Frekuensi Menyusu Berkurang, Bahayakah?

Frekuensi menyusu berkurang pada bayi sebenarnya adalah hal yang cukup wajar terjadi. Meski demikian tidak bisa diabaikan begitu saja karena frekuensi yang menurun bisa menyebabkan gangguan. Salah satunya adalah kecukupan gizi yang tidak bisa terpenuhi.

Meski demikian ada kondisi lain yang menyebabkan frekuensi menyusu turun. Salah satunya adalah anak yang sudah mendapatkan makanan pendamping ASI atau MPASI. Jadi kecukupan gizinya tidak akan sepenuhnya didapatkan dari ASI. Jadi frekuensinya kemungkinan akan menurun.

Penyebab Frekuensi Menyusu Berkurang

Penyebab frekuensi menyusu turun ada banyak. Untuk mengetahuinya, Moms bisa menggunakan beberapa poin yang tersaji di bawah ini.

·        Kondisi Anak Sedang Stres

Frekuensi menyusu yang berkurang bisa dipicu oleh kondisi anak yang sedang mengalami stres. Meski masih bayi ternyata mereka juga bisa mengalami stres karena beberapa hal. Salah satunya adalah lingkungan yang sangat tidak nyaman untuk mereka tidur.

Bisa ruangan tempat mereka tidur terlalu panas sehingga anak menjadi rewel. Apabila hal ini terus dilakukan maka anak akan semakin stres dan akhirnya tidak mau menyusu atau frekuensinya menjadi berkurang seiring dengan berjalannya waktu.

·        Mengalami Sakit

Tidak bisa dipungkiri lagi jika bayi sangat rentan sekali terhadap sakit karena daya tahan tubuhnya masih tidak sempurna. Sakit meski sangat ringan seperti demam pasca imunisasi juga bisa menyebabkan mereka menjadi tidak nyaman dan akhirnya lebih memilih untuk menangis.

Kondisi ini membuat anak jadi sulit sekali untuk menyusu dan mendapatkan ASI dalam jumlah yang tepat. Bahkan frekuensi menyusu mereka akan berkurang seiring dengan berjalannya waktu. Namun akan kembali lagi setelah rasa sakit itu hilang.

Disarankan untuk mengetahui terlebih dahulu Apa yang menyebabkan anak mengalami sakit. Apabila sudah sembuh biasanya nafsu makan mereka akan naik dengan sendirinya dan sekresi menyusu juga akan membaik.

·        Tumbuh Gigi

Saat menyusu ASI biasanya anak akan menggunakan busi mereka untuk menggigit. Hal ini bisa merangsang pertumbuhan gigi meski saat gusi Ini akhirnya bengkak karena akan tertembus gigi anak menjadi rewel. Bahkan mereka juga bisa mengalami demam ringan.

Saat mengalami tumbuh gigi anak akan malas untuk menyusu karena saat menggunakan giginya mereka merasa tidak nyaman. Hal ini bisa terjadi saat mereka menyusu pada payudara ataupun menggunakan untuk memperoleh ASI yang sudah dipompa.

Ada baiknya untuk menyembuhkan terlebih dahulu rasa tidak nyaman atau nyeri yang dimiliki oleh anak. Selanjutnya mereka akan kembali sehat dan frekuensi menyusu bisa kembali seperti biasa. Selalu cek kondisi mulut dari anak secara berkala mulai dari usia 6 bulan.

·        Sering Pakai Botol

Frekuensi menyusu berkurang bisa terjadi karena Moms sering sekali memberi Si Kecil ASI di dalam botol susu. Meski hal ini bisa diberikan karena stok ASI yang ada di payudara harus dikeluarkan. Jika dilakukan terus-menerus bisa membuat anak menjadi ketergantungan.

Anggap saja anak sudah mulai terbiasa dengan menggunakan botol dan juga dot. Saat akan diberi ASI mereka akan menjadi malas dan akhirnya frekuensi menyusu menjadi berkurang. Untuk itu hanya berikan botol saat diperlukan saja selebihnya harus menyusu secara langsung.

·        Mengalami Trauma

Anak juga bisa mengalami trauma atau takut menyusu karena apa yang sudah dilakukan oleh orang tuanya. Misal anak menjadi takut saat mereka menggigit payudara lalu orangtuanya berteriak atau memarahinya. Ini akan membuat mereka jadi malas untuk menyusu.

Itulah kenapa sangat disarankan untuk lebih menjaga sikap saat memberikan ASI secara eksklusif. Apabila anak sudah mengalami trauma akan sulit bagi mereka mendapatkan akses secara langsung bahkan frekuensinya bisa menurun.

