Mengatasi Kontraksi Pada Ibu Hamil

Ketika hamil, setiap ibu akan merasa bahagia dan berdebar-debar untuk menantikan hari dimana Si Kecil lahir di dunia. Terkadang, ada beberapa ibu yang merasa khawatir mengenai perubahan dan tanda-tanda di tubuhnya sebelum masa persalinan. Salah satu tanda yang paling sering terjadi yaitu kontraksi yang cukup sering terjadi.

Jenis Kontraksi yang Dialami Ibu Hamil

Pada dasarnya, selama masa kehamilan ibu hamil akan mengalami kontraksi yang tidak bisa dihindari. Kondisi ini terkadang terjadi dalam masa-masa tertentu dengan tanda yang berbeda. Selain itu, kontraksi pun datang dalam beberapa jenis, seperti:

  • Kontraksi Palsu

Jenis kontraksi pertama yang paling sering dialami oleh ibu hamil adalah kontraksi palsu. Sesuai dengan namanya, kontraksi ini terjadi seolah-olah Moms akan melahirkan namun sebenarnya tidak ada apa-apa. Dalam dunia medis, kondisi ini seringkali disebut sebagai Braxton Hicks. Kondisi ini umumnya terjadi ketika ibu sudah memasuki usia kehamilan sekitar 32 hingga 34 minggu.

Untuk gejalanya sendiri, Moms akan merasakan beberapa perubahan dalam tubuh seperti kram yang hampir mirip dengan kondisi sebelum terjadi menstruasi. Selain itu, perut Moms juga terkadang akan terasa begitu nyeri sehingga tidak memiliki tenaga untuk melakukan aktivitas apapun.

Apabila kontraksi ini terjadi, maka Moms bisa mencoba untuk meringankan gejalanya dengan membuat tubuh merasa senyaman mungkin. Hal itu bisa dilakukan dengan berendam menggunakan air hangat atau melakukan relaksasi diri agar gejalanya bisa hilang sendiri. Akan tetapi, apabila kontraksi ini tetap terjadi maka kemungkinan besar Moms akan segera melahirkan.

  • Kontraksi Dini

Jenis kontraksi selanjutnya yaitu kontraksi dini. Kontraksi yang satu ini dapat terjadi ketika Moms masih berada pada usia kehamilan awal, yakni sekitar trimester pertama. Apabila Moms merasa perut tiba-tiba terasa kencang meskipun masih hamil selama beberapa minggu, maka tidak perlu khawatir sebab hal ini wajar terjadi.

Kondisi ini seringkai disebabkan karena tubuh Moms masih memerlukan proses penyesuaian terlebih dahulu karena belum terbiasa membawa janin di dalam tubuh. Kontraksi dini seringkali disebabkan karena jaringan ikat yang berada di daerah sekitar rahim menjadi regang, yang mana hal tersebut membuat tubuh menjadi kekurangan cairan dan ada permasalah lain yang mengganggu.

Karena itulah, kondisi ini tidak akan menimbulkan perubahan yang berbahaya terhadap tubuh ataupun janin. Akan tetapi, apabila kontraksi dini tidak segera berakhir maka tidak ada salahnya apabila Moms memutuskan untuk berkonsultasi dengan dokter agar segera mencari tahu penyebab hal tersebut.

  • Kontraksi Inersia

Kontraksi inersia umumnya dialami oleh ibu hamil yang memang sebelumnya mengalami permasalahan dengan siklus kehamilan atau kondisi tubuhnya memang lemah dan tidak sesuai dengan fase kehamilan normal. Ibu hamil yang tubuhnya tidak cukup menunjang tentunya tidak akan sanggup untuk membawa janin yang bisa membuat tubuhnya mengalami perubahan drastis.

Karena hal tersebut, kontraksi inersia lebih sering ditemukan pada ibu yang memiliki kelainan fisik atau memang memiliki riwayat penyakit tertentu seperti anemia, pendek, hepatitis, dan lain-lain. Kondisi ini terdiri atas beberapa tingkatan yang disesuaikan dengan gejala yang dihasilkan.

Tingkatan kontraksi inersia yaitu tingkatan sekunder dan primer. Kontraksi inersia sekunder memiliki arti bahwa kontraksi yang dialami oleh tubuh terasa sangat kuat namun tiba-tiba kondisi tersebut menghilang secara tiba-tiba. Selanjutnya ada kontraksi inersia primer, yang mana ibu hamil tidak mengalami kontraksi sama sekali ketika sedang ingin melahirkan.

