Penyebab dan Mengatasi Desentri pada Bayi

Desentri pada bayi menjadi masalah yang cukup serius untuk bayi. Moms yang mendapati bayi mengalami diare yang disertai dengan darah, agaknya perlu tahu cara mengatasinya sekaligus moms juga perlu tahu beberapa penyebabnnya. Salah satunya, yang mesti moms lakukan adalah terus memberikan si kecil cairan. Jika si kecil masih menyusu, teruslah berikan ASI agar tubuhnya tidak kekurangan cairan yang bisa menyebabkan dehidrasi pada bayi. Atau, jika bayi sudah diberi makanan tambahan, moms bisa memberinya air putih dan ASI secara bergantian. Sebenarnya apa yang terjadi pada tubuh bayi yang mengalami desentri? Apa penyebabnya? Dan Bagaimana cara mengatasinya?

 

Mengetahui Lebih Dekat Desentri pada Bayi

Desentri pada bayi disebabkan oleh infeksi yang dialami oleh saluran pencernaan. Infeksi pada usus bayi menimbulkan reaksi diare yang disertai dengan nanah atau darah. Ada juga beberapa bayi yang langsung muntah ketika asupan masuk dalam tubuhnya. Jika sudah parah, bayi akan mengalami diare dan muntah secara bebarengan. Paling sering, infeksi yang menyebabkan desentri tersebut disebabkan oleh bakteri. Tetapi, ada juga beberapa kasus terutama di negara berkembang, infeksi disebabkan oleh amoeba. Desentri kerap kali menyerang bayi karena sistem imun bayi yang belum sempurna sehingga saat infeksi menyerang pada saluran pernapasannya, reaksi akan langsung muncul.

 

Jenis Desentri pada Bayi

  1. Desentri Bakteri

Bakteri yang paling sering menyerang saluran pencernaan bayi dan menyebabkan desentri adalah bakteri shigella. Saat bakteri masuk ke dalam saluran pencernaan, bayi tidak akan langsung sakit. Tubuhnya akan bereaksi saat infeksi sudah berjalan selama 7 hari. Ketika saluran pencernaan sudah terinfeksi, bayi akan mengalami gejala diare yang sering. Lambat laun diare akan berkurang volumenya tetapi akan membuat bayi merasa kesakitan. Jika infeksi bakteri semakin parah, bayi akan mengalami demam tinggi di atas 38 derajat, sering muntah dan diarenya juga sudah bercampur lendir dan darah.

  1. Desentri Amoeba

Seperti namanya, desentri amoeba ini disebabkan oleh makhluk mungil yang memiliki satu sel yaitu amoeba. Desentri amoeba ini biasanya terjadi pada bayi yang ada di luar negeri yang daerhanya masuk dalam daerah beriklim tropis. Pada saat amoeba masuk, saluran pencernaan tidak akan langsung merasa sakit. Sakit akan dirasakan setelah 10 hari amoeba bersarang dalam usus. Ketika desentri amoeba sudah menyerang, bayi akan mengalami diare disertai darah atau lendir, muntah, mual, demam tinggi hingga hilangnya nafsu makan. Lebih menyedihkannya lagi, kadang bayi tidak menampakkan gejala. Tetapi lewat tinjanya, amoeba akan menular lewat sanitasi yang buruk.

 

Penularan Disentri Amoeba

1.Lewat Makanan

Disentri amoeba memang menyerang pada usus bayi. Tetapi penularan penyakit ini bisa lewat beberapa faktor salah satunya makanan. Amoeba adalah makhluk yang begitu mungil sehingga moms tidak akan bisa melihatnya dengan mata telanjang. Misalkan, ada penderita disentri amoeba dan kebetulan ia sedang makan. Amoeba yang menyebar bisa saja menempel pada makanan dan makanan tersebut dimakan oleh bayi. Maka dari itu, berhati hatilah saat memberi makan pada si kecil. Lebih baik membuatnya sendiri di rumah supaya dapat meminimalisir bahaya dari amoeba.

  1. Lewat Air

Amoeba juga mungkin hinggap ada air. Air yang mengalir membuat amoeba lebih cepat berpindah tempat. Jika tidak sengaja air diminum atau dibuat mandi oleh bayi, amoeba pun masuk dalam tubuhnya dan bersarang dalam saluran pencernaannya. Tak ada salahnya, ketika moms membawa bayi dan ingin memandikannya, jangan memandikannya di sembarang tempat supaya bayi terbebas dari amoeba. Atau mungkin moms ingin memberi bayi minum karena haus. Lebih baik moms memberinya minum ASi daripada moms memberi air putih yang tak tahu dari mana asalnya. Terutama saat moms berada di luar negeri.

