BAB pada Bayi

Feses pada bayi merupakan salah satu tanda apakah bayi sedang dalam keadaan sehat maupun tidak. Sehingga Moms harus sering memantau popok si Kecil supaya mengetahui perkembangan kesehatannya. Moms bisa rajin memantau bagaimana bentuk feses si Kecil, bagaimana frekuensi BAB nya, normal atau tidak BAB nya, hingga apakah si Kecil mengalami diare.

 

Mengenali Bentuk dan Warna Feses pada Bayi

Tiga hal yang merupakan penentu mengenai normal atau tidaknya feses pada bayi, yakni usia bayi, pemberian ASI atau susu formula pada bayi, dan sudahkah bayi mendapatkan MPASI. Bentuk dan warna feses pada bayi berbeda-beda menyesuaikan dengan perkembangan usianya sebagai berikut.

  • Feses bayi yang baru lahir

Pada umumnya, feses bayi yang baru lahir biasanya berbentuk lengket, mirip seperti tar, dan warnanya hijau kehitaman. Bentuk feses tersebut disebut dengan mekonium yang terbuat dari cairan ketuban, sel-sel kulit, berlendir, serta berbagai zat sisa atau kotoran yang dihasilkan dari hasil pembuangan bayi ketika masih di dalam rahim.

 

Mekonium tersebut normalnya baru dikeluarkan dari tubuh bayi ketika mulai mengkonsumsi asupan makanan pertamanya. Feses normal pada bayi berusia 2-4 hari warnanya terlihat hijau muda dengan konsistensi sedikit lengket. Feses seperti itu termasuk normal karena bayi mulai mencerna susu formula atau ASI dalam saluran pencernaannya.

 

Apabila Moms memberikan ASI, maka frekuensi BAB akan semakin berkurang menyesuaikan perkembangan usia bayi. Hal tersebut disebabkan ASI telah diserap oleh tubuh dengan sempurna sehingga tidak terdapat sisa pembuangan. Sehingga Moms tidak perlu khawatir dengan kondisi tersebut.

 

  • Feses bayi yang mengkonsumsi susu formula

Konsistensi feses bayi yang mengkonsumsi susu formula berbentuk seperti selai kacang atau pasta. Warna fesesnya biasanya hijau cokelat, sawo matang cokelat, atau kuning cokelat. Bau fesesnya juga lebih tajam dibandingkan dengan feses bayi yang mengkonsumsi ASI.

 

  • Feses bayi yang mengkonsumsi ASI

Warna feses pada bayi yang minum ASI bisa menjadi patokan apakah bayi sudah minum ASI secara cukup maupun tidak. Berikut warna feses dari bayi yang minum ASI:

 

  • Warna kuning

Bayi yang cukup minum ASI biasanya warna fesesnya kuning. Warna kuning tersebut menjadi tanda bahwa bayi cukup minum hindmilk. Hindmilk merupakan susu yang memiliki banyak kandungan lemak sehingga bayi merasa kenyang seharian dan mendapatkan energi yang cukup.

 

  • Warna hijau terang dan berbusa

Bayi yang banyak minum foremilk biasanya warna fesesnya hijau terang dan berbusa. Foremilk merupakan susu yang memiliki kandungan kalori rendah yang keluar ketika si Kecil meminum ASI pertama kalinya. Bayi yang hanya minum hingga foremilk saja membuat bayi tidak cukup kenyang.

 

  • Feses bayi yang mengalami alergi atau infeksi

Bayi yang mengalami gangguan alergi atau infeksi pada saluran pencernaan biasanya warna fesesnya terlihat berlendir dan berwarna hijau. Bayi dengan produksi air liur berlebih juga menjadi penyebab feses berlendir. Hal tersebut disebabkan karena lendir tidak bisa dicerna dalam tubuh sehingga muncul pada feses.

 

  • Feses bayi yang mengalami diare

Konsistensi feses pada bayi yang mengalami diare biasanya berbentuk cair dengan berbagai variasi warna seperti hijau, cokelat, hingga kuning dan biasanya feses dari diare kerap keluar dari popok. Moms harus segera menghubungi dokter jika si Kecil mengalami diare di usia kurang dari 3 bulan. Bayi yang minum ASI biasanya lebih kecil resikonya mengalami diare.

