Hamil di Luar Kandungan: Definisi, Penyebab, Gejala

Istilah hamil di luar kandungan disebut juga dengan kehamilan ektopik dalam dunia medis. Kondisi ini memang bisa terjadi secara medis namun termasuk sangat langka, hanya sekitar 1-2% saja dari seluruh jumlah kehamilan yang ada. 

Namun berita buruknya adalah, sebagian orang mengaitkannya dengan tahayul sehingga definisi dari istilah ini jadi sangat ngawur. Wah, jangan sampai Moms ikut salah memahaminya juga ya. Karena itu, setiap wanita harus tahu tentang hal ini secara menyeluruh termasuk definisi, gejala, dan juga penyebabnya.

Apa Itu Hamil di Luar Kandungan?

Seorang wanita bisa dikatakan hamil ketika sel telur telah dibuahi dan sel telur menempel di lapisan rahim. Jika sel telur menempel di luar rahim, di tempat manapun itu di dalam perut, maka inilah yang disebut dengan kehamilan ektopik. Hal ini sesuai dengan pernyataan dr. Jati Satriyo situs alodokter. 

Meski sel telur bisa menempel di mana saja pada kasus kehamilan ektopik, tapi menurut berbagai kasus yang ada, sel telur pada kehamilan ini paling sering menempel di bagian tuba fallopi, karena itu ada juga yang menyebut kehamilan jenis ini dengan kehamilan tuba.

Sedangkan area lain yang juga bisa menjadi tempat menempelkan sel telur setelah dibuahi termasuk rongga perut, ovarium, bagian bawah rahim yang disebut serviks, atau bahkan juga di jalur yang terhubung dengan lubang vagina.

Karena sel telur menempel di tempat yang tidak seharusnya, tentu saja kehamilan ektopik tidak bisa berjalan dengan sehat dan normal. Bahkan, jaringan yang tumbuh justru dapat mengancam nyawa sang ibu karena bisa menyebabkan pendarahan yang hebat jika tidak segera ditangani dengan cara yang tepat.

Kenapa Bisa Terjadi Kehamilan di Luar Kandungan?

Berikut beberapa faktor mengapa kehamilan di luar kandungan ini bisa terjadi.

  • Punya Riwayat Kehamilan Ektopik

Jika seorang wanita sudah pernah mengalami kondisi kehamilan jenis ini sebelumnya, ada kemungkinan lebih besar untuk terjadi kedua kalinya atau bahkan lebih dibanding dengan wanita yang tidak memiliki riwayat kehamilan ini.

  • Peradangan atau Infeksi

Infeksi menular yang terjadi karena aktivita seksual seperti klamidia atau gonore bisa menyebabkan peradangan serius pada saluran tuba serta organ lain di dekatnya, yang meningkatkan resiko bagi wanita untuk mengalami kehamilan ektopik.

  • Perawatan Kesuburan

Menurut sejumlah penelitian yang ada, wanita yang sebelumnya pernah atau bahkan beberapa kali mengikuti perawatan kesuburan, misalnya fertilisasi in vitro (IVF), punya resiko lebih tinggi untuk mengalami kehamilan ektopik dibanding dengan wanita yang tidak menjalani perawatan tersebut.

  • Punya Kebiasaan Merokok

Apakah Moms termasuk salah satu wanita yang suka merokok? Jika iya, maka hentikan segera karena berbagai bahan rokok memiliki dampak sangat negatif untuk kesehatan dan untuk janin. 

Menurut Jurnal Kebidanan Vol 4, Nomor 1, Januari 2018: 30-33, disebutkan bahwa rokok menjadi penyebab dari sekitar 11% kehamilan ektopik. Jika hamil dalam kondisi normal, rokok pada ibu hamil masih sangat menyebabkan pendarahan dan kematian pada janin.

  • Mengidap Endometriosis

Istilah endometriosis mengacu pada tumbuhnya sel-sel yang membentuk jaringan yang mirip dengan lapisan rahim justru mulai tumbuh di luar rahim, seperti saluran tuba dan ovarium. Hal ini menyebabkan sel telur yang sudah dibuahi akan ikut tumbuh di luar rahim menempel pada jaringan yang mirip tadi.

  • Pernah Melakukan Operasi di Area Perut

Jika seorang wanita pernah menjalankan operasi perbaikan tuba fallopi, mungkin karena bagian tersebut rusak atau tertutup, maka hal bisa menjadi penyebab wanita tersebut mengalami kehamilan ektopik.

Bukan hanya di area tuba, operasi lain di bagian perut misalnya usus buntu, caesar, atau lainnya, juga bisa memicu kondisi kehamilan ektopik. Biasanya, hal ini terjadi karena operasi membuat area tuba falopi rusak.

