Jenis-Jenis KB
Keberhasilan KB atau Keluarga Berencana membutuhkan perencanaan yang matang. Hal tersebut juga didukung dengan alat kontrasepsi untuk mencegah kehamilan yang tidak direncanakan. Jenis-jenis KB yang bisa digunakan cukup beragam.
KB itu seperti apa? Alat kontrasepsi tersebut dapat digunakan secara temporer maupun permanen. KB temporer artinya, ketika penggunaannya dihentikan maka terdapat kemungkinan untuk hamil kembali. Sedangkan untuk kontrasepsi permanen, Moms tidak bisa melakukan pembuahan lagi.
Jenis-Jenis KB
Alat kontrasepsi yang disediakan terdiri dari beragam jenisnya. Tidak hanya untuk perempuan saja, kontrasepsi juga bisa digunakan untuk laki-laki. Hal yang perlu diingat adalah, masing-masing alat kontrasepsi memiliki kekurangan dan kelebihannya. Berikut adalah jenis-jenis KB saat ini.
Suntik KB
Dikutip dari Journal of Reproductive Health and Contraception, “cara kerja alat kontrasepsi ini adalah untuk mencegah terjadinya proses kehamilan. Caranya adalah dengan mengganggu proses ovulasi, implantasi, dan pembuahan”.
Kontrasepsi dengan suntik KB ini, efektif menunda kehamilan. Tersedia dua jenis suntik KB, yaitu suntik KB 1 bulan dan 3 bulan. Jika Moms memilih jenis kontrasepsi ini, maka harus mengulang suntik KB sesuai dengan periode yang dipilih.
Jenis kontrasepsi ini termasuk kategori kontrasepsi temporer. Harganya juga cukup murah sehingga dapat dijangkau oleh masyarakat. Tingkat kegagalan dari KB suntik ini adalah 3%. Lalu apa saja efek KB suntik ini.
- Muncul rasa mual.
- Terjadi peningkatan berat badan.
- Menurunnya gairah seks.
- Perdarahan yang terjadi di luar siklus menstruasi, atau bisa juga tidak menstruasi.
- Sakit kepala.
- Timbul jerawat.
Pil KB
Pil KB juga merupakan jenis kontrasepsi yang sifatnya temporer. Jenis KB ini terbagi menjadi 2 golongan, yaitu yang mengandung hormone progesterone dan pil kombinasi estrogen-progesteron. Pil KB juga cukup murah, namun harus diminum setiap hari secara rutin.
Tingkat keberhasilannya cukup tinggi. Apabila Moms mengikuti aturan minum secara benar, kegagalan yang mungkin terjadi hanya 8% saja. Namun ada beberapa efek samping dari penggunaan pil KB ini.
- Meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler dan darah tinggi.
- Meningkatnya berat badan.
- Dapat mengganggu produksi ASI ketika menyusui.
- Muncul rasa mual.
- Terjadi perdarahan tiba-tiba di luar siklus menstruasi.
- Sakit kepala dan muncul rasa tidak nyaman di payudara.
- Menurunnya gairah seks.
Susuk atau Implant
Mengenal jenis-jenis KB yang ada, mungkin Moms pernah mendengar tentang susuk atau implant. Kontrasepsi ini dilakukan dengan menanam sebuah benda kecil dengan ukuran mirip korek api ke bagian bawah kulit.
Pada umumnya bagian tubuh yang dipasang implant adalah lengan bagian atas. Implant ini termasuk dalam kontrasepsi temporer dengan jangka waktu tertentu, umumnya 3 tahun. Metode ini memiliki tingkat kegagalan 1% saja. Untuk efek sampingnya adalah sebagai berikut.
- Menstruasi menjadi tidak teratur.
- Meningkatnya berat badan.
- Kesulitan untuk hamil kembali setelah melepas implant.
- Muncul rasa nyeri pada bagian tubuh tempat penanaman implant.
Vasektomi
Vasektomi merupakan tindakan KB yang bertujuan untuk menghentikan aliran sperma. Caranya adalah dengan menutup saluran vas deferens yang ada pada pria. Vasektomi memerlukan tindakan medis, biasanya berupa operasi. Kontrasepsi ini sifatnya permanen.
Sebelum menjalani vasektomi, ada baiknya sang pria sudah merasa mantap dan yakin akan keputusannya. Pasalnya setelah tindakan tersebut, maka tidak dapat memiliki keturunan lagi. Beberapa efek samping dari proses vasektomi antara lain.
- Terjadi infeksi pasca operasi.
- Bisa terdapat darah dalam air mani.
- Muncul memar pada testis dalam beberapa bulan pasca tindakan.
- Terjadi pembekuan darah atau perdarahan pada area testis.