·        ASI Sulit Keluar

Bayi 3 bulan frekuensi menyusu berkurang menjadi hal yang harus diperhatikan dengan baik oleh Moms. Pasalnya pada usia ini harusnya frekuensi menyusu jadi semakin sering dan asing yang diserap juga semakin banyak. Apabila hal ini muncul maka ada beberapa kemungkinan yang terjadi.

Salah satunya adalah ASI yang sulit sekali keluar. Saat bayi berusaha menyerang ASI tetapi dari payudara tidak keluar maka mereka akan mengalami stres. Akhirnya mereka Jadi malas untuk menyusu padahal hal ini sangat penting untuk tumbuh kembang mereka.

Apabila hal ini yang terjadi maka orang tua harus memperhatikannya dengan baik. Pastikan sebelum memberikan ASI selalu mengecek terlebih dahulu apakah cadangan ASI yang ada di dalam payudara dalam jumlah banyak atau malah tidak ada sama sekali.

Apakah Akan Berbahaya?

Bahaya atau tidaknya tergantung dengan kondisi dari bayi itu sendiri. Selama Si Kecil masih bisa mendapatkan asupan lain selain ASI tentu tidak akan menjadi masalah. Namun jika malah mengalami penurunan berat badan perlu diperhatikan dengan baik. Untuk itu lakukan beberapa hal di bawah ini.

·        Periksa Area Mulut

Selalu periksa area mulut terlebih dahulu sebelum memberikan ASI. Terlebih sebelumnya anak mulai mengalami rewel dan penurunan frekuensi menyusu semakin terlihat jelas.

Pemeriksaan area mulut ini untuk melihat apakah ada gangguan di area itu seperti gigi yang tumbuh atau masalah lain seperti sariawan di area bibir.

·        Memberikan ASI di Tempat yang Nyaman

Selalu memberikan ASI di tempat yang nyaman seperti di dalam kamar yang dingin atau di manapun selama membuat anak tidak rewel. Apabila menyusu di tempat yang tidak diinginkan maka anak akan malas dan akhirnya lebih memilih mogok.

·        Membiasakan Anak

Biasakan anak untuk menyusu secara langsung dengan payudara. Apabila dibiasakan kemungkinan mereka mogok untuk menyusu akan rendah sehingga kecukupan nutrisinya akan terpenuhi seiring dengan berjalannya waktu.

·        Melakukan Konsultasi dengan Dokter

Melakukan konsultasi pada dokter apabila berbagai hal sudah dilakukan tetapi frekuensi menyusui anak masih menurun. Bahkan makanan pendamping ASI juga tidak bisa masuk karena selalu dimuntahkan oleh anak.

·        Tambah Asupan Nutrisi pada Ibu

Selalu tambah asupan nutrisi pada ibu yang sedang menyusui. Semakin banyak makanan yang dikonsumsi setiap hari, jumlah ASI yang nantinya keluar akan semakin banyak. Hal ini akan membuat bayi sangat senang dan menghindari terjadinya stres.

Moms bisa mengonsumsi makanan apapun selama itu sehat. Selanjutnya nutrisi yang masuk dalam jumlah banyak itu akan keluar dalam bentuk ASI dan akhirnya akan diterima oleh bayi.

Frekuensi menyusu berkurang bisa saja normal ataupun tidak normal pada bayi yang Moms miliki. Itulah kenapa harus diperhatikan dengan baik apa yang terjadi pada bayi tersebut. Apabila frekuensi menurun tetapi makanan pendamping ASI masuk dalam jumlah yang banyak tentu tidak perlu khawatir.

Namun jika frekuensi menyusu menurun tetapi makanan pendamping ASI juga tidak bisa masuk dalam jumlah banyak maka harus dicurigai. Moms harus segera membawanya ke dokter untuk mengetahui apakah Si Kecil sedang sakit atau tidak.

Untuk menunjang kesehatan disarankan untuk memberikan makanan pendamping ASI lain seperti susu formula meski jumlahnya harus dibatasi. Pemberian susu ini bisa menggunakan botol susu anti kolik dengan kualitas yang baik dari Dr. Brown’s. Botol ini memiliki kemampuan untuk mencegah tersedak hingga menghindari terjadinya kolik.

Jadi perhatikan dengan baik apa yang dialami oleh bayi. Selama anak masih mendapatkan asupan yang seimbang, tidak perlu khawatir. Sebaliknya jika anak sampai mengalami penurunan berat badan segera konsultasikan dengan dokter anak.

 

Dr. Brown's botol susu wide neck
Apa itu Dr. Brown's Options™ Bottle?
Tips Menyendawakan Bayi
Lifestyle_Gia_Blue_Elephants_O16A1167
5 Tips Memilih Kantong ASI Terbaik 2019