8 Makanan Berbahaya Saat Hamil, Hindari Segera!
Proteinuria adalah sebutan untuk kondisi di mana ada protein di dalam urine. Proteinuria bisa dialami siapa saja termasuk anak dan ibu hamil. Jika kadar protein dalam urine masih dalam batas normal, maka ini tidak perlu dikhawatirkan. Lalu bagaimana jika ada protein urine berlebih pada anak dan ibu hamil?
Tentu ini bukanlah sesuatu yang bagus karena ada masalah pada kesehatan pada anak dan juga ibu hamil. Adanya protein dalam urine terjadi akibat adanya gangguan pada fungsi penyaringan ginjal. Ginjal kalau fungsinya sudah terganggu, maka ia tidak bisa melaksanakan tugasnya dengan baik.
Salah satunya, ginjal tidak bisa menyaring protein dengan baik. Akibatnya, protein yang ada dalam darah bisa masuk ke dalam urine sehingga begitu dilakukan pemeriksaan, ditemukan protein dengan jumlah yang banyak di dalam urine.
Cek Protein Urine Ibu Hamil untuk Apa?
Selain disarankan untuk menjaga kesehatan, ibu hamil juga disarankan untuk mengikuti tes urine di sepanjang kehamilannya secara rutin. Tujuannya adalah untuk mengetahui kadar protein urine pada ibu hamil.
Nantinya tes ini dipakai untuk memeriksa keton, gula atau bakteri yang ada di dalam tubuhnya. Tes ini juga berfungsi untuk mengetahui bagaimana fungsi ginjal ibu hamil, infeksi ataupun mendapatkan informasi masalah kesehatan lainnya.
Berdasarkan keterangan yang ada di BellyBelly, diketahui bahwa kadar protein yang rendah selama kehamilan merupakan hal yang normal. Sementara jika kadar protein urine tinggi hingga melampaui batas normal, ini malah akan menimbulkan komplikasi yang serius pada ibu hamil.
Kelebihan protein urine seperti ini bisa menunjukkan bahwa ginjal ibu hamil mungkin bekerja lebih keras dibandingkan dengan masa sebelum kehamilan. Lalu seperti yang disampaikan sebelumnya, adanya protein urine berlebih pada anak dan ibu hamil bisa menjadi petunjuk adanya gangguan kesehatan.
Protein Urine Positif 1 Artinya Apa?
Protein urine positif 1 menunjukkan adanya kebocoran protein di dalam urine. Berdasarkan keterangan American College of Obstetricians and Gynecology atau ACOG, ibu hamil akan dikategorikan sebagai protein urine positif apabila lebih dari 300 mg per 24 jam kapan saja selama masa kehamilan.
Kemudian protein urine positif penyebabnya apa? Jawabannya adalah beragam, namun ini biasanya berhubungan dengan adanya gangguan pada ginjal. Alasannya adalah karena ginjal yang memiliki tugas menyaring zat sisa tidak mampu melakukan tugasnya dengan baik sehingga protein masuk ke urine.
Terkait dengan hal ini, ada pertanyaan lain protein urine positif 1 bisakah melahirkan normal? Untuk ini perlu diketahui bahwa hasil pemeriksaan yang menunjukkan ibu hamil terdeteksi protein urine positif 1 tidak menjadi indikasi apakah ibu hamil akan melahirkan secara caesar atau normal.
Kondisi ibu serta janin saat kehamilan serta saat persalinan bisa saja berbeda-beda. Kalau saja saat persalinan terjadi kondisi darurat seperti gawat janin atau ibu mengalami gangguan kesehatan mendadak, maka tindakan operasi caesar harus dilakukan agar ibu dan janin selamat.
Ini Penyebab Protein Urine Berlebih pada Anak dan Ibu Hamil
Protein pada dasarnya sangat diperlukan untuk pertumbuhan serta perbaikan tubuh. Akan tetapi, jika sampai protein ini ditemukan ada dalam urine, ini adalah sinyal pertanda bahaya tengah mengancam kesehatan. Berikut penjelasan lebih lanjut mengenai protein urine berlebih pada anak dan ibu hamil.
1. Protein Urine pada Anak
Protein urine pada anak bisa terjadi karena berbagai hal dan kalau kasusnya masih terhitung ringan, maka ini hanya akan bersifat sementara dan nanti akan menghilang dengan sendirinya. Diantara penyebab protein urine ringan ini ialah stres, demam dehidrasi serta suhu dingin yang ekstrem.
Sementara bila kadar protein dalam urine pada anak lumayan tinggi, ini bisa menjadi tanda bahwa anak tengah mengalami gangguan kesehatan. Biasanya, akan muncul gejala lainnya juga seperti bengkak pada kelopak mata, pergelangan kaki serta kaki.
Untuk kasus di mana kadar protein dalam urine sudah tinggi seperti ini, terutama jika masalah di atas juga muncul, penyebabnya bisa saja kanker, gangguan sistem imun, infeksi seperti hepatitis C, hepatitis B dan malaria, penyakit ginjal serta penyakit diabetes.