  • Kontraksi Persalinan

Berbeda dengan kontraksi lainnya, inilah jenis kontraksi yang sesungguhnya dan menjadi tanda utama bahwa ibu akan segera membawa Si Kecil lahir ke dunia. Kontraksi persalinan sudah sepatutnya dialami oleh ibu hamil dan umumnya kondisi ini terjadi selama 10 menit dan berlangsung sebanyak 3 kali.

Kondisi tersebut terjadi secara bervariasi, tergantung dengan kondisi tubuh yang dimiliki oleh ibu hamil. Kontraksi persalinan ditandai dengan pecahnya air ketuban, keluar lendir yang tercampur dengan darah, dan dorongan yang kuat untuk mengejan. Apabila kondisi ini terjadi, maka segeralah memanggil dokter atau pergi ke rumah sakit untuk melahirkan.

  • Kontraksi Ketika Berhubungan Intim

Ketika pertama kali menjadi ibu hamil, dokter kandungan umumnya akan memberi nasihat pada pasangan orang tua untuk tidak berhubungan intim terlebih dahulu sampai usia kehamilannya sudah sampai pada bulan 4.  Meskipun tidak sepenuhnya benar, namun nasihat tersebut benar adanya karena berhubungan intim dapat membuat ibu mengalami kontraksi.

Hal itu dikarenakan sperma memiliki kandungan hormon prostaglandin. Hormon yang satu ini mampu membuat rahim mengalami kontraksi, bahkan pada beberapa kasus dapat membuat bayi lahir prematur atau ibu mengalami keguguran.

Gejala Kontraksi

Ada beberapa gejala umum yang biasanya akan dialami oleh ibu hamil ketika merasakan adanya kontraksi. Beberapa gejala tersebut yaitu:

  • Muncul perasaan nyeri yang cukup kuat pada daerah pinggul atau pinggang ibu hamil.
  • Perasaan nyeri tersebut semakin lama akan semakin sering terjadi dengan durasi yang lama pula.
  • Terkadang tidak bisa diprediksi kapan waktu terjadi atau kapan kontraksi tersebut bisa hilang secara otomatis.
  • Ibu merasa sangat kelelahan setelah melakukan aktivitas tertentu yang membuat tubuh tidak berenergi lagi.

Tips untuk Mengatasi Kontraksi

Sebenarnya, kontraksi yang terjadi secara normal dapat diatasi dengan mengatur nafas secara tepat dan jangan terlalu panik ketika hal tersebut terjadi. Teknik pernafasan memang sangat efektif untuk membantu ibu agar merasa sedikit nyaman dan gejala kontraksi pun bisa berkurang sedikit demi sedikit.

Moms bisa mempelajari teknik tersebut dengan mengikuti kelas prenatal yang sudah ada di banyak tempat. Selain itu, berkonsultasi sesering mungkin dengan dokter kandungan juga menjadi hal yang paling tepat agar Moms tidak merasa khawatir ketika terjadi kontraksi dalam waktu yang tidak diperkirakan sebelumnya.

Hal yang Menyebabkan Kontraksi

Seperti yang sebelumnya sudah dijelaskan, kontraksi bisa terjadi ketika tubuh merasa terlalu lemah atau Moms melakukan hubungan intim bersama pasangan dalam waktu yang dilarang oleh ahli kesehatan. Tidak hanya itu, namun ada beberapa hal lain yang menyebabkan kontraksi terjadi, seperti:

  • Otot rahim cenderung tak terasa oleh ibu, dan ketika hamil maka otot tersebut akan semakin membesar sehingga terjadi kontraksi.
  • Otot rahim tiba-tiba meregang agar janin dapat menyesuaikan dirinya sehingga bisa lahir dengan lancar. 

Apa yang Harus Dilakukan Jika Mengalami Kontraksi Palsu

Kontraksi palsu dapat menjadi hal yang cukup mengganggu sebab Moms tidak akan bisa beraktivitas seperti biasanya. Namun, tidak perlu khawatir sebab Moms bisa melakukan beberapa hal ini agar kontraksi segera menghilang:

  • Berjalan secara perlahan selama beberapa saat
  • Istirahat yang cukup dan usahakan tidak merasa lelah
  • Pijat secara perlahan
  • Konsumsi air putih dalam jumlah banyak

Begitulah beberapa hal yang bisa Moms lakukan jika mengalami kontraksi. Karena kondisi ini cukup membuat tubuh merasa nyeri, penting untuk mengetahui cara yang tepat dan aman agar tubuh bisa kembali ke dalam keadaan semula.

 

 

Dr. Brown's botol susu wide neck
Apa itu Dr. Brown's Options™ Bottle?
Tips Menyendawakan Bayi
Lifestyle_Gia_Blue_Elephants_O16A1167
5 Tips Memilih Kantong ASI Terbaik 2019