si kecil. Alat bantu ini juga bisa digunakan saat memompa ASI dengan double pump.

Tips Menyusui dalam Kondisi Puting Terbalik

Bagaimana cara perawatan payudara untuk ibu menyusui? Supaya ASI keluar dengan lancar, kesehatan bayi juga terjaga, maka Moms disarankan melakukan perawatan terhadap payudara.

Konselor ASI, Siska Broto Utomo dari Asosiasi Ibu menyusui Indonesia (AIMI), dalam seminarnya yang membahas tentang persiapan menyusui bersama New Parent Academy (23/3/2014), menyatakan:

“Bentuk Puting sebetulnya tidak berpengaruh pada ASI, sebab anak menyusui melalui payudara. Puting yang menonjol dan ukurannya kecil, memudahkan si kecil menyusui dengan memposisikan mulut dan lidahnya pada payudara. Posisi ini memudahkan si kecil mengkonsumsi ASI dengan optimal dan lancar.”

Moms para pejuang ASI tentu tahu rasanya jika mengalami masalah dalam menyusui, misal kondisi payudara terbalik. Inilah beberapa tips sukses menyusui:

1.    Konsultasi kepada Dokter

Moms tidak perlu panik jika mengalami masalah. Terlebih dahulu Moms bisa melakukan konsultasi kepada dokter spesialis. Moms juga bisa bertanya atau konsultasi tentang jenis-jenis alat bantu yang tepat digunakan untuk mengatasi masalah ketika menyusui.

Namun, jika suatu hari mengalami masalah lain, misal nyeri saat menyusui, Moms juga bisa konsultasi lebih lanjut.

2.    Menggunakan Pemompa ASI

Sebelum Moms menyusui, gunakan pemompa ASI supaya puting bisa keluar saat si kecil ingin mengonsumsi ASI. Si kecil cenderung lebih rewel jika tidak mengkonsumsi ASI dengan optimal. Tumbuh kembang si kecil juga tidak berlangsung bagus.

Moms yang tidak bisa bersama si kecil dalam 24 jam dapat juga memberikan ASI dengan memompanya terlebih dahulu kemudian menyimpannya di lemari pendingin.

Selain mengatasi masalah pada puting ibu menyusui. Selain menerapkan tips sukses menyusui, jika muncul masalah lain seperti kolik pada bayi, Moms juga bisa menggunakan bantuan botol susu anti kolik dari Dr. Brown’s. Karena kolik pada bayi berbahaya jika tidak segera diatasi.  

 

 

5 Tips Memilih Pompa ASI Manual Terbaik 2019
Mengapa Botol Susu Dr. Brown's Direkomendasikan oleh Para Dokter Anak?
fungsi pipa-min
Apa Kegunaan Internal Vent System?

Efek Pada Bayi Saat Ibu Menyusui Konsumsi Obat

Efek Pada Bayi Saat Ibu Menyusui Konsumsi Obat

Efek Pada Bayi Saat Ibu Menyusui Konsumsi Obat

Efek Pada Bayi Saat Ibu Menyusui Konsumsi Obat

Menyusui saat sedang menderita sakit memang menjadi dilema tersendiri bagi para ibu menyusui. Pasalnya, Moms harus memberikan ASI yang sehat untuk si Kecil dan tidak boleh minum obat secara sembarangan. Hal ini karena obat yang dikonsumsi ibu menyusui bisa berefek ke bayi.

Umumnya, ibu menyusui dianjurkan untuk meminum obat secara hati-hati karena obat yang diminum dapat berimbas pada kesehatan bayi. Menurut para ahli, obat yang dikonsumsi oleh ibu menyusui akan sampai ke bayi melalui ASI sekitar 1 persen dari dosis yang tertulis, sehingga Moms perlu waspada. 

Obat yang Sebaiknya Tidak Dikonsumsi Ibu Menyusui

Apakah semua obat aman untuk ibu menyusui? Perlu diketahui bahwa kandungan obat tertentu yang masuk ke ASI dapat menimbulkan efek samping tertentu bagi si Kecil.