  • Minum Obat Tertentu

Obat bernama diethylstilbestrol, atau biasa disebut DES di dunia medis, adalah salah satu obat yang bisa memberikan dampak negatif pada janin usia muda dan bahkan bisa meningkatkan resiko untuk hamil di luar kandungan

Obat ini sebenarnya biasa diresepkan untuk memperkuat kandungan, mencegah bayi lahir prematur, dan mencegah keguguran, namun jika dosisnya tidak tepat, atau diberikan kepada seorang wanita dengan kondisi kesehatan yang tidak tepat, maka justru membahayakan. 

Karena itu, dokter atau bidan selalu menyarankan ibu hamil untuk tidak sembarangan mengkonsumsi obat bahkan yang katanya herbal. Bahkan ibu hamil juga tidak dianjurkan untuk sembarangan minum jamu karena bisa saja salah satu bahannya justru berbahaya bagi janin dan sang ibu.

  • Pemasangan IUD

Peluang untuk hamil saat wanita menggunakan KB jenis IUD memang lebih tipis, namun nyatanya juga pernah terjadi, dan biasanya justru lebih beresiko untuk mengalami kehamilan ektopik. Hal ini karena rahmi sudah diikat namun sel telur tetap berhasil dibuahi dan akhirnya tumbuh di tempat lain.

  • Penyebab Lain

Beberapa kondisi lain yang menjadi penyebab umum dari kehamilan ektopik termasuk:

  • Asap rokok (perokok pasif) terutama saat kehamilan awal.
  • Usia Moms sudah lebih dari 35 tahun.
  • Memiliki penyakit radang panggul yang biasa disingkat PID (Pelvic Inflammatory Disease).
  • Pernah menjalani operasi panggul dan memiliki jaringan parut pasca operasi tersebut.
  • Mengkonsumsi obat kesuburan dalam jangka waktu lama tanpa pengawasan dokter.
  • Perkembangan abnormal sel telur yang dibuahi.
  • Ketidakseimbangan hormon sang ibu.

Apakah Hamil Diluar Kandungan Bisa di Test Pack? 

Kehamilan jenis ini punya ciri-ciri yang mirip dengan hamil biasa seperti mual, nyeri di bagian payudara, dan tidak haid saat minggu-minggu awal. Saat Moms melakukan test pack, hasilnya juga akan positif. 

Tapi karena lokasi sel telur yang dibuahi tidak berada di tempat seharusnya, kehamilan ini akan menimbulkan gejala yang semakin hari semakin terasa dan bisa membahayakan jiwa. 

Apa Saja Tanda dan Gejala Hamil di Luar Kandungan?

Tanda-tanda awal ketika seorang wanita mengalami kehamilan ektopik adalah:

  • Pendarahan ringan yang keluar dari vagina disertai dengan rasa nyeri di area panggul.
  • Muntah dan sakit perut.
  • Kram perut yang cukup berat.
  • Terasa nyeri hanya di satu sisi tubuh.
  • Merasa lemas dan pusing.
  • Nyeri di area leher, bahu, dan rektum.

Pendarahan terjadi karena tuba fallopi yang pecah. Pendarahannya bisa disertai nyeri dan kadang juga disertai rasa ingin buang air besar. Jika tidak ditangani segera, pecahnya tuba falopi bisa menyebabkan pendarahan di dalam perut sehingga hamil di luar kandungan disebut sangat mengancam jiwa.

Lalu apakah kehamilan ektopik perut juga membesar? Jawabannya adalah iya. Jadi tanda-tandanya memang mirip seperti hamil pada umumnya sehingga biasanya Moms tidak menyadari bahwa kehamilan tersebut di luar rahim sebelum akhirnya merasakan sejumlah gejala seperti di atas.

Lantas, tindakan apa yang harus dilakukan jika terjadi kehamilan diluar kandungan? Jawabannya adalah segera periksakan diri ke dokter, agar Moms bisa mendapat penanganan medis yang tepat sebelum terlambat.

Bergabunglah dengan Dr. Brown’s Parents Club untuk mendapat lebih banyak informasi seputar kehamilan dan bayi, seperti kolik pada bayi, cara atasi tantrum, dan lain-lain.

Kunjungi laman resmi Dr. Brown’s Indonesia untuk mengetahui informasi produk perlengkapan  untuk Si Kecil.

5 Tips Memilih Pompa ASI Manual Terbaik 2019
Mengapa Botol Susu Dr. Brown's Direkomendasikan oleh Para Dokter Anak?
fungsi pipa-min
Apa Kegunaan Internal Vent System?
Posted in Uncategorized.