Mengetahui Detak Jantung Normal bagi Anak Kecil
Detak jantung bayi yang terdengar sejak terlahir di dunia tentunya menjadi momen yang indah bagi setiap orang tua pada umumnya. Biasanya, detak jantung bayi lebih cepat apabila dibandingkan dengan orang dewasa lainnya karena kebutuhan suplai darah yang lebih tinggi. Berikut ini adalah informasi mengenai detak jantung normal anak kecil yang bisa Anda ketahui.
Berapakah Rata-Rata Detak Jantung pada Anak-Anak?
Berdasarkan pendapat ahli elektrofisiologi anak yakni Orhan Kilinc, MD, FAAP, jantung anak untuk tahun pertamanya akan berdenyut sebanyak 50 juta kali. Detak jantung yang ada pada bayi terkadang akan berubah sesuai dengan kondisi saat sedang tidur, bermain, ataupun tumbuh tinggi. Rata-rata detak jantung pada bayi atau anak-anak yaitu:
- Pada usia 1-2 hari : 123 hingga 159 kali per menit
- Pada usia 3-6 hari : 129 hingga 166 kali per menit
- Pada usia 1-3 minggu : 107 hingga 182 kali per menit
- Pada usia 1-2 bulan : 121 hingga 179 kali per menit
- Pada usia 3-5 bulan 106 hingga 186 kali per menit
- Pada usia 6-11 bulan : 109 hingga 169 kali per menit
Ketika si kecil sudah menginjak usia 1 tahun, maka detak jantungnya pun akan menjadi lebih lambat dibandingkan sebelumnya. Hal itu karena proses pertumbuhan yang sedang dialaminya sehingga proses suplai darah pun berlangsung dengan lebih normal dan terkontrol.
- Pada usia 1-2 tahun : 89 hingga 151 kali per menit
- Pada usia 3-4 tahun : 73 hingga 137 kali per menit
- Pada usia 5-7 tahun : 65 hingga 133 kali per menit
- Pada usia 8-11 tahun : 62 hingga 130 kali per menit
- Pada usia 12-15 tahun : 60 hingga 119 kali per menit
5 Jenis Aritmia yang Dialami Anak
Aritmia merupakan sebuah kondisi dimana detak jantung anak dalam keadaan tidak normal karena beberapa sebab tertentu, seperti detak jantung yang terlalu cepat, tidak teratur, atau terlalu lambat. Ada beberapa jenis aritmia yang seringkali dialami oleh anak kecil seperti:
- Sindrom QT Panjang
Jenis aritmia yang pertama ini terjadi karena adanya gangguan yang menjangkit sistem kelistrikan pada jantung anak. Gangguan tersebut yaitu saat ventrikel jantung memerlukan waktu yang lebih lama untuk menutup dan membuka diri. Biasanya, sidron LQTS ini dialami oleh anak yang sehat karena faktor genetik namun ada pula yang terjadi karena efek samping obat.
Boston Children’s Hospital menuliskan bahwa LQTS ini seringkali terjadi tanpa ada gejala sebelumnya. Namun, terkadang anak akan menunjukkan gejala seperti detak jantung cepat, kejang, atau pingsan setelah mengalami tekanan emosional.
2. Takikardia Sinus
Berdasarkan studi yang dilakukan oleh National Institutes of Health, takikardia sinus adalah jenis aritmia yang cukup sering dialami anak-anak dan termasuk normal. Biasanya, aritmia ini terjadi ketika anak merasa bersemangat saat melakukan olahraga atau sedang mengalami demam.
Namun, terkadang proses meningkatnya aktivitas tiroid juga menjadi faktor penyebab mengapa takikardia sinus ini terjadi. Gejala aritmia jenis ini adalah pingsan, kelelahan, dan palpitasi yang bisa hilang secara otomatis apabila penyebabnya bisa ditangani dengan baik.
3. Sindrom Wolff-Parkinson-White
Sindrom ini disebabkan oleh adanya malfungsi pada jalur kelistrikan yang menghubungkan ventrikel dan atria. Karena malfungsi tersebut, maka sinyal elektrik akan mencapai ventrikel dengan sangat cepat lalu dipantulkan lagi ke atria sehingga detak jantung pun berubah terlalu cepat.
