Penyebab Darah Tinggi Saat Hamil

Moms bisa saja mengalami tekanan darah tinggi saat hamil bahkan meskipun sebelumnya tidak pernah memiliki riwayat hipertensi. Situasi ini sangat umum dialami ibu hamil karena adanya beberapa faktor tertentu. Meskipun begitu, Moms harus tetap waspada dan jangan mengabaikan hal ini apabila terjadi peningkatkan tekanan darah meskipun memang kejadian ini termasuk wajar.

 

Penyebab Tekanan Darah Tinggi pada Ibu Hamil

Hasil pengecekan tekanan darah menunjukkan 140/90 mmHg atau mungkin saja memberikan hasil yang lebih tinggi. Volume darah ibu hamil umumnya akan meningkat sebanyak 45% pada saat hamil. Jantung akan bekerja lebih keras karena adanya peningkatan volume darah dibandingkan normalnya agar darah bisa mengalir hingga ke seluruh tubuh, alasan mengapa tekanan darah pada ibu hamil meningkat.

Selama hamil, volume darah meningkat sebanyak 45% dari volume normal sehingga jantung akan bekerja lebih keras untuk memompa darah sehingga tekanan darah juga akan ikut meningkat. Dalam istilah kedokteran, keadaan ini disebut dengan hipertensi karena kehamilan. Tekanan darah Moms biasanya akan meningkat akibat kehamilan setelah memasuki usia kehamilan 20 minggu.

Sebenarnya hal ini tidak perlu dikhawatirkan asalkan Moms selalu menjaga kesehatan dengan menjalankan pola hidup yang sehat karena pasalnya tekanan darah akan kembali menjadi normal setelah Moms melahirkan.

Terdapat banyak faktor yang menjadi penyebab ibu hamil memiliki tekanan darah tinggi saat hamil. Umumnya kehamilan pertama membuat Moms cenderung lebih berisiko mengalami tekanan darah tinggi. Faktor lainnya yaitu mengalami obesitas, kehamilan kembar, kolesterol tinggi, memiliki riwayat hipertensi sebelum hamil, dan hamil saat usia di atas 35 tahun.

 

Jenis-Jenis Hipertensi Saat Hamil

Ada beberapa jenis hipertensi pada saat hamil yang ditentukan oleh hasil pengukuran tekanan darah. Penting untuk melakukan pengukuran sehingga mudah melakukan diagnosis dan juga mudah diketahui penyebabnya juga. Berikut beberapa jenis tekanan darah tinggi saat hamil:

  • Hipertensi kronik

Hipertensi kronik merupakan suatu kondisi di mana tekanan darah Moms meningkat dan dialami sebelum kehamilan atau pada usia 20 minggu kehamilan.

  • Hipertensi kronik dengan tambahan preeklampsia

Hipertensi ini termasuk sebuah kondisi hipertensi kronik yang memburuk dengan terjadinya peningkatan tekanan darah serta diiringi dengan adanya protein yang bocor pada urin.

  • Hipertensi gestasional

Hipertensi gestasional hanya terjadi di usia kehamilan 20 minggu atau lebih hanya saja dalam urin tidak terdapat adanya kebocoran dan tidak ada gejala kerusakan organ tubuh. Ini yang membedakannya dengan pre-eklamsia. Beberapa ibu hamil mengalami tekanan darah tinggi dan akhirnya mengalami preeklampsia.

  • Preeklampsia

Preeklampsia termasuk suatu kondisi yang baru muncul setelah 20 minggu kehamilan, disertai dengan terjadinya gejala kerusakan beberapa organ tubuh seperti hati, otak, ginjal, dan darah. Preeklampsia biasanya harus segera ditangani.

Preeklampsia juga memiliki gejala seperti rasa mual, muntah, adanya kebocoran protein dalam urin, mengalami sesak napas, penglihatan silau dan mudah kabur, bengkak terutama pada bagian tangan dan wajah, adanya gangguan fungsi hati sesuai hasil uji laboratirium, rasa mulas terutama dirasakan pada bagian tulang rusuk dan sakit kepala.

 

Bahaya Tekanan Darah Tinggi Pada Ibu Hamil

Tekanan darah tinggi saat hamil memang umum terjadi namun tetap tidak boleh diabaikan apalagi jika menunjukkan hasil tekanan darah yang sudah terlalu tinggi. Ada risiko yang harus dihadapi jika dibiarkan begitu saja yaitu:

  • Risiko kelahiran prematur

Kelahiran biasanya akan dilakukan secara caesar bahkan sebelum waktu lahir yang seharusnya dengan tujuan untuk menyelamatkan nyawa ibu dan bayi.