- Kemungkinan terjadi infeksi pasca operasi.
IUD atau Spiral
IUD merupakan singkatan dari Intra Uterine Device. Banyak orang yang menyebutnya spiral dan termasuk alat kontrasepsi yang banyak peminatnya. Keunggulannya adalah jangka waktunya cukup lama, serta tingkat kegagalannya cukup rendah.
IUD ini diletakkan dalam rahim yang tujuannya untuk menghadang sel sperma agar tidak tembus ke sel telur. Saat ini terdapat 2 jenis IUD, untuk yang terbuat dari tembaga akan bertahan 10 tahun. Sedangkan yang mengandung hormon akan bertahan 5 tahun. Efek samping IUD antara lain.
- Perdarahan yang cukup banyak ketika menstruasi atau menstruasi yang tidak teratur.
- Perut terasa kram dan nyeri pada bagian perut bawah.
- IUD dapat bergeser atau lepas.
- Dapat terjadi infeksi apabila tubuh menolak IUD.
Tubektomi
Hampir sama dengan vasektomi, namun tindakan ini dilakukan untuk perempuan. Jenis tindakan ini merupakan KB permanen atau sering disebut dengan sterilisasi. Cara kerjanya adalah dengan memotong atau menutup tuba falopi.
Apabila saluran tuba falopi tertutup, maka sel telur tidak bisa masuk ke dalam rahim. Selain itu tubektomi juga akan menghalangi sperma yang akan masuk dalam tuba falopi. Tindakan ini memang memerlukan operasi, namun tidak berpengaruh pada gairah seks. Untuk efek sampingnya adalah.
- Adanya infeksi pasca operasi.
- Terjadi perdarahan.
- Adanya komplikasi.
- Timbul nyeri pada bagian panggul atau juga perut.
- Pada beberapa orang, juga bisa mengalami hamil ektopik.
Kondom
Alat kontrasepsi ini diperuntukkan bagi laki-laki. Kondom ini dibuat dari bahan lateks yang sangat tipis. Selain itu terdapat juga bahan poliuretan atau poliisoprena yang akan mencegah air mani bersentuhan dengan bagian seksual pasangan.
Dengan menggunakan kondom tersebut, maka sperma akan terhalang dan tidak bisa masuk vagina untuk mencapai sel telur. Selain mencegah kehamilan, penggunaan kondom juga bisa mencegah diri dari infeksi menular seksual, termasuk kemungkinan HIV.
Seperti diungkapkan oleh dr. Bramundito, Sp.OG, “Risiko kegagalan akan penundaan kehamilan dari penggunaan kondom ini adalah 5,4% dari 100%”. Jadi kondom cukup efektif dalam menunda kehamilan bagi pasangan yang aktif secara seksual.
KB Kalender
Kontrasepsi non hormonal apa saja? Selain kondom, KB kalender ini merupakan metode KB alami dengan tanpa efek samping. Moms tidak memerlukan obat-obatan atau alat kontrasepsi tertentu. Cara kerja KB kalender ini adalah dengan memprediksi masa subur atau ovulasi.
Untuk bisa menjalankan KB kalender ini, Moms harus memiliki siklus menstruasi yang teratur. Apabila tidak teratur, tidak disarankan untuk menggunakan metode ini. Tingkat kegagalan yang mungkin terjadi dengan menggunakan metode ini adalah 13,9% dari 100% orang yang menggunakannya.
KB kalender ini tidak memiliki efek samping apapun. Moms bisa mengatur kehamilan sesuai dengan rencana. Kemungkinan terjadinya kehamilan juga lebih cepat karena tidak ada pengaruh obat atau hormon di dalamnya.
Setelah terjadi kehamilan, Moms perlu memperhatikan perawatan dan kebutuhan si kecil. Perlu juga dipersiapkan produk bayi dari Dr. Brown’s. Dari produk ini terdapat aneka kebutuhan bayi seperti botol susu anti kolik.
Ketika sedang menyusu, bisa saja terjadi kolik pada bayi. Moms bisa mengatasinya dengan langkah-langkah https://drbrowns.id/kolik-pada-bayi-apa-penyebabnya-dan-bagaimana-mengatasinya/. Kolik membuat bayi tidak nyaman dan sang ibu juga cemas.
Untuk informasi mengenai produk Dr. Brown’s, Moms dapat langsung mengunjungi website resmiya di sini.
Mengatur jarak kehamilan adalah sebuah langkah yang tepat. Perlu perencanaan yang matang sebelum memutuskan untuk hamil, apalagi jika jarak anak sebelumnya terlalu dekat. Jenis-jenis KB diatas dapat Moms pilih sesuai dengan kondisi dan kebutuhan.