Padahal, ASI berperan penting sebagai nutrisi untuk pertumbuhan bayi. Agar lebih waspada, berikut adalah deretan obat yang sebaiknya tidak dikonsumsi oleh ibu menyusui:

  • Obat Antibiotik

Saat sedang membutuhkan obat antibiotik, Moms perlu menyadari bahan-bahan yang terkandung di dalamnya. Adapun jenis-jenis obat antibiotik yang sebaiknya dihindari yaitu sebagai berikut:

  • Ciprofloxacin: obat ini tidak disarankan karena memiliki efek samping, salah satunya yaitu penyakit sendi.
  • Chloramphenicol: obat ini dapat terserap ke ASI, sehingga berbahaya bagi kesehatan si Kecil.
  • Doksisiklin: obat ini kurang aman dikonsumsi oleh ibu menyusui karena bisa terekstraksi ke ASI dan menimbulkan efek jangka panjang berupa gangguan pada tulang si Kecil.
  • Obat Penghilang Nyeri (Analgesik)

Obat jenis ini sangat tidak disarankan untuk dikonsumsi oleh ibu menyusui, apalagi bagi ibu yang sedang memberikan ASI eksklusif. Sebab, obat analgesic mengandung beberapa bahan yang cukup tidak aman jika dikonsumsi ibu menyusui. Menurut Drs. Tan Hoan Tjay (2015), bahan-bahan analgesik yaitu:

  • Aspirin: asam asetilsalisilat ini tidak dianjurkan karena berpotensi mempengaruhi kesehatan Moms maupun si Kecil yang meminum ASI.
  • Antalgin: jika dikonsumsi dapat terserap ke dalam ASI
  • Obat Kemoterapi

Mengonsumsi obat kemoterapi bagi ibu menyusui bukanlah hal yang aman untuk dilakukan. Menurut para ahli, ibu menyusui sebaiknya tidak memberikan ASI-nya saat sedang mengkonsumsi obat kemoterapi, khususnya untuk penyakit kanker.

Hal ini karena obat tersebut dapat mengubah struktur nutrisi pada ASI, sehingga sangat mempengaruhi kesehatan si Kecil jika sampai diminumnya. Apabila masih ragu, maka Moms bisa berkonsultasi dengan dokter.

  • Obat Tidur atau Obat Penenang

Obat yang sebaiknya tidak dikonsumsi oleh ibu menyusui berikutnya adalah obat tidur atau obat penenang. Mengonsumsi obat ini sangat tidak dianjurkan, apalagi tanpa resep yang diberikan oleh dokter. Perlu diketahui bahwa setiap jenis obat mempunyai karakteristiknya masing-masing.

Hal ini juga berlaku pada obat tidur atau obat penenang yang mempunyai kandungan berbeda dari obat pada umumnya. Bagi Moms yang sedang menyusui, maka perlu diperhatikan kandungan obat yang dikonsumsi untuk menjaga kesehatan si Kecil.

Obat tidur atau obat penenang tidak disarankan karena mempunyai efek samping tertentu. Ketika obat ini salah dikonsumsi oleh ibu menyusui, maka dikhawatirkan akan membahayakan kesehatan Moms maupun si Kecil.

  • Obat Alergi

Penyakit alergi dapat menjangkit siapa saja, termasuk ibu hamil dan ibu menyusui. Sayangnya, ibu menyusui tidak dianjurkan untuk mengonsumsi obat penyembuh alergi, apalagi jika tanpa resep dari dokter. Adapun jenis obat alergi yang sebaiknya dihindari oleh ibu menyusui yaitu sebagai berikut:

  • Diphenhydramine: obat ini dapat menghambat atau mengurangi produksi ASI pada ibu menyusui.
  • Chlorpheniramine maleate: obat ini dapat meresap dengan mudah pada ASI, sehingga memengaruhi nutrisi di dalamnya.

Meskipun tidak dianjurkan untuk dikonsumsi, beberapa obat alergi diperbolehkan untuk dikonsumsi ibu menyusui, dengan catatan dalam pengawasan dan resep dari dokter. Jika dirasa bingung dan terganggu dengan alergi yang dialami, maka Moms dapat langsung mengunjungi klinik terdekat untuk berkonsultasi.

