Penyebab Pendarahan Saat Hamil

Keluarnya darah dari vagina adalah hal yang lumrah bagi para wanita. Namun bagaimana jika ini terjadi saat wanita tersebut sedang hamil? Pendarahan tidak selalu menjadi pertanda adanya masalah, akan tetapi yang menjadi pertanyaan sekarang adalah apa kemungkinan penyebab pendarahan saat hamil?

Penyebab Pendarahan Saat Hamil Secara Umum

Sebelum membahas soal apa yang menyebabkan pendarahan saat hamil, perlu diketahui bahwa pendarahan ini merupakan suatu kondisi yang umum terjadi terutama pada trimester pertama. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, kondisi ini tidak selalu menandakan adanya masalah serius. 

Walaupun demikian, harus tetap diwaspadai. Pasalnya, pendarahan juga bisa menjadi pertanda adanya kondisi yang bisa membahayakan janin sekaligus hamil. Lalu apa saja penyebab pendarahan dan bagaimana cara mengatasi pendarahan pada ibu hamil? Ini jawabannya.

  • Pada Trimester Pertama

Berdasarkan keterangan yang ada di American Academy of Family Physicians, bisa diketahui bahwa hampir 1 dari 4 orang wanita yang hamil mengalami pendarahan saat kehamilan ada di usia trimester pertama. 

Saat usia kandungan masih di trimester pertama, beberapa penyebab pendarahan umumnya sebagai berikut. 

  • Gagal Embrio

Kemungkinan penyebab yang pertama ialah gagal embrio atau blighted ovum. Untuk memastikannya, bisa menggunakan ultrasonografi dan gagal embrio bisa terjadi apabila janin berkembang tidak normal.

  • Infeksi pada Vagina

Setiap infeksi seperti infeksi vagina, serviks maupun infeksi menular seksual seperti herpes, gonore dan klamidia juga bisa mengakibatkan pendarahan ketika hamil di trimester pertama.

  • Perubahan Serviks

Saat wanita sedang hamil, darah akan mengalir secara ekstra ke serviks. Apabila nanti terjadi hubungan seksual maupun tes pap smear yang cenderung menimbulkan kontak dengan serviks, ini juga bisa memicu pendarahan. 

  • Kehamilan Molar atau Trofoblas Gestasional

Pendarahan yang terjadi akibat penyebab satu ini merupakan kondisi yang langka. Kondisi ini adalah kondisi di mana terdapat jaringan abnormal yang tumbuh di dalam rahim, bukannya pada bayi. 

Sangat jarang terjadi jaringan tersebut memiliki sifat kanker serta bisa menyebar ke bagian tubuh yang lainnya. Biasanya, kondisi ini ditandai dengan adanya gejala muntah serta mual yang parah dan juga pembesaran rahim yang terhitung cepat.

  • Kelainan Pembuahan

Penyebab pendarahan saat hamil lainnya ialah kelainan pembuahan. Kelainan ini akan menghasilkan pertumbuhan jaringan yang abnormal yang terdapat di dalam rahim, Dalam sejumlah kasus, jaringan yang abnormal ini hanya ada di uterus dan tidak ada janin.

Namun ada juga yang tidak hanya mengalami pertumbuhan jaringan abnormal, tetapi hadir pula janin dengan cacat lahir yang lumayan parah.

  • Kehamilan Ektopik

Ada pertanyaan berbahayakah keluar darah saat hamil? Jika penyebabnya adalah kehamilan ektopik, ini bisa jadi berbahaya. Dalam kasus kehamilan ektopik, implan embrio yang dibuahi biasanya ada di tuba falopi atau di tempat lain namun di luar rahim. 

Apabila embrio ini terus tumbuh, tuba falopi bisa saja pecah dan akhirnya mengancam jiwa ibu hamil. Kehamilan ektopik memang berpotensi berbahaya, namun ini hanya terjadi pada sekitar 2% kehamilan saja. 

Kehamilan ektopik biasanya didahului dengan gejala munculnya rasa sakit di perut bagian bawah serta sakit kepala ringan. Hanya sekitar 50% perempuan yang mengalami kehamilan ini.

  • Keguguran

Apakah keluar darah saat hamil tanda keguguran? Ini mungkin saja terjadi. Keguguran lebih rentan terjadi pada 12 minggu pertama kehamilan dan kasusnya sekitar 15% – 20%. Akan tetapi perlu diingat lagi, munculnya darah ini tidak selalu berarti Moms kehilangan buah hati. 

Bahkan ada beberapa kasus di mana keguguran masih dapat diselamatkan. Biasanya penyebab keguguran yang paling umum ialah kekurangan genetik terbatas pada embrio spesifik. 

  • Pendarahan Implantasi

Ini merupakan pendarahan ketika hamil yang umumnya terjadi sekitar 7 hari – 14 hari setelah pembuahan. Umumnya pendarahan akan segera berhenti antara 1 hari – 2 hari. Pendarahan seperti ini tidak berbahaya serta tidak memerlukan pengobatan. 