 

Tanda Bayi Mengalami Konstipasi

Konstipasi atau sembelit merupakan salah satu gangguan pencernaan pada bayi. Biasanya konstipasi jarang terjadi pada bayi yang mengonsumsi ASI secara eksklusif. Akan tetapi hal tersebut tidak bisa menjadi patokan. Selain itu, bayi rentan mengalami konstipasi ketika mulai mengonsumsi makanan pendamping ASI atau MPASI. Berikut beberapa tanda jika bayi mengalami konstipasi:

  • Bayi menolak ketika diberi ASI atau bayi terlihat tidak mempunyai keinginan untuk menyusu.
  • Bayi jarang BAB, hanya BAB kurang dari dua kali saja dalam seminggu.
  • Feses susah keluar karena feses kering dan keras.
  • Perut bayi terasa lebih keras ketika disentuh.
  • Bayi terlihat kesulitan dan tidak nyaman ketika sedang BAB.

 

Pertolongan Pertama Saat Bayi Mengalami Konstipasi

Ketika bayi mengalami konstipasi, Moms bisa mencoba memberikan pijatan lembut di area perut si Kecil. Kemudian, Moms juga bisa memandikan si Kecil dengan air hangat supaya si Kecil merasa nyaman. Apabila si Kecil sudah mulai mengkonsumsi MPASI, Moms bisa mencampurkan makanan kaya serat seperti buah-buahan dan sayuran ke dalam MPASI si Kecil.

 

Makanan Penyebab Konstipasi pada Bayi

Jika si Kecil sudah mulai mengonsumsi makanan MPASI, maka Moms harus selalu memperhatikan asupan makanannya, jangan sampai terlalu berlebihan. Beberapa makanan penyebab konstipasi pada bayi yang sudah MPASI antara lain pisang, sereal beras, produk susu, dan makanan cepat saji. Selain faktor makanan, bayi yang mengalami konstipasi bisa disebabkan karena kurangnya asupan cairan.

 

Frekuensi BAB pada Bayi

Bayi yang jarang BAB bukan berarti bayi sedang mengalami konstipasi atau sembelit. Moms hanya perlu memantau frekuensi BAB pada bayi supaya mengetahui apakah termasuk normal atau tidak.

  • Frekuensi BAB bayi ketika diare

Moms perlu curiga ketika si Kecil tiba-tiba BAB lebih cair dan dalam jumlah yang lebih banyak daripada biasanya. Bayi yang mengalami diare biasanya BAB dengan intensitas yang lebih sering yakni tiga kali atau lebih dalam satu hari dengan konsistensi feses yang sangat cair.

 

Diare ringan ditandai dengan BAB 2-5 kali sehari, diare sedang 6-9 kali sehari, diare parah lebih dari 10 kali sehari. Gejala diare pada bayi bisa dilihat dari bayi yang mengalami demam, sakit, dan tidak nafsu makan. Feses berbau menyengat, dan mengandung darah atau lendir.

 

  • Frekuensi BAB bayi ketika sembelit

Bayi yang mengalami sembelit bisa dilihat saat bayi kesulitan atau tidak nyaman saat BAB. Fesesnya kering, keras, berdarah, dan warnanya hitam untuk bayi berusia lebih dari seminggu. Frekuensinya berubah-ubah sesuai perubahan pola makan dan usia bayi. Bayi yang mengalami sembelit biasanya BAB kurang dari sekali selama 5-10 hari.

 

  • Frekuensi BAB bayi yang normal

Frekuensi BAB bayi dalam masa meconium biasanya sebanyak 4-5 kali sehari. Warna fesesnya hijau kehitaman atau gelap dalam 2-3 hari pertama. Frekuensi BAB bayi yang mengkonsumsi ASI eksklusif normalnya 2-5 kali sehari. Sementara itu untuk bayi yang mengkonsumsi susu formula biasanya BAB 3-4 kali sehari.

 

BAB pada bayi bisa menjadi salah satu tanda adanya gangguan kesehatan pada bayi. Oleh karena itu, Moms harus selalu memantau segala hal yang berkaitan dengan BAB bayi seperti bagaimana frekuensinya, seperti apa warna dan konsistensi BAB nya, hingga apa saja makanan yang diberikan pada bayi. Moms juga harus mengetahui tanda-tanda bayi mengalami sembelit dan cara mengatasinya.

Dr. Brown's botol susu wide neck
Apa itu Dr. Brown's Options™ Bottle?
Tips Menyendawakan Bayi
Lifestyle_Gia_Blue_Elephants_O16A1167
5 Tips Memilih Kantong ASI Terbaik 2019