Obat yang Dikonsumsi Ibu Menyusui Dapat Berefek ke Bayi

Penjelasan di atas telah sedikit memaparkan tentang obat yang sebaiknya tidak dikonsumsi ibu menyusui yang sedang sakit. Lalu, bagaimana jika yang mengalami sakit adalah si Kecil? Pastinya, hal ini tidak kalah membuat panik bagi para Moms. Apalagi, bayi hanya mampu mengkonsumsi ASI saja untuk makan.

Barangkali, Moms pernah berpikir untuk mengkonsumsi obat tertentu dengan harapan obat tersebut dapat terserap ke ASI. Dengan begitu, secara tidak langsung si Kecil juga akan meminum obat tersebut. Menurut ahli, beberapa obat yang dikonsumsi ibu menyusui bisa berefek ke bayi.

Berdasarkan penelitian ilmiah, satu persen obat yang diminum oleh ibu menyusui dapat terserap ke dalam ASI. Adapun efek bagi si Kecil adalah tergantung dari jenis obat, kadar yang dikonsumsi, usia, dan kondisi kesehatan pada bayi.

Lebih lanjut lagi, obat memang dapat mengalir ke ASI, namun kemungkinannya sangat kecil. Pada dasarnya, yang mampu membuat si Kecil sembuh ialah antibodi yang terkandung di dalam ASI dan bukan dari obat-obatan yang diminum oleh Moms.

Obat yang masuk pada ASI diprediksi tidak memberikan efek pemulihan bagi si Kecil yang sedang sakit. Misalnya, jika si Kecil sedang sakit panas, maka Moms tidak perlu mengonsumsi obat penurun panas. Adapun langkah yang dapat dilakukan yaitu dengan tetap memberikan ASI dan pantau terus kondisinya.

Jaga Kesehatan ASI untuk Si Kecil

Jika Moms sedang sakit dan memang harus minum obat, maka ada salah satu solusi yang dapat dipraktikkan, yaitu dengan memompa ASI sebelum mengonsumsi obat. ASI yang dipompa dapat disimpan di lemari pendingin, sehingga dapat diminum oleh si Kecil dalam waktu tertentu.

Umumnya, obat yang dikonsumsi akan bereaksi selama 24 jam. Waktu selama 24 jam tersebut dapat digunakan untuk memberikan si Kecil minuman ASI yang telah dipompa. Agar tetap higienis dan terhindar kolik pada bayi, Moms dapat menggunakan Silicone Breastpump dari Dr. Brown’s untuk memompa ASI.

Selain menggunakan pompa ASI berkualitas, Moms juga perlu menggunakan botol susu anti kolik untuk menjaga kualitas ASI yang telah dipompa. Jangan hanya terpaku pada model botol susu yang lucu atau yang berwarna cerah untuk menarik perhatian si Kecil.

Usahakan untuk memilih botol susu yang mempunyai sistem ventilasi, sehingga dapat mencegah gelembung udara yang menyebabkan kolik. Dengan mencegah gelembung udara terminum, berarti Moms telah meminimalisir risiko si Kecil mengalami kolik dan kembung.

Entah Moms atau si Kecil yang mengalami sakit, Moms harus tetap tenang agar produksi ASI tetap lancar. Ketenangan yang dirasakan oleh seorang ibu menyusui dapat membuat hormon menjadi bekerja secara baik dan optimal. Dengan begitu, ASI akan keluar dengan lancar, sehingga gizi si Kecil terpenuhi.

Jika obat yang dikonsumsi ibu menyusui benar-benar dibutuhkan, maka Moms perlu melibatkan dokter yang bersangkutan untuk menanganinya. Jangan sampai salah langkah hingga menyebabkan kesehatan diri sendiri dan anak menjadi terganggu akibat mengkonsumsi obat tidak tepat. 

5 Tips Memilih Pompa ASI Manual Terbaik 2019
Mengapa Botol Susu Dr. Brown's Direkomendasikan oleh Para Dokter Anak?
fungsi pipa-min
Apa Kegunaan Internal Vent System?