  • Menurunnya aliran darah ke plasenta

Pembuluh darah dalam plasenta akan mengantarkan nutrisi dan oksigen untuk janin. Maka dari itu apabila aliran darah di dalam plasenta terganggu, janin akan mendapatkan nutrisi dan oksigen yang kurang karena saluran dalam plasenta yang terganggu. Ini akan berdampak pada kelahiran bayi nantinya misalnya pada berat badannya atau lahir prematur.

  • Risiko penyakit jantung

Jika tekanan darah tinggi tidak ditangani dengan segera maka di kemudian hari dapat berisiko mengalami penyakit jantung.

  • Kerusakan organ tubuh

Tekanan darah yang terlalu tinggi dan dibiarkan begitu saja bisa menyebabkan kerusakan pada beberapa organ misalnya seperti otak, hati, jantung, dan ginjal. Maka dari itu jika tubuh sudah dirasa tidak nyaman dan ada gejala tekanan darah tinggi maka sebaiknya segera diperiksakan.

  • Terjadi abrupsio plasenta

Kondisi ini membuat plasenta lepas dari dinding rahim sebelum melahirkan yang sudah termasuk kondisi preeklampsia yang sudah komplikasi. Gejalanya yaitu adanya pendarahan hebat.

 

Mengatasi Hipertensi Ibu Hamil

  • Perhatikan pola makan

Pastikan untuk memperhatikan pola makan saat hamil baik itu mengalami tekanan darah tinggi atau tidak. Pilihan menu dan bahan makanan juga penting. Asupan yang harus Moms pilih adalah makanan yang tinggi asam lemak esensial, vitamin D, magnesium, dan kalsium karena penting dalam membantu menjaga tekanan darah tetap normal.

Makanan yang dapat dikonsumsi Moms yaitu ikan, alpukat, minyak zaitun, brokoli, kangkung, dan bayam termasuk buah-buahan seperti delima, aprikot, pir, apel, dan stroberi serta hati sapi, telur, dan keju untuk sumber vitamin D. hindari konsumsi makanan dengan kandungan garam dan gula berlebih.

  • Ikuti anjuran dokter

Dokter akan memberikan resep untuk Moms sesuai dengan kondisi. Pastikan untuk mengikuti anjuran dokter untuk menurunkan tekanan darah tinggi sekaligus tetap menjaga kondisi bayi agar tetap sehat.

  • Perhatikan gejala

Apabila kondisi ibu sedang tidak sehat diikuti dengan tekanan darah tinggi maka sebaiknya perhatikan kondisi fisik setiap harinya. Betapapun rumitnya pekerjaan itu, selalu luangkan waktu yang cukup untuk istirahat.

Memaksakan diri untuk berolahraga terlalu banyak juga dapat memperburuk kesehatan ibu sehingga lakukan dalam batas wajar saja. Oleh karena itu, ketika Anda terlalu stres, Anda akan sering merasa pusing, kehilangan konsentrasi dan mulai kehilangan kendali, berikan waktu yang cukup bagi tubuh Anda untuk beristirahat.

  • Jangan lupa olahraga

Olahraga merupakan salah satu hal untuk menjaga tekanan darah dan kesehatan tubuh terutama untuk mencegah terjadinya penyumbatan darah di tubuh. Otot tubuh akan terasa lebih kaku dan kondisi akan menjadi lebih buruk apabila terjadi penyumbatan di pembuluh darah.

Tidak perlu memaksakan diri untuk melakukan olahraga berat, cukup lakukan olahraga minimal 30 menit setiap hari dengan intensitas ringan namun ini juga perlu anjuran dari dokter. Apabila dokter menyuruh istirahat maka ikuti anjuran namun tetap tanyakan olahraga apa yang boleh dilakukan agar aman untuk tubuh dan janin.

  • Hindari asap rokok dan minuman beralkohol

Merokok memang dapat memberikan efek negatif pada moms dan janin namun perokok pasif atau yang menghirup asap rokok juga memiliki efek negatif yang lebih buruk apalagi jika memiliki darah tinggi saat hamil. Merokok dan perokok pasif dapat berdampak negatif pada wanita hamil. Apalagi jika Anda memiliki riwayat hipertensi. Meminum alkohol juga dapat menjadi penyebab hipertensi.

Dr. Brown's botol susu wide neck
Apa itu Dr. Brown's Options™ Bottle?
Tips Menyendawakan Bayi
Lifestyle_Gia_Blue_Elephants_O16A1167
5 Tips Memilih Kantong ASI Terbaik 2019