Umumnya juga akan terjadi pada periode haid yang seharusnya memang sedang berlangsung. Inilah kenapa ada ibu hamil yang tidak menyadari bahwa dirinya tengah hamil dan menganggap bahwa pendarahan implantasi tersebut merupakan pendarahan haid biasa. 

  • Pada Trimester Kedua dan Ketiga

Pendarahan saat hamil tidak hanya bisa terjadi pada trimester pertama saja, namun juga bisa terjadi saat trimester kedua bahkan trimester ketiga. Beberapa kemungkinan penyebabnya sebagai berikut.

  • Plasenta Previa

Ini merupakan kondisi di mana plasenta melekat di rahim bagian bawah, dekat mulut rahim atau bahkan menutupi leher rahim sehingga jalan lahir bayi menjadi terhalang. Kalau ini terjadi, pilihannya adalah ibu hamil melahirkan dengan cara operasi caesar saat usia janin mencukupi.

  • Solusio Plasenta

Ini adalah kondisi di mana plasenta lepas dari dinding rahim baik itu sebelum persalinan ataupun saat proses persalinan. Selain pendarahan, kondisi ini juga menimbulkan gejala lain yakni rahim terasa sakit, nyeri pada perut, nyeri pada punggung dan bisa juga janin kekurangan oksigen.

  • Hubungan Seksual

Selama kehamilan, tubuh akan mengalami perubahan yang begitu signifikan. Termasuk dalam hal ini ialah serviks atau leher rahim menjadi lebih sensitif. Darah yang muncul setelah melakukan hubungan seksual sebenarnya adalah hal yang wajar, asalkan tidak disertai rasa nyeri. 

  • Bukaan Lahir

Wanita yang akan melahirkan juga bisa mengalami pendarahan. Pendarahan ini terjadi akibat pembukaan yang mungkin bisa terjadi selama beberapa hari sebelum kontraksi ataupun selama proses persalinan. Dalam sejumlah kasus, pendarahan juga salah satu tanda persalinan prematur.

Mengatasi Pendarahan Saat Hamil

Saat seorang wanita hamil mengalami pendarahan, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter kandungan ataupun bidan. Biasanya dokter kandungan dan bidan akan memeriksa kondisi janin. Selain itu, pemeriksaan juga bisa dilakukan dengan spekulum vagina. 

Tujuannya adalah untuk mengetahui kemungkinan adanya penyebab lain dari pendarahan saat hamil. Sementara untuk mengatasi pendarahannya itu sendiri, di Better Health sudah dijelaskan bahwa:

  • Mengkonsumsi obat pereda nyeri yang sifatnya ringan
  • Menghindari hubungan seksual, dan hubungan seksual bisa kembali dilakukan setelah pendarahan berhenti
  • Perbanyak istirahat

Apabila pendarahan ini terjadi dalam jumlah yang lumayan banyak baik disertai ataupun tanpa demam, Moms sebaiknya juga segera periksa ke dokter kandungan. Sembari menunggu, Moms bisa duduk, mengangkat kaki serta minum air. 

Terlepas dari apa yang kemungkinan menjadi penyebab pendarahan saat hamil, Moms juga tanyakan pada diri sendiri ya apakah mengalami gejala lainnya juga seperti penurunan aktifitas janin, perubahan penglihatan, mual, sakit punggung serta kontraksi. 

Cukupi Kebutuhan Nutrisi Si Kecil

Setelah Si Kecil lahir, harus diberikan perawatan yang tepat. Kebutuhan nutrisinya juga harus dipenuhi supaya bayi bisa tumbuh dengan baik. Untuk mencukupi kebutuhan nutrisi Si Kecil, Moms harus memberikan ASI, sebaiknya eksklusif ya hingga usia si Kecil 6 bulan. 

Kalaupun tidak bisa memberinya langsung karena berbagai alasan, Moms bisa memberikannya ASIP atau ASI perah. Media pemberiannya banyak kok, bisa gelas sloki, cup feeder bahkan botol dot. Namun botolnya usahakan botol susu anti kolik ya.

Kolik pada bayi memang merupakan hal yang umum terjadi. Namun begitu terjadi, ini akan membuat si Kecil jadi tidak nyaman. Untuk menemukan botol anti kolik tidak susah kok Moms, karena Moms bisa memilih botol susu dari Dr. Brown’s. 

Keterangan mengenai apa dan bagaimana botol ini bisa mencegah kolik pada si Kecil, Moms bisa mengeceknya langsung di website resminya di sini. Bisa bergabung dengan Parenting Club-nya juga loh buat menambah pengetahuan.

 

5 Tips Memilih Pompa ASI Manual Terbaik 2019
Mengapa Botol Susu Dr. Brown's Direkomendasikan oleh Para Dokter Anak?
fungsi pipa-min
Apa Kegunaan Internal Vent System?
Posted in Uncategorized.