2. Protein Urine pada Ibu Hamil
Selayaknya kasus protein urine berlebih pada anak, protein urine berlebih pada ibu hamil juga ada penyebabnya. Penyebab tersebut diantaranya sebagai berikut.
Preeklamsia
Preeklamsia merupakan suatu kondisi dimana tekanan darah ibu hamil tinggi dan umumnya terjadi setelah kehamilan memasuki usia 20 minggu. Berdasarkan keterangan dari Obstetrics and Gynecology, diketahui bahwa tekanan darah tinggi pada kehamilan lebih dari 140 mmHg sistolik.
Atau dalam kondisi lebih besar dari 90 mmHg diastolik. Walaupun tekanan darah tinggi sering dihubungkan dengan preeklamsia, sebagian wanita yang tekanan darahnya normal namun perlahan-lahan naik di sepanjang kehamilan menjadi sulit dideteksi.
Preeklamsia adalah suatu kondisi yang harus diobati. Apabila kondisi ini dibiarkan saja, maka akan muncul kondisi lain yang lebih serius seperti persalinan prematur, cairan ketuban menjadi sedikit, solusio plasenta atau pertumbuhan janin yang buruk.
Hipertensi Kronis
Hipertensi kronis menjadi salah satu penyebab sekunder adanya protein berlebih di dalam urine. Untuk wanita yang mengalami hipertensi kronis, sebenarnya harus dievaluasi dulu sebelum kehamilan.
Fokus evaluasi ini adalah pada kemungkinan adanya kerusakan organ akhir, penyesuaian obat-obatan, bukti penyebab sekunder hipertensi serta konseling tentang risiko preeklamsia sekaligus efek samping janin pada kehamilan.
Diabetes
Salah satu penyebab umum adanya protein dalam urine ibu hamil ialah diabetes melitus tipe 1 atau tipe 2. Jika seorang wanita hamil memiliki hipertensi serta diabetes, bisa saja dia akan mengalami protein urine yang kronis.
Penyakit Ginjal
Urine adalah salah satu hal yang berhubungan dengan ginjal dan adanya protein di dalam urine bisa diakibatkan oleh penyakit pada organ satu ini. Penyebutan penyakit ginjal umumnya mengacu pada berbagai kondisi yang terkait dengan fungsi ginjal.
Ginjal sendiri bertugas menyaring sekaligus mengatur tekanan darah. Apabila ginjal tidak mampu melakukan tugasnya, maka produk limbah serta cairan akan menumpuk di dalam tubuh dan akhirnya akan menciptakan kondisi yang bisa membahayakan nyawa.
Sebagian besar penyakit ginjal akan berkembang dalam waktu beberapa tahun. Tergantung pada tingkat keparahannya, penyakit ini bisa mempengaruhi ibu hamil beserta janinnya.
Jadi apabila seorang ibu hamil sudah tahu bahwa dirinya mengidap penyakit ginjal, maka jangan ragu untuk memberitahukannya pada dokter kandungan sejak dini. Pasalnya, kondisi ini memerlukan pemantauan yang ketat selama masa kehamilan.
Infeksi Saluran Kemih
Infeksi saluran kemih merupakan infeksi yang terjadi pada saluran kemih dan umum juga dikenal sebagai infeksi kandung kemih. Berdasarkan keterangan dari American Pregnancy Association, diketahui wanita hamil mempunyai risiko infeksi saluran kemih yang lebih besar.
Pasalnya, terdapat peningkatan tekanan terhadap saluran kemih serta kandung kemih. Adanya tekanan ini mengakibatkan penyumbatan dan membuat kandung kemih tidak kosong sepenuhnya yang mengakibatkan infeksi.
Jaga Si Kecil Tetap Sehat dengan Nutrisi yang Cukup
Moms, Si Kecil harus diusahakan mengasup nutrisi yang cukup untuk mendukung pertumbuhannya. Moms bisa memberikannya ASI eksklusif sampai Si Kecil berusia 6 bulan. Namun Moms sudah bisa mengajari si Kecil minum ASI dari botol setelah usianya mencapai 3 minggu hingga 6 minggu.
Ini adalah suatu kabar yang bagus untuk Moms yang bekerja sehingga tidak bisa langsung menyusui Si Kecil. Kalau memang mau menggunakan botol, gunakan botol susu anti kolik dari Dr. Brown’s ya. Sebab, botol ini didesain secara khusus agar Si Kecil tetap nyaman mengkonsumsi ASI.
Kolik pada bayi itu sendiri bukan hal yang berbahaya memang, tetapi ini akan membuat Si Kecil jadi tidak nyaman. Untuk mendapatkan botol itu, Moms bisa mengunjungi website resmi di sini. Sekalian bisa gabung dengan Parenting Club-nya juga di sana untuk mendapatkan informasi terbaru soal mengasuh anak.