  1. Lewat Sanitasi yang Buruk

Penyebaran disentri pada bayi terutama disentri amoeba paling sering terjadi karena sanitasi yang buruk. Namanya sanitasi tentunya rentan sekali dengan yang namanya bakteri. Sanitasi juga lembab sehingga amoeba bisa dengan cepat berkembang biak. Apabila, ketika moms di luar negeri dan moms harus menggunakan toilet umum, maka moms perlu berhati hati. Toilet adalah tempat yang digunakan orang banyak. Apabila moms tidak bisa menjaga kebersihan dengan baik, seperti lupa cuci tangan setelah di kamar mandi, hal sederhana tersebut dapat membuat amoeba menempel pada tubuh dan akhirnya juga masuk pada pencernaan bayi.

 

Cara Dokter Mengobati Bayi yang Desentri

  1. Bertanya pada Pasien

Moms, bayi yang mengalami desentri tak boleh dibiarkan begitu saja. Moms bisa membawanya langsung ke dokter supaya bayi tidak mengalami dehidrasi dan juga dapat segera mendapatkan penanganan. Sesampainya di hadapan dokter, dokter akan menanyai moms seputar perihal sakit yang dialami bayi. Dokter meminta moms menceritakan apa yang terjadi pada bayi. Moms sebagai pasien, tak usah malu atau ragu. Berceritalah sesuai dengan apa yang sesungguhnya terjadi agar dokter bisa mendiagnosa penyakit dengan tepat.

  1. Mendiagnosa Gejala Desentri

Dari apa yang dikemukakan oleh moms, nantinya dokter bisa melihat beberapa gejala disentri yang sudah terlihat seperti diare terus menerus dan terkadang juga dibarengi lendir dan juga darah, merasa mual, muntah, mengalami demam tinggi, adanya pendarahan pada rektum, menurunnya nafsu makan dan penurunan nafsu makan pada bayi. Setidaknya, jika ada beberapa gejala tersebut pada bayi, dokter bisa memastikan bahwa itu adalah desentri. Namun, jika gejala tak nampak, dokter pun akan melakukan tindakan selanjutnya.

  1. Melakukan Tes Darah

Ketika dokter merasa bahwa bayi tidak menampakkan gejala desentri baik itu disentri bakteri atau amoeba, dokter tak bisa langsung mengatakan bahwa bayi tidak terjangkit penyakit tersebut. Dokter akan segera melakukan tes darah pada bayi. Dokter akan mengambil sample darah pada bayi dan menelitinya di laboratorium. Moms pun haruslah bersabar menunggu hasil test darah keluar. Dari sample darah, dokter akan dapat mengetahui apakah darah bayi sudah terjangkit bakteri, amoeba atau tidak untuk memastikan adanya infeksi saluran pencernaan.

  1. Melakukan Test Tinja

Selain melakukan tes darah untuk mengetahui desentri pada bayi, dokter juga akan melakukan test lain yaitu test tinja. Seperti yang moms ketahui bahwa desentri dapat ditularkan lewat tinja. Ketika saluran pencernaan mengalami infeksi, maka kotoran yang keluar pun juga akan ikut terjangkit amoeba. Jika dalam test tersebut, tinja dikatakan positive mengandung amoeba atau bakteri, maka dokter bisa memberikan pengobatan yang sesuai.

  1. Melakukan Pengobatan

Bayi yang sudah mengalami desentri tentunya membutuhkan antibiotik karena jika infeksi karena bakteri tidak akan sembuh apabila tidak diberi antibiotik dan resiko menularkan akan semakin besar. Selain pemberian antibiotik, dokter juga akan memberikan tambahan cairan supaya bayi tidak mengalami dehidrasi. Apabila bayi sudah mulai bisa makan, dokter juga akan memberikan makanan yang bisa membuat perutnya nyaman. Yang namanya desentri pada bayi akan membuat bayi anoreksia sehingga dibutuhkan makanan yang pas agar saluran pencernaanya bisa menerima dengan baik. Dengan begitu, desentri akan segera disembuhkan.

Dr. Brown's botol susu wide neck
Apa itu Dr. Brown's Options™ Bottle?
Tips Menyendawakan Bayi
Lifestyle_Gia_Blue_Elephants_O16A1167
5 Tips Memilih Kantong ASI Terbaik 2019