4. Takikardi Supraventrikular
American Heart Association menjelaskan bahwa takikardi supraventrikular adalah jenis aritmia yang paling sering ditemukan pada anak-anak. Hampir sama seperti jenis aritmia di atas, takikardia supraventrikular juga terjadi karena sinyal elektrik yang tidak berfungsi seperti keadaan normal.
Anak yang mengalami takikardi supraventrikular akan mengalami gejala seperti detak jantung yang berdebar dan acak, pusing, serta nyeri dada. Apabila hal ini terjadi, maka segera hubungi pihak kesehatan terdekat sehingga si kecil mampu memperoleh bantuan yang tepat.
5. Kontraksi Prematur
Kontraksi prematur terkadang dapat terjadi tanpa adanya penyebab yang pasti dan bisa hilang dengan sendirinya tanpa mendapatkan penanganan khusus. Akan tetapi, pada beberapa kasus kondisi ini juga disebabkan oleh cedera atau penyakit tertentu pada jantung.
Cara Mengukur Denyut Nadi Anak
- Ajak anak untuk memperlihatkan pergelangan tangannya, lalu posisikan telapak tangan agar menghadap ke atas
- Tempatkan jari tengah dan jari telunjuk pada pergelangan tangan yang dilewati oleh pembuluh darah arteri
- Tekan bagian tersebut hingga Anda merasakan adanya denyut nadi yang cukup jelas
- Hitung denyut nadi tersebut selama satu menit atau 60 detik
- Jika ingin lebih praktis, hitung denyut nadi selama 15 detik lalu kalikan sebanyak 4 kali
- Apabila Anda masih merasa kurang yakin, ulangi proses pengukuran denyut nadi hingga mendapat hasil yang sesuai
Area untuk Mengecek Denyut Nadi Anak
Untuk membaca denyut nadi anak, ada beberapa area yang bisa disentuh. Berikut ini adalah area tubuh yang paling mudah digunakan untuk mengecek denyut nadi si kecil.
- Ketiak
Ketiak termasuk area yang bisa digunakan ketika ingin mencari seberapa cepat denyut nadi bayi dan anak-anak. Caranya pun cukup mudah, Anda tinggal memasukkan ujung jari ke ketiak dan cari tulang lengan terlebih dahulu. Apabila sudah ditemukan, maka perhatikan denyut nadi pada bayi selama beberapa detik.
2. Lipatan Siku
Mengecek denyut nadi anak juga bisa dilakukan di lipatan siku yang seringkali disebut sebagai denyut brakialis. Lokasi tersebut sangat cocok untuk mengecek denyut normal bayi karena tidak perlu mencari area yang sulit.
3. Leher
Terakhir adalah area leher dengan mencari nadi arteri karotis yang mengalir di batang tenggorokan. Tekan dengan lembut pada sisi kanan atau kiri batang tenggorokan dengan hati-hati untuk merasakan denyut nadinya.
Apa Detak Jantung Anak yang Terlalu Cepat Termasuk Normal?
Meskipun detak jantung anak memang lebih cepat daripada orang dewasa, namun dalam kondisi tertentu detak jantung yang terlalu cepat menjadi indikasi bahwa ada gangguan pada jantung. Dokter Budiono menjelaskan bahwa detak jantung yang terlalu cepat terjadi karena:
- Penyakit jantung rematik atau demam rematik
- Kurang asupan darah merah
- Terlalu banyak melakukan aktivitas
- Merasa takut atau cemas
- Memiliki penyakit jantung bawaan
Apabila si kecil menunjukkan keluhan karena mengalami hal di atas, maka alangkah lebih baik Anda segera memeriksakan si kecil menuju dokter spesialis. Dokter spesialis anak akan segera menanyakan mengenai riwayat penyakit pada keluarga, keluhan, lalu melakukan pemeriksaan fisik menggunakan echocardiografi.
Itulah informasi mengenai denyut jantung dan nadi pada anak kecil untuk mengetahui manakah denyut yang paling normal. Jika Anda tetap merasa tidak berani mengecek denyut anak dan mengalami kesulitan, jadilah anggota di parenting club pada situs Dr. Brown’s Indonesia. Di situs Dr. Brown’s Indonesia, Anda bisa mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai denyut jantung anak yang lengkap.